NADIRSYAH HOSEN
Kolomnis
Malam ini langit terasa luas sekali, seperti buku diary rahasia yang ditulis dengan tinta cinta. Anginnya pun berembus lembut, seolah membisikkan kasih sayang yang turun perlahan ke hati kita. Rasanya seperti firman-Nya yang menenangkan:
“Katakanlah: Wahai hamba-hamba-Ku yang telah melampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah berputus asa dari rahmat Allah. Sungguh, Allah mengampuni dosa-dosa semuanya.” (QS. Az-Zumar: 53).
Baca Juga
Mengejar Mahkota, Melupakan Fitrah
Ayat ini seperti pintu yang tak tampak oleh mata, tapi sangat terasa oleh jiwa—pintu cinta yang selalu terbuka menunggu kita.
Dalam hadis qudsi, Allah berfirman:
“Siapa yang mendekat kepada-Ku sejengkal, Aku akan mendekat kepadanya sehasta… Siapa yang datang berjalan, Aku akan datang berlari.” (HR. Bukhari dan Muslim).
Indah, bukan? Setiap langkah kecil kita untuk kembali pada-Nya tak akan pernah disia-siakan. Setiap doa, air mata, dan istighfar adalah ketukan lembut di pintu langit—dan Allah selalu menyambut dengan kasih tak bertepi. Kadang pintu itu terbuka di sunyi malam, saat kita bermunajat sendirian. Kadang ia hadir lewat sabar yang nyaris habis, atau lewat keikhlasan memberi. Kadang juga melalui kebaikan kecil yang memudahkan hidup orang lain.
Ingat kisah pemuda yang membunuh 99 orang? Ia merasa telah terlalu jauh, tapi ketika ia sungguh ingin bertobat, Allah bukakan jalan. Bahkan ketika ajal menjemputnya di tengah perjalanan menuju tempat yang baik, Allah perintahkan malaikat mengukurnya—dan karena ia lebih dekat ke arah kebaikan, ia pun diampuni. (HR. Bukhari dan Muslim).
Baca Juga
Menghidupkan Nuansa Ramadhan
Pintu-Nya tak hanya terbuka, tapi juga penuh cinta dan keadilan.
Saat semua pintu dunia tertutup, Allah selalu punya pintu-pintu yang terbuka lebar.
إِذَا مَا أَغْلَقَتْ دُنْيَاكَ أَبْوَابَهَا
فَإِنَّ لِرَبِّكَ أَبْوَابًا مُشْرَعَةً
Berharap padaNya, tak akan dilepeh. Berharap pada manusia, sejarah membuktikan kita akan mendapati kekecewaan.
Jadi, jangan pernah berhenti mengetuk pintu kasih sayang-Nya. Bukan karena kita tahu apa yang ada di baliknya, tapi karena kita percaya janji-Nya: “Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Aku kabulkan.” (QS. Ghafir: 60).
Setiap doa adalah ketukan. Dan di balik setiap ketukan, ada cinta-Nya yang menunggu. Yuk, terus ketuk, siapa tahu malam ini pintu langit dibukakan.
Hatimu mungkin telah terkunci untukku.
Tapi aku akan terus mengetuk pintuNya untuk membuka hatimu, kasih
KH Nadirsyah Hosen, Dosen di Melbourne Law School, the University of Melbourne Australia
Terpopuler
1
Nekat Berhaji Tanpa Visa Resmi, WNI Terancam Dideportasi dan Dilarang Masuk Arab Saudi 10 Tahun
2
KH Aceng Aam Sebut Anak Terbaik Adalah yang Melebihi Orang Tuanya dalam Kebaikan
3
Shalawat Haji Karangan KH M Nuh Addawami Mustasyar PBNU Asal Garut
4
Peringati Harlah ke-91, GP Ansor Kertasemaya Gelar Tasyakuran dan Halal Bihalal
5
PCNU Cianjur Bersama Kemenag dan BPN Gelar Sosialisasi Sertifikasi Tanah Wakaf
6
Penerima Beasiswa Pascasarjana Pergunu Depok Jalani Ujian Tesis di Universitas KH Abdul Chalim Mojokerto
Terkini
Lihat Semua