• logo nu online
Home Nasional Warta Sejarah Khutbah Taushiyah Kuluwung Ubudiyah Daerah Keislaman Syariah Obituari Risalah Doa Tokoh Tauhid Profil Hikmah Opini Wawancara PWNU Ngalogat Ekonomi Lainnya
Jumat, 26 April 2024

Hikmah

Percakapan Menarik antara Syeikh Mutawalli dengan Penganut Agama Garis Keras

Percakapan Menarik antara Syeikh Mutawalli dengan Penganut Agama Garis Keras
Percakapan Menarik antara Syeikh Mutawalli dengan Penganut Agama Garis Keras. (Ilustrasi/sanadmedia.com)
Percakapan Menarik antara Syeikh Mutawalli dengan Penganut Agama Garis Keras. (Ilustrasi/sanadmedia.com)

Segala sesuatu yang berlebih-lebihan memang tidak baik. Termasuk dalam beragama. Ulama terkemuka Hadramaut, Yaman yakni Habib Umar bin Muhammad bin Salim bin Hafidz menegaskan bahwa agama Islam adalah agama yang mengajarkan umatnya untuk menolak fanatisme dalam beragama.

 

Mengenai soal fanatisme beragama, ada sebuah kisah menarik dari Syeikh Muhammad Mutawallu asy-Sya’rawi rahimahullah. Beliau pernah berdialog dengan salah seorang pemuda yang berpaham keras. 

 

"Meledakkan klub malam di negara muslim, hukumnya halal atau haram?" Tanya beliau membuka percakapan. 

 

Pemuda itu menjawab, "Tentu, halal dan membunuh mereka tentu diperbolehkan."

 

"Jikapun kamu membunuhi mereka yang berbuat maksiat, lantas di mana tempat mereka kelak di akhirat?"

 

"Tentu, di neraka."

 

"Lalu adanya setan hendak membawa mereka ke mana?"

 

"Tentu, ke neraka."

 

"Jadi, kamu bersekutu dengan setan. Sama-sama hendak memasukkan orang-orang seperti itu ke neraka!"

 

Syeikh Mutawalli asy-Sya'rawi kemudian menuturkan sebuah hadis:

 

Ketika jenazah orang Yahudi  melewati Rasulullah sallallahu alaihi wasallam, beliau meneteskan air mata. Orang-orang bertanya, "Duh, Kanjeng Nabi, gerangan apa yang membuat engkau menangis?"

 

Rasulullah saw menjawab, "Aku telah membiarkan satu nyawa masuk neraka."

 

Kepada pemuda itu, Syeikh asy-Sya'rawi berpesan, "Cermatilah baik-baik perbedaanmu dan kelompokmu dengan Nabi yang berjuang sungguh-sungguh untuk menunjuki umat manusia dan menyelamatkan mereka dari neraka. Kalian di satu tempat, sedangkan Nabi di tempat lain..."

 

Kisah ini pernah dimuat di sanadmedia.com dan dimuat ulang dengan perubahan judul dan  penambahan redaksi.

 

Editor: Agung Gumelar


Hikmah Terbaru