NU dan Pesantren Mengapresiasi Tradisi Nusantara
Ahad, 26 Desember 2021 | 07:00 WIB
Oleh: KH Husein Muhammad
Tidak dapat diingkari bahwa dalam perjalanan sejarah bangsa Indonesia, pesantren telah memainkan peran transformasi sosial dan kultural di wilayah tanah Nusantara. Pesantren selalu menunjukkan apresiasi terhadap kebudayaan lokal. Pesantren melakukan sikap akomodatif atas kebudayaan-kebudayaan dan tradisi-tradisi local yang ada dan mengakar di wilayah-wilayah Nusantara tersebut. Nama Pesantren sendiri berasal dari kata pe "santri" an. Yakni tempat tinggal santri. Santri diambil dari bahasa sanskerta yang berarti pelajar agama/kitab suci.
Melalui ajaran-ajaran sufismenya, Pesantren menganggap bahwa praktik-praktik tradisi dan ekspresi-ekspresi budaya dalam masyarakat bukanlah masalah serius, sepanjang mendasarkan diri pada prinsip Tauhid. Tampak sekali lagi bahwa pesantren melihat persoalan-persoalan ini dari aspek substansinya, bukan format dan mekanisme formalistiknya. ‘Khudz al-Lubb In kunta min Uli al-Albab” (ambil saripati,jika kau seorang cendikia), kata al-Imam al-Ghazali. Abdurraman al Jami
ان كنت عالما بالمعرفة فدع اللفظ واقصد المعنى
“In Kunta ‘aliman bi al-Ma’rifah Fa Da’ al-Lafzh wa Iqshid al-Ma’na” (Jika kau seorang yang berpengetahuan mendalam dan luas, tinggalkan formalisme dan pikirkanlah/ambillah substansi”.
Imam Al Ghazali, dalam karyanya Misykat Al Anwar mengatakan.
العاقل من نظر ارواح الاشياء وحقاءقها ولا يغتر بصورها
"Orang yang berakal melihat jiwa segala sesuatu dan substansinya. Ia tidak terjebak pada kulit dan penampilannya."
Jadi pesantren dan NU menggali apa yang substantif dan yang menjadi tujuan atau cita-cita dari sebuah misi profetik.
Oleh karena itu pesantren dan NU menolak tegas sikap dan cara pandang kelompok puritan-radikal yang memahami pandangan akomodatif tersebut sebagai bid’ah (sesat) dan atau musyrik.
Mereka adalah orang-orang yang tak paham agama.
Sumber: FB Husein Muhammad
Terpopuler
1
Tasyakuran Kelulusan SMK Nahdlatul Ulama Krangkeng Digelar Penuh Khidmat
2
Sambut 1 Muharram, Pagar Nusa Beji Pladen Gelar Istighotsah dan Pawai Obor
3
Sejarah Pesantren Al-Munawaroh Ciloa Garut: Warisan Ilmu, Adab, dan Perjuangan Sejak 1918
4
Bertempat di Pesantren Al-Musri Banu Mansur, Gelaran Diklatsar Banser Cianjur Diikuti Puluhan Peserta
5
Meriahkan Akhir Tahun, Yayasan Al-Hikmah Al-Islamiyah Gelar Pekan Haflah Akhirussanah
6
Kiai Alech: Wartawan Harus Jadi Penjaga Akhlak dan Etika Informasi di Era Digital
Terkini
Lihat Semua