• logo nu online
Home Nasional Warta Sejarah Khutbah Taushiyah Kuluwung Ubudiyah Daerah Keislaman Syariah Obituari Risalah Doa Tokoh Tauhid Profil Hikmah Opini Wawancara PWNU Ngalogat Ekonomi Lainnya
Selasa, 23 April 2024

Hikmah

Meraih Keberkahan dari Doa Para Nabi (1)

Meraih Keberkahan dari Doa Para Nabi (1)
Foto: NU Online
Foto: NU Online

Oleh: Rudi Sirojudin Abas

Setiap manusia mempunyai cita-cita yang sama. Yaitu mendapat kemuliaan hidup di dunia dan di akhirat. Untuk menggapai itu semua, maka diperlukan suatu usaha dari setiap individu. Salah satunya yaitu dengan doa. 

Ada banyak doa yang dapat kita baca. Terutama doa yang keluar dari lisan para nabi. Doa-doa ini dapat kita baca bersamaan dengan berjalannya aktivitas kehidupan kita sehari-hari. Sehingga dengan demikian, apa-apa yang telah kita raih di dunia ini, tidak saja berasal dari hasil jerih payah diri sendiri. Melainkan juga berasal dari doa-doa yang kita panjatkan kepada Allah SWT.

Berikut beberapa doa para nabi yang Allah abadikan dalam Al-Qur’an yang dapat kita ambil berkahnya.

Pertama, doa agar rumah/tempat yang kita diami ada dalam keadaan aman dan mendapatkan rizki yang melimpah. Doa ini diucapkan oleh Nabi Ibrahim AS.

وَاِذْ قَالَ اِبْرٰهٖمُ رَبِّ اجْعَلْ هٰذَا بَلَدًا اٰمِنًا وَّارْزُقْ اَهْلَهٗ مِنَ الثَّمَرٰتِ مَنْ اٰمَنَ مِنْهُمْ بِاللّٰهِ وَالْيَوْمِ الْاٰخِرِۗ 

Artinya: "Dan (ingatlah) ketika Ibrahim berdoa, “Ya Tuhanku, jadikanlah (negeri Makkah) ini negeri yang aman dan berilah rezeki berupa buah-buahan kepada penduduknya, yaitu di antara mereka yang beriman kepada Allah dan hari kemudian.” (QS al-Baqarah [2]: 126).

Meskipun doa di atas konteksnya ditujukan untuk negeri Makkah, namun tidak ada salahnya apabila doa tersebut dibaca untuk kemakmuran sebuah wilayah atau negeri selain negeri Makkah sendiri. Misalnya, negeri Indonesia ini.

Kedua, doa mohon diterima amal.

رَبَّنَا تَقَبَّلْ مِنَّا ۗ اِنَّكَ اَنْتَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ.

Artinya: …“Ya Tuhan kami, terimalah (amal) dari kami. Sungguh, Engkaulah Yang Maha Mendengar, Maha Mengetahui.” (QS al-Baqarah [2]: 127).

Doa di atas dibaca oleh Nabi Ibrahim AS dan Nabi Ismail AS pada saat meninggikan (memperbaiki) Kabah dan menjadikannya sebagai tempat untuk beribadah kepada Allah. Doa ini dapat dibaca oleh setiap muslim ketika telah melaksanakan aktivitas ibadahnya. Dengan harapan agar ibadah yang dilakukan dapat diterima oleh Allah SWT seperti halnya harapan Nabi Ibrahim AS dan Nabi Ismail AS.

Ketiga, doa agar dapat menjadi muslim yang taat. Doa ini dibaca oleh Nabi Ibrahim AS dan Nabi Ismail AS, dengan harapan agar Allah SWT dapat menjadikan mereka sebagai muslim yang taat. Dan juga keturunan-keturunannya dapat menjadi hamba-hamba yang tunduk terhadap syariat-syariat agama Islam. 

رَبَّنَا وَاجْعَلْنَا مُسْلِمَيْنِ لَكَ وَمِنْ ذُرِّيَّتِنَآ اُمَّةً مُّسْلِمَةً لَّكَۖ وَاَرِنَا مَنَاسِكَنَا وَتُبْ عَلَيْنَا ۚ اِنَّكَ اَنْتَ التَّوَّابُ الرَّحِيْمُ.

Artinya: “Ya Tuhan kami, jadikanlah kami orang yang berserah diri kepada-Mu, dan anak cucu kami (juga) umat yang berserah diri kepada-Mu dan tunjukkanlah kepada kami cara-cara melakukan ibadah (haji) kami, dan terimalah tobat kami. Sungguh, Engkaulah Yang Maha Penerima tobat, Maha Penyayang.” (QS al-Baqarah [2]: 128). 

Doa di atas dapat dibaca oleh setiap muslim dengan harapan agar anak keturunannya dapat menjadi pribadi muslim yang taat sehingga dapat senantiasa melaksanakan apa-apa yang diperintahkan oleh Allah SWT.

Keempat, doa agar diberikan keturunan yang baik dan anak yang saleh. Doa ini dibaca oleh Nabi Zakaria pada saat ia menginginkan keturunan (anak) yang saleh.

هُنَالِكَ دَعَا زَكَرِيَّا رَبَّهٗ ۚ قَالَ رَبِّ هَبْ لِيْ مِنْ لَّدُنْكَ ذُرِّيَّةً طَيِّبَةً ۚ اِنَّكَ سَمِيْعُ الدُّعَاۤءِ.

Artinya: “Di sanalah (di Mihrab tempat Maryam tinggal) Zakaria berdoa kepada Tuhannya. Dia (Zakaria) berkata, “Ya Tuhanku, berilah aku keturunan yang baik dari sisi-Mu, sesungguhnya Engkau Maha Mendengar doa.” (QS ali-Imran [3]: 38).

Doa di atas dapat dibaca oleh pasangan suami-istri muslim yang belum dikaruniai anak keturunan. Doa di atas juga tidak hanya ditujukan agar mendapatkan keturunan yang baik dari segi fisik dan mental. Namun juga, ditujukan agar anak yang dilahirkan dapat mewarisi akidah (agama) kedua orangtuanya. Sehingga nanti, anak tersebut dapat memberikan manfaat bagi kedua orangtuanya, baik di dunia maupun di akhirat.

Kelima, doa keberkahan (rizki) dari langit. Doa ini diucapkan oleh Nabi Isa AS ketika para pengikutnya (hawariyyun) meminta hidangan (rizki) dari langit supaya hati mereka lebih tenteram (yakin) terhadap kekuasaan Allah atas diutusnya Nabi Isa sebagai nabi dan rasul. 

قَالَ عِيْسَى ابْنُ مَرْيَمَ اللهم رَبَّنَآ اَنْزِلْ عَلَيْنَا مَاۤىِٕدَةً مِّنَ السَّمَاۤءِ تَكُوْنُ لَنَا عِيْدًا لِّاَوَّلِنَا وَاٰخِرِنَا وَاٰيَةً مِّنْكَ وَارْزُقْنَا وَاَنْتَ خَيْرُ الرّٰزِقِيْنَ.

Artinya: “Isa putra Maryam berdoa, “Ya Tuhan kami, turunkanlah kepada kami hidangan dari langit (yang hari turunnya) akan menjadi hari raya bagi kami, yaitu bagi orang-orang yang sekarang bersama kami maupun yang datang setelah kami, dan menjadi tanda bagi kekuasaan Engkau; berilah kami rezeki, dan Engkaulah sebaik-baik pemberi rezeki.” (QS al-Maidah [5]: 114).

Doa di atas dapat dibaca oleh setiap muslim agar apa yang didapatnya berupa rizki berada dalam keberkahan Allah SWT.

Keenam, doa permintaan ampun atas segala dosa dan kekhilafan. Doa ini diucapkan oleh Nabi Adam AS dan istrinya Hawa ketika mereka diturunkan ke bumi oleh Allah SWT.

قَالَا رَبَّنَا ظَلَمْنَآ اَنْفُسَنَا وَاِنْ لَّمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ الْخٰسِرِيْنَ.

Artinya: “Keduanya (Adam dan Hawa) berkata, “Ya Tuhan kami, kami telah menzalimi diri kami sendiri. Jika Engkau tidak mengampuni kami dan memberi rahmat kepada kami, niscaya kami termasuk orang-orang yang rugi.” (QS al-A’raf [7]: 23). 

Ketujuh, doa agar diberi keputusan secara adil dan bijaksana. Doa ini diucapkan oleh Nabi Syu’aib AS saat berdakwah kepada umatnya. Ketika Nabi Syu’aib mengajak umatnya untuk beriman, mereka malah menyombongkan diri seraya berkata kepada Nabi Syu’aib agar Nabi Syu’aib lebih baik kembali kepada agama (kemusyrikan) kaumnya. 

Kisah percakapan (doa) Nabi Syu’aib dan umatnya Allah gambarkan dalam QS al-A’raf ayat 88 sampai 89 sebagaimana berikut.

قَالَ الْمَلَاُ الَّذِيْنَ اسْتَكْبَرُوْا مِنْ قَوْمِهٖ لَنُخْرِجَنَّكَ يٰشُعَيْبُ وَالَّذِيْنَ اٰمَنُوْا مَعَكَ مِنْ قَرْيَتِنَآ اَوْ لَتَعُوْدُنَّ فِيْ مِلَّتِنَاۗ قَالَ اَوَلَوْ كُنَّا كَارِهِيْنَ. قَدِ افْتَرَيْنَا عَلَى اللّٰهِ كَذِبًا اِنْ عُدْنَا فِيْ مِلَّتِكُمْ بَعْدَ اِذْ نَجّٰىنَا اللّٰهُ مِنْهَاۗ وَمَا يَكُوْنُ لَنَآ اَنْ نَّعُوْدَ فِيْهَآ اِلَّآ اَنْ يَّشَاۤءَ اللّٰهُ رَبُّنَاۗ وَسِعَ رَبُّنَا كُلَّ شَيْءٍ عِلْمًاۗ عَلَى اللّٰهِ تَوَكَّلْنَاۗ رَبَّنَا افْتَحْ بَيْنَنَا وَبَيْنَ قَوْمِنَا بِالْحَقِّ وَاَنْتَ خَيْرُ الْفَاتِحِيْنَ.

Artinya: “Pemuka-pemuka yang menyombongkan diri dari kaum Syuaib berkata, “Wahai Syuaib! Pasti kami usir engkau bersama orang-orang yang beriman dari negeri kami, kecuali engkau kembali kepada agama kami.”Syuaib berkata, “Apakah (kamu akan mengusir kami), kendatipun kami tidak suka? Sungguh, kami telah mengada-adakan kebohongan yang besar terhadap Allah, jika kami kembali kepada agamamu, setelah Allah melepaskan kami darinya. Dan tidaklah pantas kami kembali kepadanya, kecuali jika Allah, Tuhan kami menghendaki. Pengetahuan Tuhan kami meliputi segala sesuatu. Hanya kepada Allah kami bertawakal. Ya Tuhan kami, berilah keputusan antara kami dan kaum kami dengan hak (adil). Engkaulah pemberi keputusan terbaik.” (QS al-A’raf [7]: 88-89).

Kedelapan, doa agar diberi ampunan dan rahmat oleh Allah SWT. Doa ini diucapkan oleh Nabi Musa AS ketika mengetahui bahwa kaum yang ditinggalkannya ke bukit Thursina dalam rangka memenuhi panggilan Allah SWT, ternyata melakukan perbuatan-perbuatan durhaka dan hina. Yaitu melakukan penyembahan terhadap patung sapi yang terbuat dari emas. Doa ini diucapkan juga ketika Nabi Musa AS marah terhadap saudaranya Nabi Harun AS atas ketidaktahuannya membiarkan kaum Bani Israil menyembah berhala. Saat itu Nabi Musa AS berdoa:

رَبِّ اغْفِرْ لِيْ وَلِاَخِيْ وَاَدْخِلْنَا فِيْ رَحْمَتِكَ ۖوَاَنْتَ اَرْحَمُ الرّٰحِمِيْنَ .

Artinya: “…Ya Tuhanku, ampunilah aku dan saudaraku dan masukkanlah kami ke dalam rahmat Engkau, dan Engkau adalah Maha Penyayang dari semua penyayang.” (QS al-A’raf [7]: 151).

Agar diberi ampunan dan rahmat serta kebaikan hidup di dunia dan di akhirat, Nabi Musa AS juga berdoa dengan doa berikut.

اَنْتَ وَلِيُّنَا فَاغْفِرْ لَنَا وَارْحَمْنَا وَاَنْتَ خَيْرُ الْغَافِرِيْنَ. وَاكْتُبْ لَنَا فِيْ هٰذِهِ الدُّنْيَا حَسَنَةً وَّفِى الْاٰخِرَةِ اِنَّا هُدْنَآ اِلَيْكَۗ.

Artinya: “…Engkaulah (Allah) pemimpin kami, maka ampunilah kami dan berilah kami rahmat. Engkaulah pemberi ampun yang terbaik. Dan tetapkanlah untuk kami kebaikan di dunia ini dan di akhirat. Sungguh, kami kembali (bertobat) kepada Engkau.” (QS al-A’raf [7]: 155-156).

Doa Nabi Musa di atas dapat kita gunakan untuk keperluan diri kita dalam memohon ampunan dan meminta rahmat kepada Allah SWT. Juga untuk memohon kebaikan dunia dan akhirat. Dan yang paling utama dapat terhindar dari perbuatan syirik.

Kesembilan, doa mohon wafat dalam keadaan Islam. Doa ini diucapkan oleh Nabi Yusuf AS  yang mengajukan permohonan kepada Allah SWT agar mendapatkan akhir hidup yang baik (husnul khatimah). Yaitu wafat dalam keadaan muslim dan dimasukan ke dalam golongan orang-orang yang saleh. 

رَبِّ ...فَاطِرَ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضِۗ اَنْتَ وَلِيّٖ فِى الدُّنْيَا وَالْاٰخِرَةِۚ تَوَفَّنِيْ مُسْلِمًا وَّاَلْحِقْنِيْ بِالصّٰلِحِيْنَ.

Artinya: (Wahai Tuhanku)… pencipta langit dan bumi, Engkaulah pelindungku di dunia dan di akhirat, wafatkanlah aku dalam keadaan muslim dan gabungkanlah aku dengan orang yang saleh.” (QS Yusuf [12]: 101).

Doa Nabi Yusuf di atas dapat kita baca setiap saat dengan harapan ketika saat azal menjemput, kita ada dalam keadaan beriman kepada Allah SWT (husnul khatimah). Dan selain itu juga, ketika kiamat nanti harapan terbesar kita adalah dapat berkumpul bersama orang-orang saleh yang mewarisi nikmat dan indahnya surga.

Kesepuluh, doa agar suatu negeri dan penduduknya ada dalam keadaan aman dan sentosa. Juga dijauhkan dari perbuatan syirik. Doa ini diucapkan oleh Nabi Ibrahim AS ketika ia menempatkan istrinya (hajar) dan anaknya (Ismail) di lembah Makkah. Kala itu negeri Makkah, menjadi tempat yang penduduknya banyak melakukan perbuatan syirik kepada Allah dengan cara menyembah patung berhala. Melihat keadaan seperti itu, Nabi Ibrahim AS lantas berdoa kepada Allh SWT agar ia dan anak keturunannya dapat dijauhkan dari perbuatan hina tersebut.
Allah SWT berfirman:

وَاِذْ قَالَ اِبْرٰهِيْمُ رَبِّ اجْعَلْ هٰذَا الْبَلَدَ اٰمِنًا وَّاجْنُبْنِيْ وَبَنِيَّ اَنْ نَّعْبُدَ الْاَصْنَامَ ۗ

Artinya: “Dan (ingatlah), ketika Ibrahim berdoa, “Ya Tuhan, jadikanlah negeri ini (Mekah), negeri yang aman, dan jauhkanlah aku beserta anak cucuku agar tidak menyembah berhala.” (QS Ibrahim [14]: 35).
Meskipun doa di atas konteksnya merujuk pada negeri Makkah dan penduduknya, namun tidak ada salahnya jika doa tersebut dibaca dengan ditujukan untuk tempat, daerah, wilayah, atau negeri yang sedang ditempati. Doa ini juga dapat dibaca sebagai doa keluarga bahagia dunia dan akhirat. 


Hikmah Terbaru