• logo nu online
Home Nasional Warta Sejarah Khutbah Taushiyah Kuluwung Ubudiyah Daerah Keislaman Syariah Obituari Risalah Doa Tokoh Tauhid Profil Hikmah Opini Wawancara PWNU Ngalogat Ekonomi Lainnya
Kamis, 28 Maret 2024

Daerah

Kiai Buntet Kisahkan Orang Saleh yang Sudah Wafat

Kiai Buntet Kisahkan Orang Saleh yang Sudah Wafat
KH Tb Ahmad Rivqi Chowwash (kiri) bersama Ust Farid Ali dan Ust. Ufair Ali (Foto: NU Online Jabar/Aiz Luthfi)
KH Tb Ahmad Rivqi Chowwash (kiri) bersama Ust Farid Ali dan Ust. Ufair Ali (Foto: NU Online Jabar/Aiz Luthfi)

Cirebon, NU Online Jabar
Mencari keberkahan dari orang-orang saleh yang sudah wafat bukanlah sebuah persoalan sebab mereka yang selama hidupnya banyak melakukan amal saleh diyakini masih hidup. 

"Banyak keterangan yang menjelaskan tentang keberkahan orang saleh yang sudah wafat," kata KH Tb Ahmad Rivqi Chowwash saat mengisi acara Haul KH Ali Taman Kota dan Nyai Hj Faridah yang digelar di Masjid Attaubah, Daan Mogot Jakarta beberapa waktu yang lalu.

Pengasuh Peasantren Darussalam, Buntet Cirebon itu mengutip sebuah kisah menarik yang cukup terkenal karena terdapat dalam beberapa kitab, seperti kitab Raud Arrayahin karya Imam Abdullah bin As'ad Al-Yafii, kitab Hilyatul Auliya karya Imam Al-Hafidz Abu Nu'aim Al-Ashbahani dan kitab biografi ulama karya Al-Hafidz Adz-dzahabi.

"Bahwa keberkahan orang saleh yang sudah wafat itu terbukti ketika Al-Imam Sahal bin Abdullah At-Tusturi wafat," jelasnya dalam pengajian yang menerapkan protokol kesehatan tersebut.

Dikisahkannya, ketika Imam At-Tusturi wafat, ada kejadian cukup menghebohkan. Saat itu ada orang Yahudi tua berumur sekitar 70 tahun yang keluar rumah karena mendengar kegaduhan dan suara hiruk pikuk seperti banyak orang yang sedang beraktifitas.

"Ternyata dia melihat para malaikat, arwah orang-orang suci, para nabi dan syuhada turun dari langit untuk bertabaruk shalat jenazah kepada Imam Sahal bin Abdullah dan mengantarnya sampai ke pusara," paparnya.

Kejadian ini, sambungnya, membuat takjub kakek tua tadi hingga akhirnya dia memutuskan untuk menjadi mualaf. Masuk Islamnya sang kakek berhasil membuat heran orang-orang sekitar karena keputusannya itu seolah dilakukan secara tiba-tiba dan tanpa sebab.

"Kakek Yahudi tadi berkata; kalau kalian melihat seperti apa yang aku lihat tentu faham dengan keputusanku masuk islam," ucap Kiai yang akrab disapa Bapak Entus itu.

Akhirnya, kata dia, kakek tua itu menceritakan semua kejadian yang disaksikan dengan mata kepalanya sendiri dan membuat orang-orang percaya dengan keberkahan orang saleh yang sudah meninggal.

Muqadam Tarekat Tijaniyah ini juga menyampaikan kisah seorang pemuda syahid di medan perang yang terjadi pada zaman khalifah Umar bin Abdul Aziz. Beberapa waktu kemudian orang tua dari pemuda tersebut merasa rindu dan ingin mengetahui keadaan anaknya di alam barzah.

Suatu malam, kata dia, ayah pemuda tersebut mimpi bertemu anaknya. Mimpinya sangat jelas seakan dalam keadaan terjaga, pemuda syahid ini ditanya tentang keadaannya di alam sana lalu dia menjawab semuanya baik-baik saja.

"Alhamdulilah pak, saya di sini sangat bahagia, namun barusan ada pengumuman semua penghuni di sini, para Nabi, syuhada dan orang-orang shaleh diperintahkan shalat jenazah untuk Umar bin Abdul Aziz, saya buru-buru karena semuanya  sudah berangkat," bebernya.

Diceritakannya, setelah ayah pemuda syahid tersebut terjaga dari mimpinya, dia pun merasa bahagia namun tertegun cukup lama karena Khalifah Umar bin Abdul Aziz masih hidup. Di pagi hari ia baru mengerti setelah mendapat kabar bahwa sang Khalifah wafat meninggalkan dunia fana ini.

Sementara itu, dalam kegiatan haul yang terbatas ini turut hadir sejumlah dzuriyah dari KH Ali dan Nyai Hj Faridah. Diantaranya adalah Ust Farid Ali dan Ust Uffair Ali.

Ust Farid Ali dalam sambutannya menyampaikan permohonan doa untuk almarhum sekaligus untuk para keturunannya agar senantiasa bisa meneruskan perjuangan dan cita-citanya.

Pewarta: Aiz Luthfi 
Editor: Abdullah Alawi 

 


Daerah Terbaru