• logo nu online
Home Nasional Warta Sejarah Khutbah Taushiyah Kuluwung Ubudiyah Daerah Keislaman Syariah Obituari Risalah Doa Tokoh Tauhid Profil Hikmah Opini Wawancara PWNU Ngalogat Ekonomi Lainnya
Rabu, 17 April 2024

Hikmah

KOLOM BUYA HUSEIN

Mengembangkan Nalar dan Sikap Inklusif

Mengembangkan Nalar dan Sikap Inklusif
Mengembangkan Nalar dan Sikap Inklusif. (Foto: NUO).
Mengembangkan Nalar dan Sikap Inklusif. (Foto: NUO).

Setiap penemuan ilmiah atau akal budi yang dihasilkan oleh manusia, siapapun dia, dari latarbelakang status sosial apapun dia, sepanjang baik dan bermanfaat bagi kehidupan dan kesejahteraan umat manusia, seyogyanya disambut dan diapresisasi oleh siapapun termasuk kaum muslimin, dan dipandang sebagai produk-produk yang tidak bertentangan dengan agama, terutama Islam. 


Sikap eksklusif, menutup diri atau menolak terhadap hal-hal yang baik dan bermanfaat hanya karena dihasilkan oleh “orang lain” atau produk pikiran orang yang berbeda agama, aliran keagamaannya, sukunya, organisasinya, partainya atau lainnya adalah bertentangan dengan norma dan watak ilmu pengetahuan. Watak ilmu pengetahuan adalah netral dan terbuka bagi siapa saja dan di mana saja. 


Seorang ahli hadits Imam al Sakhawi mengutip kata-kata Nabi Muhammad saw :


خُذِ الْحِكْمَةَ وَلَا يَضُرُّكَ مِنْ أَيِّ وِعَاءٍ خَرَجَتْ .( الحافظ السخاوي في المقاصد الحسنة ).


“Ambillah hikmah, tak akan merugikanmu, darimana pun ia lahir”. (Al-Sakhawi dalam “al-Maqashid al-Hasanah”).


Hadits yang lain menyebutkan :


الْحِكْمَةُ ضَالَّةُ المُؤْمِنِ فَحَيْثُ وَجَدَهَا فَهُوَ أَحَقُّ بِهَا


“Hikmah adalah barang yang hilang dari tangan seorang muslim. Maka jika dia menemukannya dia lebih berhak mengambilnya kembali”.


Al-Kindi (w. 873 M), seorang filsuf muslim awal terkemuka, mengatakan :


ينبغِى لَنَا اَنْ لَا نَسْتَحْيِى مِنْ اِسْتِحْسَانِ الْحَقِّ وَاقْتِنَاءِ الْحَقِّ مِنْ اَيْنَ اَتَى وَإِنْ أَتى مِنَ الْاَجْنَاسِ الْقَاصِيَةِ عَنَّا وَالْاُمَمِ الْمُبَايِنَةِ لَنَا


“Seyogyanya kita tidak merasa malu menerima dan mengapresiasi suatu kebenaran dari manapun ia berasal, meski dari bangsa-bangsa yang jauh dan berbeda dari kita”. (Filosof al-Kindi).


KH Husein Muhammad, salah seorang Mustasyar PBNU


Hikmah Terbaru