• logo nu online
Home Nasional Warta Sejarah Khutbah Taushiyah Kuluwung Ubudiyah Daerah Keislaman Syariah Obituari Risalah Doa Tokoh Tauhid Profil Hikmah Opini Wawancara PWNU Ngalogat Ekonomi Lainnya
Sabtu, 20 April 2024

Hikmah

Halal Bi Halal Bid'ah?

Halal Bi Halal Bid'ah?
Ilustrasi: NUO
Ilustrasi: NUO

Halal bi halal adalah salah satu tradisi khas umat Islam nusantara yang terus menerus dibid'ahkan oleh para pengkapling surga, dengan alasan tidak pernah dicontohkan Nabi dan tidak diamalkan di Saudi Arabia. 


Pada acara yang seringkali di-bid'ah-kan itu saya justru--diminta--memberikan mau'idzah hasanah, dan saya tidak pernah peduli dengan caci maki dan neraka yang mereka ancamkan, karena saya yakin bukan mereka penentu surga-neraka. Bagi saya acara semacam itu adalah momentum dan sarana yang tepat untuk memberikan nasehat dan pencerahan bermanfaat kepada umat.


Di hadapan para mantan rektor Universitas Lampung, Rektor, para wakil rektor, Direktur Program Pasca Sarjana, para Dekan dari berbagai fakultas, Ketua Senat, para Kepala Biro, para dosen, dan seluruh civitas akademika Universitas Lampung, beserta para undangan dari berbagai instansi yang memadati Gedung Serba Guna (GSG) Universitas Lampung,  saya telah menguraikan tema, "Menumbuhkan Kejernihan dan Jembar Hati, Penuh Kasih Sayang pada Sesama". 


Terkait tema itu, saya uraikan dengan gamblang antara lain tentang makna "salam" dalam Islam. Bahwa setiap pemeluk Islam harus selamat dan menyelamatkan, baik di dunia maupun di akhirat, wajib berupaya memenuhi hatinya dengan "rahmat" (kasih sayang), bukan justru menyesaki hatinya dengan kebencian atau kedengkian, dan di mana pun berada seorang muslim harus memberikan "barakah", yakni "ziyadat al-khair," yakni bertambah kebajikannya dan bertambah pula harta bendanya, agar ia menjadi manusia yang dermawan, suka berbagi dan senang memberi, bukan justru hobinya meminta-minta.


Dalam acara "Halal bi Halal" tersebut saya juga tidak lupa menyampaikan pesan dari Nabi Muhammad saw. yang berkaitan dengan sebab saling menyayangi, sesuai sabdanya,


لا تدخلوا الجنة حتى تؤمنوا ولا تؤمنوا حتى تحابوا ألا أدلكم على شيء إذا فعلتموه تحاببتم؟ أفشوا السلام بينكم.


"Kamu semua tidak akan masuk surga hingga kalian beriman, dan kamu semua tidak beriman sehingga kalian semua saling menyayangi. Tidakkah kalian semua ingin aku tunjukkan atas sesuatu yang apabila kalian melakukan amalan itu, maka kalian saling menyayangi? Tebarkan salam di antara kalian semua!"


Saya juga menyampaikan dan menguraikan sebuah hadits Nabi berikut ini,


يروى عن عقبة بن عامر رضي الله عنه قال: لقيت رسول الله صلى الله عليه وسلم فبدرته فأخذت بيده وبدرني فأخذ بيدي فقال: يا عقبة ألا أخبرك بأفضل أخلاق أهل الدنيا والآخرة : تصل من قطعك وتعطي من حرمك وتعفو عمن ظلمك ألا ومن أراد أن يمد في عمره ويبسط في رزقه فليصل ذا رحمه (أخرجه الحاكم في مستدركه)


Diriwayatkan dari 'Uqbah bin 'Amir r.a., ia berkata, "Saya berjumpa Rasulullah saw., saya bergegas mendekatinya, lalu saya genggam tangannya, beliau pun bergegas mendekati saya dan beliau mengambil tangan saya." Kemudian beliau bersabda, "Wahai 'Uqbah! Tidakkah engkau ingin aku beritahukan tentang seutama-utama akhlak penduduk dunia dan akhirat? sambunglah tali persaudaraan dengan orang yang telah memutuskannya darimu, berikan sesuatu kepada orang yang tidak memberikan apa-apa kepadamu, maafkan orang yang telah berbuat zalim kepadamu. Ingatlah! Siapa saja yang ingin dipanjangkan umurnya dan dilapangkan rizkinya, hendaklah ia menyambungkan tali kasih sayangnya itu!"


Jadi, kalau saya percaya dan mengikuti bualan mereka yang membid'ahkan halal bi halal, tentu saya tidak pernah bisa dan terhalangi untuk menyampaikan pesan-pesan Rasulullah saw. itu.


Padahal jika kita amalkan, niscaya hidup kita lebih damai dan lebih bermakna. Oleh sebab itu, jangan pernah lagi punya kegemaran mem-bid'ah-kan sarana dakwah yang pasti bermanfaat untuk umat.


KH Ahmad Ishomuddin, Jajaran PBNU 2016-2021


Hikmah Terbaru