Aku menulis buku : 'Ulama dan Intelektual yang Memilih Menjomblo". Salah satu diantaranya adalah Abu al Ala al Ma'arri (973 M-1057 M).
Al-Ma’arri dikenal sebagai seorang Intelektual, penyair besar yang buta dan seorang pemikir bebas (liberal) sekaligus berpandangan "skeptis", "Pesimis".
Salah satu puisinya mendendangkan skeptisisme nya dalam menghadapinya kehidupan :
تأملنا الزمان فما وجدنا الى طيب الحياة به سبيلا
ذر الدنيا إذا لم تحظ منها وكن فيها كثيرا او قليلا
Aku telah merenungkan kehidupan
Aku tak menemukan jalan kehidupan yang menyenangkan
Ayo tinggalkan dunia ini, jika kau tak bahagia
Terimalah ia sedikit atau banyak
Pikiran-pikirannya kritikal dan sangat tajam. Ia mengutamakan akal sebagai sumber dari kebenaran dan wahyu. Ia acap mengkritik tajam doktrin-doktrin keagamaan formalistic dan tekstual konservatif yang sering tidak masuk akal dan dinilai membodohi rakyat. Rakyat awam dininabobokan dengan janji-janji sorga dan ditakut-takuti siksa neraka.
Bukan hanya pemimpin agama. Ia juga mengkritik para pemimpin negara. Menurutnya pemerintahan di berbagai Negara dipimpin oleh otak-otak penuh hasrat duniawi. Negara dan bangsa kehilangan pemimpin keagamaan yang saleh dan jujur.
Ini semua ia tulis dalam syair-syair yang ditulisnya dalam bukunya “Ilzam Ma La Yulzam” atau lebih dikenal dengan “Luzumiyyat al-Ma’arri”.
Di antara syair/puisinya yang menarik adalah :
يكفيك حزناً ذهاب الصالحين معــاً
ونحـنُ بعدهم في الأرض قطّان
ساس الأنـــــــام شياطين مسلطــــةٌ
فــي كلّ مصرٍ من الوالين شيطان
يَسوسونَ الأمورَ بغَيرِ عَقلٍ
فينفُذُ أمرُهم، ويقالُ: ساسَهْ
Duuuh,
Kita kini kehilangan orang-orang saleh
Kita hidup bagai kapas terbang di atas tanah
Rakyat di seluruh penjuru negara
Dipimpin oleh kaum emosional
Mereka mengatur tanpa akal budi
Mereka memaksakan kebijakan publik
Konon begitulah cara mengatur.
Betapa indahnya kata-kata Socrates ini :
قال سقراط علامة السلطان الذی يدوم ملكه ان يكون الدين والعقل حيين فی قلبه ليكون فی قلوب الرعية محبوبا.
Socrates : "tanda penguasa/pemimpin yang akan bertahan lama adalah manakala moralitas luhur/akhlaq dan akalbudi selalu dijaga dengan konsisten dan berkembang dinamis, sehingga rakyat mencintainya."(Socrates).
Terpopuler
1
Resmi Dilantik, Lasqi Majalengka Siap Gairahkan Seni Qasidah dari Desa hingga Nasional
2
Hasil Drawing Piala AFF U-23 2025, Timnas Indonesia Satu Grup dengan Malaysia
3
Sebanyak 73 Peserta Berkumpul di Gedung SMP Ma'arif NU Nurul Hikmah Ikuti Makesta II IPNU-IPPNU Cipaku
4
Khutbah Idul Adha Basa Sunda: Kurban Janten Wujud Kapatuhan sarta Tarekah Keur Ngadeketkeun Diri ka Alloh
5
Seluruh Jamaah Indonesia Telah Tiba di Tanah Suci, Masuki Masa Persiapan Jelang Puncak Haji
6
Gelaran Khatmil Qur'an Jadi Cara SMP Fauzaniyyah Garut Warnai Syukuran Kelulusan Santri dan Siswa
Terkini
Lihat Semua