Hikmah

Catatan Perjalanan (14): Bukan Sekedar Mengukur Jarak

Senin, 13 Mei 2024 | 10:05 WIB

Catatan Perjalanan (14): Bukan Sekedar Mengukur Jarak

(ILustrasi: NU Online Jabar).

Pepatah bijak mengatakan : ”hidup bukanlah sekedar perjalanan mengukur jarak, sejatinya hidup adalah ikhtiar mengukir jejak”. 


Tidak sedikit diantara kita yang senang membuat status dengan membagikan gambar ketika berada di lokasi atau destinasi tertentu, terlebih jika lokasi tersebut sangat indah, eksotis, atau jika lokasi tersebut sangat “khusus”, untuk menjangkaunya perlu "effort" dan ada tantangan tertentu. 


Para “petualang” dan perusahaan “travel” banyak yang mengutip perkataan Dalai Lama (Pemimpin Spiritual Tibet): “once a year, go someplace you’ve never been before”, setiap tahun hendaklah pergi ke tempat yang belum pernah dikunjungi sebelumnya.


Pun tidak sedikit orang atau pasangan yang berencana mengisi hidup atau sisa hari tuanya dengan “healing” bepergian ke tempat-tempat “indah” di berbagai belahan dunia. Mereka menabung untuk tujuan itu.


Ikhtiar Membangun Jejak


Diantara doa Nabi Ibrohim As yang diabadikan dalam al-Qur’an Surah Asy-Syu’ara’ [26]: 83 – 87) adalah:


رَبِّ هَبْ لى حُكْماً وَأَلْحِقْنى‏ بِالصَّالِحينَ ÷ وَاجْعَلْ لى‏ لِسانَ صِدْقٍ فى‏ الآخِرينَ ÷ وَاجْعَلْنى‏ مِنْ وَرَثَةِ جَنَّةِ النَّعيمِ ÷ وَلا تُخْزِنى يَومَ يُبْعَثُونَ ... 


“Ya Tuhanku, berikanlah kepadaku hikmah dan masukkanlah aku ke dalam golongan orang-orang yang saleh, dan jadikanlah aku buah tutur yang baik bagi orang-orang (yang datang) kemudian, dan jadikanlah aku termasuk orang-orang yang memusakai surga yang penuh kenikmatan dan janganlah Engkau hinakan aku pada hari mereka dibangkitkan.” (QS. Asy-Syu’ara’ [26]: 83 – 87).


Salah satu permohonan Nabi Ibrahim As dalam doa tersebut adalah, beliau ingin diceritakan dengan “lisan yang baik”, cerita penuh kebanggaan oleh generasi sesudahnya (baca: anak cucu), karena “jejak”, “karya”, “prestasi”, dan “legacy” warisan terbaik dan bermakna  yang ditinggalkannya.


Umrah Bermakna, Umrah diterima


“Umrah” bukanlah sekedar perjalanan mengukur jarak, pun bukan sekedar kegiatan mengunjungi peninggalan “artefak”.  Umrah adalah perjalanan untuk mengukir “jejak”, jejak semakin baiknya amal dan akhlak.


Ulama Sufi Hasan Al-Bisri berkata:


إنَّ مِن علامة قبول الحسَنةِ الحسَنة بَعْدَها... 


"Sesungguhnya, diantara tanda diterimanya satu amal baik, adalah kebaikan sesudahnya,". 


Diantara tanda ibadah Umrah kita diterima adalah berlanjutnya semua kebaikan yang dilakukan selama menjalankan Ibadah Umrah, seperti qiyamullail, tadarus, sholat berjamaah diawal waktu, bersedekah, dan lain-lain. 


EgyptAir, 27 Syawwal 1445, 06 Mei 2024


KH Tatang Astarudin, Pimpinan Pondok Pesantren Mahasiswa Universal Kota Bandung