Catatan Perjalanan (8): Jabal Rahmah, Monumen Cinta dan Instrospeksi
Ahad, 5 Mei 2024 | 10:05 WIB
Hasemi Fauziah
Kontributor
Satu riwayat menyebutkan bahwa setelah "terusir" dari Surga (QS Al-A'raf: 24-25) Nabi Adam diturunkan di kawasan India, sedangkan Ibunda Hawa diturunkan di Jeddah (Jeddah, Jaddah artinya: Nenek) . Setelah bertahun-tahun terpisah--ada riwayat yang menyebutkan Adam dan Hawa terpisah dan saling mencari selama 200 tahun, akhirnya dipertemukan di Jabal Rahmah Kawasan Padang Arofah.
Pertemuan tersebut menjadi puncak rindu dan cinta yang beratus tahun tertahan; Kemudian, lahirlah anak cucu adam dan hawa; Lahirlah kehidupan.
Makanya ada penyair yang mengatakan:
فلولا الحب ماظهر. بدون الحب لا تكن.
Andai tak ada cinta. Segalanya tak akan ada.Tanpa cinta kau tak ada.
Namun, ternyata cinta saja tidak cukup kuat untuk menopang kehidupan. Diperlukan "arofah", yang secara bahasa berarti mengenal, mengakui, menyadari. Mengakui dosa dan kesalahan, menyadari kekurangan; Mengenal eksistensi diri.
Seseorang yang memiliki kesadaran diri (self awareness) yang baik, akan memiliki kepekaan rasa, mudah memahami pasangan, memahami orang lain, dan memahami situasi sekitarnya. Dia akan lebih mudah mengendalikan emosi dan ber-empati, salah satu pondasi penting dalam pergaulan dan kehidupan.
Mengunjungi Jabal Rahmah adalah momentum untuk memperkuat Cinta dan Introspeksi.
Al-Qur'an melukiskan doa dan ratapan penyesalan yang diekspresikan Adam dan Hawa dalam Al-Araf ayat 23:
قَالَا رَبَّنَا ظَلَمْنَآ أَنفُسَنَا وَإِن لَّمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُونَنَّ مِنَ ٱلْخَٰسِرِينَ
Ya Tuhan kami, kami telah menganiaya diri kami sendiri, dan jika Engkau tidak mengampuni kami dan memberi rahmat kepada kami, niscaya pastilah kami termasuk orang-orang yang merugi.” (QS. Al A’raf: 23).
Tentu saja tidak cukup berhenti pada tahapan "introspeksi", mengunjungi Jabal Rahmah adalah momentum untuk memperkuat "cinta" dan "kasih sayang" kepada keluarga dan sesama.
Ada ungkapan sarkastik pesimistik yang diungkapkan dalam sebuah lagu "I see humans but no humanity"; "Aku melihat manusia, tapi aku tidak melihat kemanusiaan".
Barangkali ungkapan tersebut adalah sebuah ekspresi keprihatinan menyaksikan ada (oknum) manusia yang tega memusnahkan dan merendahkan manusia yang lain.
Saat ini, dunia sedang menghadapi "krisis" cinta dan kasih sayang. Akibat keserakahan, ego, dan harga diri, cinta bahkan persaudaraan seringkali dikorbankan.
Sungguh, kita tidak ingin menjadi manusia "celaka" dan merugi, yang "mati rasa" dan "tuna sayang" Allah Swt, sebagaimana diingatkan oleh Nabi Muhammad Saw dalam sabda beliau:
لَا تُنْزَعُ الرَّحْمَةُ إِلَّا مِنْ شَقِيٍّ
“Rasa kasih sayang tidak akan dicabut kecuali dari orang yang celaka.” (HR. Abu Daud dan At-Tirmizi).
لَا يَرْحَمُ اللَّهُ مَنْ لَا يَرْحَمُ النَّاسَ
“Allah tidak akan menyayangi siapa saja yang tidak menyayangi manusia.” (HR. Al-Bukhari).
اللَّهُمَّ إِنِّيْ أَسْأَلُكَ حُبَّكَ وَحُبَّ مَنْ يُحِبُّكَ وَحُبَّ عَمَلٍ يُقَرِّبُ إِلَى حُبِّكَ
Ya Allah, aku memohon agar dapat mencintai-Mu, dan mencintai orang-orang yang mencintai-Mu, dan mencintai amal yang dapat mendekatkan diriku kepada cinta-Mu.” (HR. Tirmidzi )
Jabal Rahmah, Arafah Sabtu, 25 Syawwal 1445 H. 04 Mei 2024.
KH Tatang Astarudin, Pimpinan Pondok Pesantren Mahasiswa Universal Kota Bandung
Terpopuler
1
Khutbah Jumat Terbaru: Bulan Rajab, Momentum untuk Tingkatkan Kualitas Spiritual Diri
2
Gus Yahya Respons Wacana Pendanaan MBG Melalui Zakat: Perlu Kajian Lebih Lanjut Karena Kategori Penerima Zakat Sudah Ditentukan
3
Profil Alex Pastoor dan Dany Landzaat, Dua Asisten Pelatih yang Dampingi Kluivert di Timnas Indonesia
4
Refleksi Harlah ke-102 NU: Membangun Sinergitas Harokah dalam Ber-NU
5
Pentingnya Menggerakkan Jam'iyyah Nahdlatul Ulama di Kota Bogor Menjelang Harlah ke-102
6
Kapolres Depok Serahkan Bibit Tanaman kepada PCNU Kota Depok
Terkini
Lihat Semua