Suatu hari dalam sebuah perjalanan pulang dari Yogyakarta, dengan kereta api, seorang teman seperjalanan bertanya tentang cara-cara berdakwah belakangan ini. Bagaimana menurutmu?
Aku bilang : "Jika engkau menemui seseorang yang menyampaikan pandangan atau pendapatnya dengan cara indoktrinatif, menggurui, menyalahkan orang lain, mensesatkan, apalagi mengkafir-kafirkan, emosional, nadanya sering meninggi, meledak-ledak, dan serius banget, maka ketahuilah bahwa itu indikasi, kira-kira, dia seorang "intoleran", atau berbakat menjadi "intoleran" atau simpatisan atau pengagum paham "intoleran" untuk tidak mengatakan "radikalis". Ada satu pepatah seorang seorang bijakbestari : "apa yang kau katakan atau ekspresikan adalah dirimu".
Sosialisasi ajaran apapun melalui indoktrinasi atau doktrin mengasilkan pengetahuan tunggal, satu-satu dan tak mencerdaskan. Dan ini berpotensi menyalahkan atau mensesatkan selain satu.
Dakwah adalah mengajak, bukan memaksa, bukan menakut-nakuti, bukan mengancam-ngancam, bukan menjelek-jelekkan orang, bukan memorovokasi apalagi menciptakan permusuhan dan melakukan kekerasan. Nabi hadir hanya untuk menyampaikan pesan-pesan Tuhan : "wa 'alaina illa al balagh".
Nabi mengatakan: "Tuhan menugasi aku untuk memperbaiki moralitas kemanusiaan yang luhur".
Lalu bagaimana caranya? Al-Qur'an sudah lama mengatakan :
ادْعُ إِلَىٰ سَبِيلِ رَبِّكَ بِالْحِكْمَةِ وَالْمَوْعِظَةِ الْحَسَنَةِ ۖ وَجَادِلْهُمْ بِالَّتِي هِيَ أَحْسَنُ ۚ إِنَّ رَبَّكَ هُوَ أَعْلَمُ بِمَنْ ضَلَّ عَنْ سَبِيلِهِ ۖ وَهُوَ أَعْلَمُ بِالْمُهْتَدِينَ
Baca Juga
Paradoks Agama
"Ajaklah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah (ilmu pengetahuan) dan tuturkata nasehat yang baik dan berdiskusilah dengan mereka melalui cara yang terbaik (berdialektika etis) . Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk Tuhan," (QS. An-Nahl : 125).
Pada ayat lain :
فَبِمَا رَحْمَةٍ مِنَ اللَّهِ لِنْتَ لَهُمْ ۖ وَلَوْ كُنْتَ فَظًّا غَلِيظَ الْقَلْبِ لَانْفَضُّوا مِنْ حَوْلِكَ ۖ فَاعْفُ عَنْهُمْ وَاسْتَغْفِرْ لَهُمْ وَشَاوِرْهُمْ فِي الْأَمْرِ ۖ فَإِذَا عَزَمْتَ فَتَوَكَّلْ عَلَى اللَّهِ ۚ إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ الْمُتَوَكِّلِينَ
"Maka disebabkan oleh Kasih Allah kepadamu, kamu berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras dan berhati kasar, mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. Karena itu maafkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermusyawaratlah dengan mereka dalam urusan itu".
Nah, maka sebaiknya kau berhati-hati. Jangan terjebak pada penampilan fisik yang memesona atau gelar yang membanggakan atau kelincahan orasi yang memukau. "Waspadalah, waspadalah", kata iklan.
KH Husein Muhammad, salah seorang Mustasyar PBNU
Terpopuler
1
Bangkitkan Semangat Wirausaha, Talk Show di Cirebon Ajak Perempuan Muda Jadi Pelaku Ekonomi Mandiri
2
Angkatan Pertama Beasiswa Kelas Khusus Ansor Lulus di STAI Al-Masthuriyah, Belasan Kader Resmi Menyandang Gelar Sarjana
3
PBNU Serukan Penghentian Perang Iran-Israel, Dorong Jalur Diplomasi
4
Kuota Haji 2026 Baru Akan Diumumkan pada 10 Juli 2025, Kemenag Masih Tunggu Kepastian
5
Koleksi Manuskrip Warisan Ulama Sunda, KH Enden Ahmad Muhibbuddin Jadi Rujukan Tim Peneliti Naskah Nusantara
6
Isi Kuliah Umum di Uniga, Iip D Yahya Sebut Media Harus Sajikan Informasi ‘Halal’ dan Tetap Diminati
Terkini
Lihat Semua