• logo nu online
Home Nasional Warta Sejarah Khutbah Taushiyah Kuluwung Ubudiyah Daerah Keislaman Syariah Obituari Risalah Doa Tokoh Tauhid Profil Hikmah Opini Wawancara PWNU Ngalogat Ekonomi Lainnya
Sabtu, 20 April 2024

Hikmah

Kolom KH Zakky Mubarak

Buah Kurma dan Ketimun Bongkok 

Buah Kurma dan Ketimun Bongkok 
Ilustrasi: NUO
Ilustrasi: NUO

Nabi Muhammad SAW adalah seorang Rasul yang memiliki keistemewaan-keistemewaan yang khusus, yang tidak dimiliki nabi atau rasul lain. Diantara keistimewaannya, beliau dikaruniai oleh Allah SWT kemampuan untuk menyusun kalimat yang ringkas dan jelas, akan tetapi memiliki jangkauan makna yang luas dan kalimatnya sangat menarik, karunia itu disebut Jawami’ul Kalim. Nabi SAW bila menyampaikan pesan-pesan atau pernyataan pada para sahabat selalu singkat tetapi sarat dengan makna dan ucapan yang disampaikannya memiliki daya tarik yang luar biasa, sehingga semua orang ingin memperhatikannya.


Setelah memperoleh karunia jawami’ul kalim atau menyusun kalimat yang singkat dan sarat dengan makna itu, Nabi Muhammad SAW sangat pandai dalam menyampaikan perumpamaan-perumpamaan atau tamsil dalam kehidupan, sehingga pesan dan nasehatnya mudah dicerna oleh para pendengar dan pembaca. Sebagai contoh dapat dikemukakan dalam kesempatan ini, sabda Nabi yang mengandung tamsil atau perumpamaan. Bahwa kehidupan umat manusia di dunia ini, bagaikan seorang yang lewat jalan (musafir) yang bernaung di bawah pohon. Betapa senang dan nikmatnya ia bernaung di bawah pohon, pasti akan meninggalkan tempat itu dan kembali ke rumah tempat tinggalnya.


Hidup di dunia ini betapapun nikmatnya, pasti  ia akan kembali ke alam akhirat  yang kekal. Kehidupan dunia ini amat singkat, bagaikan orang yang bernaung di bawah pohon saja.


Contoh lain, Nabi Muhammad SAW mengumpamakan bahwa persaudaraan dan kasih sayang sesama muslim itu bagaikan tubuh yang satu. Satu sama lain saling tolong menolong dan saling membantu, bila kaki kanan akan terpeleset, kaki kiri segera membantu, bila tangan kanan membawa beban yang berat, tangan kiri segera membantunya. Dan banyak contoh lain yang dapat kita kaji dalam ilmu-ilmu hadis. Masih tentang perumpamaan dan ibarat yang diberikan Nabi Muhammad SAW pada kesempatan ini, baik kita kaji satu tamsil yang sangat relevan dengan kehidupan kita.


Nabi bersabda:


مَثَلُ الْمُؤْمِنِ الَّذِي يَقْرَأُ الْقُرْآنَ كَمَثَلِ الْأُتْرُجَّةِ رِيحُهَا طَيِّبٌ وَطَعْمُهَا طَيِّبٌ وَمَثَلُ الْمُؤْمِنِ الَّذِي لَا يَقْرَأُ الْقُرْآنَ كَمَثَلِ التَّمْرَةِ لَا رِيحَ لَهَا
وَطَعْمُهَا حُلْوٌ وَمَثَلُ الْمُنَافِقِ الَّذِي يَقْرَأُ الْقُرْآنَ مَثَلُ الرَّيْحَانَةِ رِيحُهَا طَيِّبٌ وَطَعْمُهَا مُرٌّ وَمَثَلُ الْمُنَافِقِ الَّذِي لَا يَقْرَأُ الْقُرْآنَ كَمَثَلِ الْحَنْظَلَةِ لَيْسَ لَهَا رِيحٌ وَطَعْمُهَا مُرٌّ (رواه البخاري ومسلم)


“Perumpamaan orang mukmin yang rajin membaca al-Qur’an adalah bagaikan buah utrujjah (jeruk) yang aromanya semerbak, bentuknya indah, segar dan menimbulkan selera, sedang rasanya manis dan nikmat. Perumpamaan orang mukmin yang tidak rajin membaca al-Qur’an, bagaikan buah kurma, ia tidak memiliki aroma yang indah, namun begitu, rasanya manis menyehatkan. Perumpamaan seorang munafik yang membaca al-Qur’an, bagaikan raihanah (bunga) yang baunya semerbak mewangi, bentuknya menarik tetapi rasanya pahit getir. Perumpamaan orang munafik yang tidak membaca al-Qur’an adalah bagaikan buah handzalah (ketimun bongkok) yang bentuknya tidak menarik, tidak memilki bau yang menyenangkan dan rasanya pahit”. (HR. Bukhari, No: 5007, Muslim, No:1328 ).


Hadis di atas mengungkapkan perumpamaan yang sangat menarik, dengan empat macam perumpamaan, tentang manusia yang rajin membaca, mengaji dan mengamalkan al-Qur’an dan orang-orang yang tidak mau membaca dan mengamalkannya. Atau orang yang rajin membaca al-Qur’an tetapi hanya untuk pamer, mencari pujian orang lain, sedang ia sendiri tidak mengamalkannya.


Dalam kehidupan sehari-hari, di mana kita selalu diusik oleh berbagai kesibukan yang tidak pernah usai, lihatlah diri kita sendiri dan renungkan dengan hadis di atas, apakah kita termasuk dalam perumpamaan buah kurma atau ketimun bongkok, atau dua perumpamaan lainnya.


Dr. KH. Zakky Mubarak, MA, salah seorang Mustasyar PBNU


Hikmah Terbaru