• logo nu online
Home Nasional Warta Sejarah Khutbah Taushiyah Kuluwung Ubudiyah Daerah Keislaman Syariah Obituari Risalah Doa Tokoh Tauhid Profil Hikmah Opini Wawancara PWNU Ngalogat Ekonomi Lainnya
Senin, 29 April 2024

Hikmah

Buah Kesabaran: Hikayat Nabi Sulaiman dan Burung yang Berhenti Berkicau (Bagian II-Tamat)

Buah Kesabaran: Hikayat Nabi Sulaiman dan Burung yang Berhenti Berkicau (Bagian II-Tamat)
Ilustrasi (Islami.co)
Ilustrasi (Islami.co)

Oleh Ustadz Hikmatul Luthfi
Sebagaimana diketahui, di antara anugerah yang telah diberikan kepada Nabi Sulaiman a.s. adalah kemampuannya untuk berbicara dan mengerti bahasa burung. 

Demikian disebutkan dalam Al-Qur’an:

وَوَرِثَ سُلَيْمَانُ دَاوُودَ ۖ وَقَالَ يَا أَيُّهَا النَّاسُ عُلِّمْنَا مَنْطِقَ الطَّيْرِ وَأُوتِينَا مِنْ كُلِّ شَيْءٍ ۖ إِنَّ هَٰذَا لَهُوَ الْفَضْلُ الْمُبِينُ 

“dan Sulaiman telah mewarisi Dawud, dan Dia berkata: "Hai manusia, Kami telah diberi pengertian tentang suara burung dan Kami diberi segala sesuatu. Sesungguhnya (semua) ini benar-benar suatu kurnia yang nyata" (QS. al-Naml: 16)

Adapun hikayat burung di masa Nabi Sulaiman yang sempat berhenti berkicau adalah sebagai berikut:

إن طيرًا فى عهدِ سليمانَ عليه السلام كان لهُ صوتٌ حسنٌ و صورةٌ حسنةٌ اشْتَراه رجلٌ بألفِ دِرهم و جاءَه طيٌر آخر فصاحَ صيحةً فوق قفصِه و طارَ و سكتَ الطيرُ و شكَا الرجلُ إلى سليمانَ عليه السلام فقال احضِرُوه فلمَّا احضَروه قالَ سليمانُ عليه السلام لَصاحبُك عليك حقٌّ حتى اشتراكَ بثمنٍ غالٍ فلمَ سكتَ؟ فقال: يا نبيَّ اللهِ قُل له حتى يرفعَ قلبه عنِّي إني لاَ أصيح أبدًا ما دمتُ فى القفصِ قال: لمَ؟ قال: لأنَّ صياحِي كانَ من الجزعِ إلى الوطنِ و الأولادِ و قال لي ذلك الطيرُ إنما حبسَك لأجلِ صوتِك فاسكتْ حتى تنجو فقال سليمانُ عليه السلام للرجلِ ما قال الطيرُ؟ فقال الرجل: أرسلْه يا نبيَّ اللهِ فإني كنتُ أحبسه لصوتِه فأعطاه سليمانُ عليه السلام ألفَ درهم ثم أرسلَ الطيرَ ثم طارَ و صاحَ سبحان مَن صوَّرني و فى الهواء طيَّرني ثم فى القفصِ صبرني ثم قال سليمانُ عليه السلام: إن الطيرَ ما دام فى الجزعِ لم يفرجْ عنه فلما صبَر فُرجَ عنه 

“Dihikayatkan bahwa di masa Nabi Sulaiman ada seekor burung yang memiliki kicauan merdu dan tampilan indah yang telah dibeli oleh seorang lelaki dengan harga seribu dirham. 

Suatu ketika, datanglah seekor burung lainnya yang berkicau nyaring di atas sangkarnya lalu terbang kembali, kemudian sejak itu si burung dalam sangkar pun menjadi terdiam dan membisu tak berkicau sedikitpun.

Melihat hal itu, lelaki pemilik burung dalam sangkar pun menjadi kesal, Ia pun kemudian mengadukannya kepada Nabi Sulaiman. 

“baiklah, segera hadirkan ia ke sini?” pinta Nabi Sulaiman.

Burung tersebut kemudian dihadapkan kepada Raja Sulaiman.
 
“Bagi pemilikmu ada hak yang harus engkau penuhi. Dia membelimu dengan harga yang mahal, akan tetapi, mengapa engkau hanya diam membisu tanpa sedikit pun berkicau?” tanya Raja Sulaiman kepada si burung.

"Wahai Nabi Allah, katakanlah beberapa hal pada laki-laki itu sehingga dia melepaskan hatinya dariku, sungguh aku tidak akan pernah berkicau selama aku berada dalam sangkar ini,” jelas si burung.

"Mengapa?" tanya Nabi Sulaiman lagi.

Sesungguhnya teriakan dan kicauanku itu adalah kegelisahan dan kerinduanku akan tempat tinggal dan anak-anakku, hingga kemudian datanglah seekor burung lain dan berkata kepadaku bahwa laki-laki itu menahanku karena sebab kicauanku maka dia memintaku untuk diam dan bersabar agar aku selamat, maka sejak itu aku pun diam membisu," terang si burung.

Lalu kemudian Nabi Sulaiman pun mengatakan kepada laki-laki tersebut apa yang disampaikan oleh si burung.

"Sekarang biarlah burung itu lepas wahai Nabi Allah, sesungguhnya aku menahannya karena kicauannya," ucap si lelaki.

Kemudian nabi Sulaiman pun memberikan 1000 dirham kepada laki-laki itu sebagai ganti sepadannya, dan kemudian melepaskan si burung. 

Kemudian si burung pun terbang sambil berkicau indah:

سبحان مَن صوَّرنِي و فى الهواء طيَّرني ثمَّ فى القفصِ صبرَنِي

“Mahasuci Allah yang telah menciptakanku, menerbangkanku di udara, lalu memberikan kesabaran padaku dalam sangkarku”

Lalu Nabi Sulaiman berkata: “Sesungguhnya burung itu selama ia berada dalam kegelisahan dan kecemasan, ia tidak akan pernah terbebas, namun saat dimana ia sabar niscaya ia akan terbebas.” (Tafsir Ruh al-Bayan, juz 1, h. 264)

Hikayat ini memberikan isyarat bahwa demikian halnya juga dengan manusia, hendaklah ia bersabar atas musibah yang telah menimpanya seperti terusir dari tempat tinggal, terpisah dari keluarganya, dan bagi mereka adalah pahala yang tanpa batas.

إِنَّمَا يُوَفَّى الصَّابِرُونَ أَجْرَهُمْ بِغَيْرِ حِسَابٍ

“Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah Yang dicukupkan pahala mereka tanpa batas.” (QS. al-Zumar: 10). Wallahu `a’lam. 

Penulis adalah Nahdliyin kelahiran Ciabadak, Kabupaten Sukabumi


 


Hikmah Terbaru