3 Peristiwa Penting di Bulan Syaban, Bulan Pengampunan dan Rekapitulasi Amal
Selasa, 4 Februari 2025 | 15:43 WIB
Bulan Sya’ban merupakan salah satu bulan yang dianjurkan untuk memperbaiki diri dari keburukan. Meskipun tidak termasuk dalam Asyhurul Hurum (empat bulan mulia: Dzulqa’dah, Dzulhijjah, Muharram, dan Rajab), Sya’ban tetap memiliki keistimewaan tersendiri dibanding bulan lainnya. Bulan ini berada di antara dua bulan mulia, yaitu Rajab dan Ramadhan, serta disebut sebagai bulan Nabi Muhammad SAW.
Hal ini disampaikan langsung oleh Rasulullah SAW yang bersabda bahwa Rajab adalah bulan Allah, Ramadhan adalah bulan umat Nabi Muhammad SAW, sedangkan Sya’ban adalah bulannya. Salah satu amalan utama di bulan ini adalah ibadah di malam Nisfu Sya’ban, yang jatuh pada tanggal 15 Sya’ban. Malam ini diyakini sebagai malam penghapusan dosa bagi mereka yang memohon ampun kepada Allah SWT.
Tiga Peristiwa Penting di Bulan Sya’ban
Dalam kitab Ma Dza fi Sya’ban? karya Sayyid Muhammad bin Alawi Al-Maliki, disebutkan tiga peristiwa penting yang terjadi pada bulan Sya’ban dan berpengaruh besar terhadap kehidupan umat Muslim.
1. Peralihan Kiblat
Salah satu peristiwa penting yang terjadi di bulan Sya’ban adalah peralihan kiblat dari Masjidil Aqsha ke Masjidil Haram. Dalam tafsir Al-Jami’ li Ahkāmil Qur’an, Al-Qurthubi mengutip pendapat Abu Hatim Al-Basti yang menyatakan bahwa Allah SWT memerintahkan Nabi Muhammad SAW untuk mengalihkan kiblat pada malam Selasa bulan Sya’ban, yang bertepatan dengan malam Nisfu Sya’ban.
Peristiwa ini sangat dinanti-nantikan oleh Nabi Muhammad SAW. Disebutkan bahwa beliau sering menengadahkan wajah ke langit menunggu wahyu mengenai perintah ini, sebagaimana firman Allah SWT dalam Surat Al-Baqarah ayat 144:
قَدْ نَرَى تَقَلُّبَ وَجْهِكَ فِي السَّمَاءِ فَلَنُوَلِّيَنَّكَ قِبْلَةً تَرْضَاهَا فَوَلِّ وَجْهَكَ شَطْرَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ
Artinya: “Sungguh Kami melihat wajahmu kerap menengadah ke langit, maka sungguh Kami akan memalingkanmu ke kiblat yang kamu sukai. Palingkanlah wajahmu ke arah Masjidil Haram.”
2. Penyerahan Rekapitulasi Amal kepada Allah SWT
Bulan Sya’ban juga menjadi bulan istimewa karena pada bulan ini seluruh amal perbuatan manusia diserahkan kepada Allah SWT. Sayyid Muhammad bin Alawi Al-Maliki mengutip hadits yang diriwayatkan oleh An-Nasa’i mengenai dialog Usamah bin Zaid dengan Nabi Muhammad SAW:
"Wahai Nabi, aku tidak melihatmu berpuasa di bulan-bulan lain sebagaimana engkau berpuasa di bulan Sya’ban?"
Kemudian Rasulullah SAW menjawab:
"Banyak manusia yang lalai di bulan Sya’ban. Pada bulan itu semua amal diserahkan kepada Allah SWT. Dan aku suka ketika amalku diserahkan kepada Allah, aku dalam keadaan puasa."
Penyerahan amal ini adalah rekapitulasi penuh dari amal perbuatan manusia. Meskipun demikian, ada waktu-waktu lain dalam setahun di mana amal diserahkan, seperti setiap siang dan malam, serta setiap pekan. Selain itu, ada pula amal tertentu yang langsung diserahkan kepada Allah SWT tanpa menunggu waktu-waktu tersebut, seperti catatan amal shalat lima waktu.
3. Penurunan Ayat Anjuran Bershalawat kepada Nabi Muhammad SAW
Di bulan Sya’ban juga diturunkan ayat yang berisi perintah untuk bershalawat kepada Nabi Muhammad SAW, yaitu Surat Al-Ahzab ayat 56:
إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ ۚ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا
Artinya: “Sungguh Allah dan para malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi. Hai orang-orang yang beriman, shalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya.”
Ibnu Abi Shaib Al-Yamani menyatakan bahwa bulan Sya’ban adalah bulan shalawat, karena pada bulan inilah ayat ini diturunkan. Pendapat ini diperkuat oleh Imam Syihabuddin Al-Qasthalani dalam kitab Al-Mawahib serta Ibnu Hajar Al-Asqalani yang menyebutkan bahwa ayat ini turun pada bulan Sya’ban tahun ke-2 hijriyah.
Bulan Sya’ban memiliki keutamaan besar dalam Islam, baik karena peristiwa penting yang terjadi di dalamnya maupun karena amalan-amalan yang dianjurkan untuk dilakukan. Umat Islam dianjurkan untuk memperbanyak ibadah, memohon ampunan, serta memperbanyak shalawat kepada Nabi Muhammad SAW di bulan yang mulia ini.
Tulisan ini dikutip dari artikel karya M Alvin Nur Choironi, sebagaimana dimuat di NU Online.
Terpopuler
1
Pelunasan Haji Khusus 2025 Memasuki Hari Keempat, Kuota Terisi Hampir 50%, Masih Dibuka hingga 7 Februari
2
LAZISNU Depok Resmi Jadi Percontohan dalam Program Koin Digital NU
3
3 Peristiwa Penting di Bulan Syaban, Bulan Pengampunan dan Rekapitulasi Amal
4
IPNU-IPPNU Kabupaten Tasikmalaya Gelar Diklat Aswaja, Perkuat Pemahaman Keaswajaan Pelajar NU
5
Menjaga Warisan Gus Dur: Alisa Wahid dan Tantangan Toleransi di Indonesia
6
Hasil Bahtsul Masail Kubro Putri se-Jabar di Pesantren Sunanulhuda 2025 terkait Hukum Sungkem dan Mushofahah kepada Guru, Download di Sini
Terkini
Lihat Semua