Garut

Temui Kemenag, Fatayat NU Garut Bahas Minimalisir Kekerasan Berbasis Gender hingga Bumikan Moderasi Beragama di Masyarakat

Kamis, 10 Oktober 2024 | 11:29 WIB

Temui Kemenag, Fatayat NU Garut Bahas Minimalisir Kekerasan Berbasis Gender hingga Bumikan Moderasi Beragama di Masyarakat

Sejumlah Pengurus Fatayat NU Garut Temui Kepala Kemenag Garut saat berdiskusi mengenai kekerasan berbasis Gender hingga Implementasi Moderasi Beragama. (Foto: NU Online Jabar/Rudi Sirojudin A).

Garut, NU Online Jabar
Pimpinan Cabang (PC) Fatayat NU Kabupaten Garut melakukan audiensi bersama pihak Kementerian Agama (Kemenag) Kabupaten Garut tepatnya di Jalan Pahlawan No 65 Sukagalih Garut pada Jum'at (4/10/2024) lalu. Selain dalam rangka untuk bersilaturahmi dan untuk membangun kesepamahaman bersama terkait dengan pentingnya kondusifitas kehidupan beragama di tengah masyarakat yang majemuk, kegiatan juga dimaksudkan untuk meminimalisir tindakan kekerasan dan isu gender yang terjadi di masyarakat. 


Kedatangan para pengurus Fatayat NU yang diketuai oleh Hj Ai Sadidah langsung diterima secara hangat oleh kepala Kemenag Garut H Saepulloh di ruangan kantornya.


Dalam kesempatan tersebut, Hj Ai menyampaikan hadirnya Fatayat NU ke kantor Kemenag Garut untuk bersilaturahmi sekaligus berdiskusi bedasarkan pengalaman dari Kemenag terkait dengan moderasi beragama. Ia menilai bahwa sharing pengalaman terkait dengan moderasi beragama bersama pihak pemerintah penting untuk dilakukan. 


"Kebetulan saat ini juga Fatayat NU Garut memikul tanggung jawab yang sama untuk membumikan moderasi beragama. Misalnya, isu kekerasan berbasis gender dan agama masih menjadi pekerjaan rumah bagi kita semua," ucapnya. 


Hj Ai menjelaskan bahwa salah satu hal penting yang akan dilakukan pihaknya untuk meminimalisir tindakan kekerasan baik isu gender maupun agama dalam waktu dekat adalah dengan melibatkan pesantren dalam pencegahannya, terutama pencegahan atas kekerasan seksual di lingkungan pendidikan agama. 


"Program tersebut juga sengaja dirancang karena bersamaan dengan peringatan Hari Santri Nasional yang akan dilakukan di bulan Oktober. Hal itu dirasa penting mengingat pesantren yang selama ini telah banyak mendapatkan stigma buruk dari masyarakat karena dianggap sebagai lahan subur bagi perilaku bullying dan kekerasan seksual," jelas perempuan puteri dari salah seorang Mustasyar PBNU KH Muhammad Nuh Addawami itu. 


Sementara itu, pihak Kemenag Garut H Saepulloh menyarankan agar Fatayat NU bisa bersinergi terus dengan Kemenag untuk kepentingan keumatan dan kebangsaan. Menurutnya, pihaknya akan sangat merasa bangga jika Fatayat NU terus menjadi mitra strategis bersama Kemenag Garut. 


“Kami memiliki kampung toleransi yang selama ini sudah didampingi. Nanti bisa menjadi best practice bagi mitra-mitra Fatayat NU di lapangan bagaimana cara menerapkan kehidupan toleransi beragama di tengah-tengah masyarakat yang heterogen," jelas H Saepulloh. 


Selain itu, PIC Program KBB untuk Persaudaraan dan Toleransi kerjasama Jisra dan Fatayat NU Jawa Barat Chotijah Fanaqi mengungkapkan bahwa audiensi berkaitan erat dengan dukungan Kemenag untuk keberlangsungan program KBB di Garut. Ia menilai, festival toleransi menjadi salah satu wujud toleransi keberagaman di wilayah Garut karena melibatkan seluruh komunitas lintas iman yang selama ini sudah menjadi mitra Fatayat NU Garut. 


“Dalam rangkaian kegiatan festival, selain ada kegiatan diskusi KBB dan bedah film kekerasan gender berbasis agama, juga akan ada parade kebudayaan yang akan dipersembahkan oleh komunitas lintas iman, seperti persembahan angklung oleh komunitas Sunda Wiwitan," tandasnya.