• logo nu online
Home Nasional Warta Sejarah Khutbah Taushiyah Kuluwung Ubudiyah Daerah Keislaman Syariah Obituari Risalah Doa Tokoh Tauhid Profil Hikmah Opini Wawancara PWNU Ngalogat Ekonomi Lainnya
Rabu, 24 April 2024

Garut

Tahlil dan Doa, Haul ke-13 KH Ulumuddin Bannany dan 40 Hari wafatnya KH Irfan Hadian Bannany

Tahlil dan Doa, Haul ke-13 KH Ulumuddin Bannany dan 40 Hari wafatnya KH Irfan Hadian Bannany
Tahlil dan Doa, Haul ke-13 KH Ulumuddin Bannany dan 40 Hari wafatnya KH Irfan Hadian Bannany
Tahlil dan Doa, Haul ke-13 KH Ulumuddin Bannany dan 40 Hari wafatnya KH Irfan Hadian Bannany

Garut, NU Online Jabar
Saling mendoakan antar sesama merupakan amalan yang baik dan menjadi suatu keharusan bagi setiap muslim. Dengan saling mendoakan kedua belah pihak akan mendapatkan pahala dari apa yang diamalkannya. Doa juga bisa menjadi hadiah bagi orang-orang tercinta, tidak hanya bagi mereka yang masih ada, namun juga bisa dihadiahkan untuk orang yang sudah wafat.


Seperti yang dilakukan Alumni dan keluarga besar Ponpes Al-Huda Tarogong-Garut yang menggelar acara tahlil dan doa untuk memperingati haul ke-13 tahun wafatnya KH Ulumuddin Bannany dan mengenang 40 hari wafatnya KH Irfan Hadian Bannany, Ahad (17/7).


Gelaran doa dan tahlil tersebut sebagai wujud rasa cinta terhadap para guru dan orangtua yang telah meninggal dunia, juga seja ngalap tabaruk, keberkahan dari orang-orang tercinta dan guru yang jadi panutan.


KH Ulumuddin Bannany merupakan Pimpinan Ponpes Al-Huda yang wafat pada tahun 2009. Ia merupakan ayahanda dari Ketua KBIH Al-Huda KH Irfan Hadian Bannany yang wafat pada 9 Juni 2022 lalu.


Acara tersebut dihadiri oleh segenap pengurus Ponpes Al-Huda, Pimpinan Ponpes Al-Huda KH Wildan Hilmi Bannany, Ketua KBIH Al-Huda, Aceng Muhammad Rifki Bannany, para alumni Ponpes dan KBIH Al-Huda, santriawan-santriawati, serta masyarakat setempat.


Pimpinan Ponpes Al-Huda KH Wildan Hilmi Bannany, dalam sambutannya menegaskan terkait acara haul, tahlil dan kirim doa merupakan amalan yang benar-benar bersumber dari faham ahlusunnah wal jamaah sebagai bagian dari identitas seorang muslim sejati.


“Kita semua yang satu pemahaman dalam faham ahlussunnah wal jamaah, tentunya meyakini dengan sepenuh hati bahwa bacaan doa, dzikir, dan Al-Qur’an yang ditujukan kepada orang yang telah meninggal dunia benar-benar akan sampai,” tegasnya. 


Lanjutnya, Kiai Wildan mengucapkan terimakasih kepada para alumni yang turut hadir mendoakan. Menurutnya, kehadiran para alumni itu merupakan sebagai bagian dari rasa cinta dan pedulinya alumni terhadap keberadaan Ponpes Al-Huda.


“Tentunya, kehadiran para alumni yang telah menjadi tokoh agama dan tokoh masyarakat di lingkungannya masing-masing sangat menggembirakan bagi kami. Ibu-bapak sebagai alumni yang telah menerapkan pola pendidikan Ponpes Al-Huda di lingkungannya masing-masing pada hakikatnya telah dan sedang membesarkan Ponpes Al-Huda sendiri. Oleh karena itu, kami ucapkan banyak-banyak terimakasih. Semoga apa-apa yang telah dilakukan oleh ibu-bapak, dapat menjadi ladang amal kebaikan yang tak ternilai harganya di hadapan Allah SWT,” ujar kiai yang menjabat sebagai Wakil Rais Syuriyah PCNU Kabupaten Garut itu.


Dalam kesempatan yang sama, KH Ahmad mewakili alumni mengungkapkan ada lima hal yang harus dilakukan oleh alumni sebagai bagian dalam membangkitkan dan meneguhkan kembali kebesaran pesantren Al-Huda.


“Yang mesti dilakukan oleh para alumni dalam meneguhkan kembali kebesaran Ponpes Al-Huda yakni pertama, tanamkanlah sikap rendah hati dan selalu takdzim terhadap Al-Huda. Kedua, teguhkanlah niat yang tulus untuk memajukan Al-Huda,” terangnya.


Ketiga lanjutnya, “Marilah bersama-sama dalam setiap kesempatan berdoa untuk kemajuan Al-Huda. Keempat, cintailah Al-Huda dengan baik-baik dan tanpa pamrih. Dan kelima, harus ada kerjanyata dalam memajukan Al-Huda,” pungkasnya. 


Pewarta: Rudi Sirojudin Abas
Editor: Abdul Manap


Garut Terbaru