Garut

Jadi Gelaran Harlah Ke-102 NU, Berikut Deskripsi Makam Keramat Sunan Cipancar yang Dikunjungi MWCNU Cilawu Garut

Sabtu, 1 Februari 2025 | 09:53 WIB

Jadi Gelaran Harlah Ke-102 NU, Berikut Deskripsi Makam Keramat Sunan Cipancar yang Dikunjungi MWCNU Cilawu Garut

Makam Keramat Sunan Cipancar Garut. (Foto: NU Online Jabar/Rudi Sirojudin Abas).

Garut, NU Online Jabar 
Dalam rangka memperingati Hari Lahir (Harlah) Nahdlatul Ulama (NU) ke-102, pengurus Majelis Wakil Cabang (MWCNU) Cilawu Garut melakukan kegiatan ziarah ke beberapa makam keramat yang ada di Garut. Salah satu makam keramat yang dikunjungi adalah makam Sunan Cipancar (Pancer) atau Prabu Wijaya Kusumah Adipati Limansanjaya Kusumah yang terletak di Kampung Pasir Astana, Desa Pasirwaru, Kecamatan Limbangan, Kabupaten Garut. 


Dalam pantauan NU Online Jabar di WAG Koordinasi MWCNU se-Garut, tampak para pengurus MWCNU Cilawu berfoto bersama saat sampai di gerbang pintu masuk makam Sunan Cipancar. 


"Alhamdulilah, kami sampai di makam Sunan Cipancar," tulis ketua Tanfidziyah MWCNU Cilawu, H Jujun, saat membagikan foto di WAG Koordinasi MWCNU se-Garut, Jum'at (31/1/2025).


Untuk diketahui, selain makam Sunan Cipancar,  MWCNU Cilawu juga mengunjungi makam Syekh Jafar Shiddiq Haruman Cibiuk dan makam Pangeran Papak Cinunuk Wanaraja dalam bagian memperingati Harlah NU ke-102. 


Makam Keramat Sunan Cipancar


Untuk sampai ke makam Sunan Cipancar, para peziarah dapat menggunakan beberapa akses masuk. Para peziarah yang datang dari arah Garut Kota dan sekitarnya dapat menggunakan arah Jalan KH Hasan Arif  Banyuresmi dari Bunderan Ciatel Jalan Suherman depan Kantor PCNU Garut. Saat berada di Jalan KH Hasan Arif, penziarah akan melewati tempat wisata Situ Bagendit, kemudian lurus menuju Jalan Lewigoong dan melewati rel kereta api hingga terus melewati Jalan Cibiuk.  


Saat berada di Jalan Cibiuk, peziarah akan melewati makam keramat lainnya, yakni makam Syekh Jafar Shiddiq Haruman yang tempatnya tepat di sebelah kanan Jalan Cibiuk. Setelah itu peziarah tinggal lurus hingga sampai ke pertigaan Jalan Limbangan-Bandung-Tasikmalaya. 


Setelah tiba di pertigaan Limbangan-Bandung-Tasikmalaya, peziarah tinggal lurus ke arah Jalan Tasikmalaya. Sesampai di SPBU Limbangan dan sebelum Alun-alun Limbangan tinggal belok kiri. Kira-kira 1 KM, peziarah akan sampai di makam Sunan Cipancar.  Di sebelah kiri jalan ke atas dari makam Sunan Cipancar juga terdapat makam keramat lainnya yakni makam Assaikh Abdul Qohhar atau Embah Khotib Limbangan. Begitu pun bagi peziarah yang datang dari arah Bandung atau Tasikmalaya, yang jadi titik berhentinya adalah Alun-alun Limbangan, setelah itu tinggal menuju makam Sunan Cipancar. 


Sesampai di komplek makam Sunan Cipancar,  peziarah akan menemukan suasana komplek makam tradisional dengan tanda nisan tumpukan bebatuan alami lengkap dengan pohon tua menjulang tinggi menyerupai tempat yang dihutankan. 


Makam Sunan Cipancar sendiri merupakan makam utama yang dibangun dengan tumpukan mirip punden berundak berbahan lempengan batu bata. Sejajar atau satu batas dengan makam Sunan Cipancar adalah makam Raden Lenggangkencana, Raden Lenggangningrat, Rangga Megatsari, Raden Lenggangsari, dan Wangsadita I. 


Syarat makam keramat pada makam Sunan Cipancar juga terpenuhi dengan adanya sungai yang mengapit komplek makam, terutama sungai yang menjadi batas pemisah antara komplek makam dengan hunian masyarakat.