Depok

Pergunu Kota Depok: Ziarah Muharrik NU Jadi Sumber Kekuatan Harokah dan Berkah

Selasa, 22 Oktober 2024 | 07:03 WIB

Pergunu Kota Depok: Ziarah Muharrik NU Jadi Sumber Kekuatan Harokah dan Berkah

Ketua Persatuan Guru Nahdlatul Ulama (Pergunu) Kota Depok, Heru Hermanto, menggelar ziarah ke makam para muassis bersama jajaran kepengurusan baru pasca-Konferensi Cabang (Konfercab) yang digelar bulan lalu. (Foto: NU Online Jabar/Mun'im)

Depok, NU Online Jabar
Ketua Persatuan Guru Nahdlatul Ulama (Pergunu) Kota Depok, Heru Hermanto, menggelar ziarah ke makam para muassis bersama jajaran kepengurusan baru pasca-Konferensi Cabang (Konfercab) yang digelar bulan lalu. Ziarah pertama dilakukan ke makam Almagfurlah KH. Achmad Sjaichu, tokoh NU yang pernah menjabat pada periode 1962-1967, pada Jumat sore (18/10/24).


Heru menyampaikan bahwa ziarah ini diharapkan menjadi sumber inspirasi untuk terus berkhidmat di NU. "Sepak terjang Kiai Sjaichu di NU menjadi kekuatan bagi kita saat ini dalam mengabdi, memberikan maslahat dan manfaat bagi warga NU di Kota Depok. Pesantren Al-Hamidiyah merupakan bukti nyata keberkahan dari perjuangan beliau," ujarnya.


Ziarah kedua dilakukan ke makam Almarhum Abuya KH. Abdurrahman Nawi di Pondok Pesantren Al-Awwabin Putri, Bedahan, Kecamatan Sawangan, Depok. Abuya KH. Abdurrahman Nawi, yang wafat pada 2019, merupakan salah satu tokoh muharrik (penggerak) NU di Kota Depok dan ulama Indonesia yang menjelaskan pentingnya tujuan dari ziarah kubur.


Dalam karyanya yang dikutip dari situs alawwabin.sch.id, Kiai Nawi menjelaskan empat tujuan utama ziarah kubur. Pertama, ziarah kubur sebagai pengingat akan akhirat, sesuai dengan hadis: 


قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى الله عَليْهِ وسَلَّمَ : زُورُوا الْقُبُورَ ؛ فَإِنَّهَا تُذَكِّرُكُمُ الآخِرَةَ 


“Rasulullah SAW bersabda: Ziarahilah kubur, sesungguhnya ia dapat mengingatkan kalian kepada akhirat” (HR. Ibnu Majah).


Kedua, ziarah kubur menjadi sarana untuk mendoakan ahli kubur. Rasulullah SAW pun mencontohkan hal ini, seperti dalam hadis:


أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم خَرَجَ إِلَى الْمَقْبَرَةِ فَقَالَ السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ دَارَ قَوْمٍ مُؤْمِنِينَ وَإِنَّا إِنْ شَاءَ اللَّهُ بِكُمْ لاَحِقُونَ 


“Rasulullah SAW keluar menuju sebuah kuburan dan mengucapkan: ‘Semoga keselamatan terlimpah kepada kalian wahai penghuni kampung kaum mukminin, sesungguhnya insya Allah kami akan menyusul kalian” (HR. Abu Daud).


Ketiga, jika ahli kubur tersebut memiliki keberkahan selama hidupnya, seperti para orang saleh dan wali, ziarah dimaksudkan untuk mengambil keberkahan dari mereka. Abuya KH. Abdurrahman Nawi mengutip Imam al-Ghazali dalam Ihya Ulumiddin:


وَكُلُّ مَنْ يُتَبَّرك بِمُشَاهَدَتِهِ فِيْ حَيَاتِهِ يُتَبَّرَكُ بِزِيَارَتٍهِ بَعْدَ وَفَاتِهِ وَيَجُوْزُ شَدُّ الرِّحَالِ لَهَذَا الغَرَضِ
 
 
“Setiap orang yang diambil keberkahannya ketika hidup, maka keberkahannya juga bisa diambil setelah wafatnya dengan menziarahinya. Boleh juga mempercepat untuk tujuan ini.”


Keempat, ziarah kubur bisa menjadi sarana untuk menyenangkan ahli kubur. Berdasarkan sebuah hadis: 


عَنِ النَّبِيّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَّهُ قَالَ:  آنَسُ مَا يَكُوْنُ المـَــيِّتِ فِي قَبِرِهِ إِذَا زَارَهُ مَنْ كَانَ يُحِبُّهُ فِيْ دَارِ الدُّنْيَا 


“Dari Nabi SAW bersabda: Paling disenangi bagi mayit di kuburnya adalah apabila dikunjungi oleh orang yang ia sukai di dunia”


Pewarta: Abdul Mun'im Hasan