Depok

NU Depok Dorong Ekonomi Sub-Urban Lewat Program Pemberdayaan dan Kolaborasi Komunitas

Ahad, 20 Juli 2025 | 16:12 WIB

NU Depok Dorong Ekonomi Sub-Urban Lewat Program Pemberdayaan dan Kolaborasi Komunitas

Ketua PCNU Kota Depok, KH Achmad Solechan, Kasatcorcab Banser, H. Ade Hukmawan, dan Cak Tarno dalam diskusi (Foto LTN NU Kota Depok)

Depok, NU Online Jabar
Upaya penguatan ekonomi lokal di kawasan pinggiran (sub-urban) Kota Depok menjadi topik utama dalam forum diskusi bertajuk "Pengembangan Ekonomi Lokal Sub-Urban Depok dalam Perspektif Nahdliyin", yang digelar Kobong Forum Discussion pada Sabtu, 19 Juli 2025, di Kopi Kobong, Meruyung, Kecamatan Limo.

 

Forum tersebut menghadirkan sejumlah narasumber dari berbagai latar belakang, di antaranya Ketua Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kota Depok KH Achmad Solechan, Kepala Bidang Informasi dan Komunikasi Publik (IKP) Dinas Kominfo Kota Depok H. Ade Hukmawan, serta pendiri Cak Tarno Institute, Cak Tarno.

 

Ketua PCNU Kota Depok KH Achmad Solechan atau yang akrab disapa Kiai Alech, menekankan pentingnya pemberdayaan ekonomi warga, khususnya di tingkat akar rumput. Ia menyebut, NU Depok aktif menginisiasi berbagai program pelatihan dan dukungan usaha untuk masyarakat.

 

“Kami telah mengadakan pelatihan quality management, pelatihan UMKM agar bisa bankable, dan mendorong mereka menjadi pelaku usaha yang profesional,” ujarnya.

 

Program pemberdayaan ini, lanjut Kiai Alech, juga diwujudkan dalam bentuk aksi nyata. NU Depok, melalui lembaga dan badan otonom seperti Lazisnu, menyalurkan bantuan seperti gerobak kopi keliling, tambahan modal usaha kecil, hingga pelatihan urban farming untuk Muslimat NU.

 

“Bibit dan pelatihan diberikan agar warga bisa mandiri secara ekonomi,” tambahnya.

 

Senada dengan itu, Ade Hukmawan menyoroti peran pemerintah dalam membuka ruang hidup ekonomi warga melalui kegiatan seperti Car Free Day (CFD). Menurutnya, CFD menjadi wadah penting bagi pelaku UMKM untuk tumbuh dan berjejaring.

 

“Di CFD, kita melihat geliat ekonomi UMKM yang luar biasa. Tidak hanya berdampak pada pendapatan pelaku usaha, tapi juga pada pembangunan sosial karena terjadi interaksi lintas komunitas yang menyenangkan dan membangun jaringan,” katanya.

 

Namun, ia juga mengingatkan pentingnya kedisiplinan warga dalam menjaga kebersihan saat CFD berlangsung.

 

“Yang paling harus diwaspadai adalah efek negatif dari kebiasaan buruk warga yang kurang disiplin. Masih banyak yang buang sampah sembarangan. Ini bisa merusak citra CFD kita,” tegasnya.

 

Jika dikelola dengan lebih tertib dan bersih, menurutnya, CFD berpotensi menjadikan Depok sebagai destinasi wisata olahraga yang diminati, tak hanya oleh warga lokal, tetapi juga dari daerah sekitar seperti Bogor, Bekasi, dan Jakarta.

 

Sebagai Kasatkorcab Banser Kota Depok, Ade juga menegaskan pentingnya peran kader Banser dan Ansor dalam penguatan ekonomi kreatif.

 

“Kami mendorong Ansor-Banser membangun badan usaha milik organisasi, seperti BUMA dan Koperasi Ansor yang kini mulai menunjukkan dampak positif bagi anggotanya,” ujarnya.

 

Sementara itu, Cak Tarno menyoroti pentingnya perubahan pola pikir (mindset) menuju kemandirian dan keberanian dalam mengambil peran strategis di wilayah pinggiran kota yang kerap dianggap tertinggal secara ekonomi.

 

Forum berlangsung dinamis dan mendapat respons positif dari peserta yang berasal dari berbagai elemen masyarakat NU, pelaku UMKM, hingga mahasiswa. Diskusi ini menjadi langkah konkret untuk memperkuat basis ekonomi warga dengan semangat ke-NU-an dan pendekatan kultural yang membumi.