• logo nu online
Home Nasional Warta Sejarah Khutbah Taushiyah Kuluwung Ubudiyah Daerah Keislaman Syariah Obituari Risalah Doa Tokoh Tauhid Profil Hikmah Opini Wawancara PWNU Ngalogat Ekonomi Lainnya
Jumat, 19 April 2024

Daerah

Wakil Rais Syuriah PCNU Garut Ungkap Tiga Ciri Islam Ahlussunnah wal Jamaah

Wakil Rais Syuriah PCNU Garut Ungkap Tiga Ciri Islam Ahlussunnah wal Jamaah
Wakil Rais Syuriah PCNU Garut, KH Agus Ahmad Syihabuddin. (Foto: M Salim).
Wakil Rais Syuriah PCNU Garut, KH Agus Ahmad Syihabuddin. (Foto: M Salim).

Garut, NU Online Jabar
Wakil Rais Syuriah PCNU Garut yang akrab disapa Ajengan Agus mengungkapkan ciri-ciri Islam Ahlussunnah wal Jamaah (Aswaja). Hal tersebut diungkapkan saat memberikan sambutan dalam kegiatan Konferensi ke-1 yang digelar oleh Majelis Wakil Cabang Nahdlatul Ulama (MWCNU) Leles di Pondok Pesantren Nurul Hikam Asy-Syarifiah pimpinan KH Deden Haidar, Sabtu (12/2).

 

Menurutnya ciri Islam Aswaja ada tiga. Pertama, di bidang tauhid atau ushuludin mengikuti Imam Abu Hasan Al ‘Asy’ari dan Abu Mansur Al Maturidi. Lalu, dalam bidang fiqih atau syari’ah ala faham Islam aswaja menurutnya yaitu mengikuti salah satu empat madzhab, yaitu Imam Maliki, Imam Syafi’I, Imam Hanafi, dan Imam Hambali. Sedangkan dalam bidang Tasawuf, Islam  Aswaja mengikuti pada Imam Junaidi Al Bagdadi dan Imam Ghozali.

 

“Ciri Islam Aswaja di Indonesia dalam bidang Tauhid mengikuti Abu Hasan al Asy’ari, dalam bidang fiqih mengikuti imam Syafi’i, dan dalam bidang tasawuf mengikuti imam Ghozali, inilah yang kita kenal dengan Islam Nusantara,” ungkap Ajengan Agus yang juga merupakan sesepuh Pondok Pesantren Darul Ihsan Kampung Tambakbaya Desa Dano Kecamatan Leles tersebut.

 

Kedua, ciri islam Aswaja yaitu ilmunya harus bersanad. Menurut Ajengan Agus, sehingga pentingnya para ulama, khususnya warga nahdliyin dalam memondokkan putranya harus melihat dulu kejelasan dari sanad pesantren yang akan menjadi rujukan warga nahdliyin dalam memondokkan putra-putrinya.

 

Terakhir, ciri dari paham Islam Aswaja yaitu tidak mudah mengkafirkan sesama muslim. Menurutnya, walaupun di dalam islam Ahlussunnah wal Jamaah memiliki banyak perbedaan faham, namun hal tersebut tidak menjadikan alasan untuk mengkafirkan sesama muslim, dan para ulama aswaja juga tidak menjadikan perbedaan tersebut sebagai perpecahan.

 

“Kaum Aswaja memiliki banyak perbedaan, namun tidak menjadikan perbedaan tersebut sebagai perpecahan. Berbeda dengan kelompok takfiri yang lain,” tuturnya

 

Iapun sedikit menceritakan pada zaman Khalifah Abdul Aziz, kelompok takfiri sering mengadakan kajian secara sembunyi-sembunyi. Hal tersebut dinyatakan sebagai bid’ah yang nyata. Sehingga Ajengan Agus mengingatkan kepada para peserta Konferensi untuk menghimbau warganya agar tidak mengikuti kajian yang dilaksanakan secara sembunyi-sembunyi tersebut, karena hal tersebut sudah jelas bid’ah sebagaimana masa khalifah Abdul Azis.

 

Pewarta: Muhammad Salim
Editor: Muhammad Rizqy Fauzi


Daerah Terbaru