Oleh: KH Husein Muhammad
Sejumlah teman ingin tahu kitab Ihya Ulum al Din, kitab yang diaji kiai Ulil Absar Abdallah yang terkenal itu. Katanya ada "tetangga" sebelah kanan yang mengkritik habis kitab itu lantaran banyak sekali hadits dhaif, lemah. Tetangga sebelah kiri mengecamnya karena "membunuh" intelektualisme.
Aku bilang : Tak ada pandangan atau pikiran seseorang atau sekelompok orang yang dipahami secara tunggal. Karena setiap orang memiliki pendekatan keilmuan dan perspektif yang berbeda-beda. Imam al Ghazali dengan karya magnum opusnya ini : "Ihya Ulum al Din", juga begitu. Ada yang mengagumi, memuji dan mengikuti dan ada yang menolak, mencaci dan mensesatkan.
Meski banyak orang mengkritik Imam Abu Hamid al-Ghazali, tetapi beliau tetap saja eksis sepanjang zaman. Kitab al-Ihya telah dicetak beribu kali di seluruh dunia Islam sampai hari ini dan entah sampai kapan. Kitab ini masih terus dibaca dan dikaji dengan penuh minat dan gairah di pesantren-pesantren dan pusat-pusat pendidikan Islam. Kritik, tuduhan dan kecaman sejumlah ahli hadits, sejumlah ahli fiqh dan beberapa filsuf terhadapnya, tak membuat berjuta-juta pengagumnya surut untuk terus memujinya, mengagumi dan membelanya.
Begitu al-Ghazali wafat (1111 H), dunia meratapinya berhari-hari, berbulan-bulan dan bertahun-tahun. Para pemujanya, dengan rintihan dan sedu-sedan yang menggamit relung hati, menyenandungkan koor madah ini:
ابا حامد انت المخصص بالحمد
وانت الذى علمتنا سنن الرشد
وضعت لنا ”الاحياء“ يحيي نفوسنا
وينقذنا من ربقة المارد المردى
O, Abu Hamid, engkaulah yang patut dikagumi
Engkau ajarkan kepada kami jalan kebenaran
Engkau beri kami “al-Ihyâ`”
Membuat jiwa kami bergairah
Ia lepaskan kami dari belenggu petaka
yang menyesatkan.
Mereka juga menyenandungkan puisi ini :
وإذا الحبيب اتى بذنب واحد
جاءت محاسنه بألف شفيع
Bila pun kekasih, taruhlah
datang membawa satu luka yang mencoreng
Tetapi ia juga membawa seribu wajah keindahan
Ada ucapan al Ghazali yang dikutipnya dari Imam al Syafi'i :
وعين الرضا عن كل عيب كليلة.
ولكن عين السخط تبدى المساويا
"Mata yang mencinta melihat yang dicinta serba benar dan indah".
"Mata yang membenci melihat yang dibenci seluruhnya salah dan buruk rupa". (Imam al-Syafi'i).
Terpopuler
1
Inilah Rincian Zakat Fitrah Tahun 2025 di Kota dan Kabupaten se-Jawa Barat
2
RMINU Jabar Gelar Safari Ramadhan Volume 4 Bersama LDNU dan LPBHNU
3
Operasi Pasar Murah PCNU Kabupaten Cirebon: Upaya Kendalikan Harga Bahan Pokok Jelang Idulfitri
4
MAPK Al-Hikmah Gelar Festival Pelajar Se-Kota Tasikmalaya, Cetak Generasi Kreatif dan Kompeten
5
Tantangan Menghadang Gubernur Dedi Mulyadi
6
Muslimat NU Sukasari Bagikan 500 Takjil Gratis untuk Masyarakat
Terkini
Lihat Semua