Haji Wada’ atau haji perpisahan yang dilakukan oleh Rasulullah Saw meruapakan haji terakhir beliau. Karena sejak itu, kira-kira 91 hari lagi belia wafat. Di Padang Arafah, Nabi dan seluruh jamaah haji berwukuf yang berjumlah 114.000 orang. Jumlah sebanyak itu di masa tersebut merupakan jumlah yang sangt besar.
Waktu Rasulullah Saw mengumumkan akan berhaji, maka semua umat Islam yang memiliki kemampuan ikut bergabung bersamanya. Semua kalangan dari anak-anak, orang dewasa, sampai orang tua bergabung bersama Nabi bertolak dari Madinah menuju Mekkah. Di tengah perjalanan, banyak lagi rombongan dari berbagai penjuru yang bergabung dengan Nabi. Demikian banyaknya jamaah itu sehingga disebutkan sejauh mata memandang.
Ketika wukuf di Arafah, Nabi menyampaikan pidato perpisahan yang sangat mengharukan. Air mata para sahabat menitik dengan derasnya, sehingga membasahi kain ihram mereka.
Suasana sebagai hari perpisahan dengan Nabi Saw meskipun tidak ada seorang pun yang tahu kapan beliau wafat. Waktu itu dirasakan oleh kalbu para sahabat, bahwa itulah detik-detik perpisahan dengan Nabi, sehingga merasa sangat terharu dan amat sedih. Ketika wukuf itu dilaksanakan, Nabi menyampaikan beberapa pesan yang sangat penting, yaitu (1) pemantapan akidah tauhid yang diserukan kepada seluruh umat manusia agar memurnikan tauhidnya dan menghindari segala bentuk syirik.
Selanjutnya (2) pesan kemanusian yang mengarahkan kepada semua umat manusia memilki kedudukan yang sama. Penolakan terhadap segala bentuk rasis. Semua orang memiliki hak dan kewajiban yang sama, tidak ada perbedaan antara satu ras dengan ras yang lain, ataupun satu suku dengan suku yang lain, dan sebagainya. (3) Nabi menyampaikan wasiat tentang pedoman hidup bagi setiap orang muslim yang ingin meraih kesuksesan dalam segala kehidupannya, baik kehidupan masa kini maupun pada masa yang akan datang. Pesan itu singkat sekali: “Aku tinggalkan padamu dua pusaka, selama kamu sekalian berpegang teguh pada keduanya, kamu tidak akan tersesat untuk selama-lamanya, yaitu kitab Allah dan sunnah Rasul-Nya”.
Pesan yang terakhir (4) beliau menyampaikan kalimat pertanyaan yang sangat singkat: “Apakah aku telah menyampaikan semua amanah itu kepadamu?”. Pada pesan terakhir ini, membuat hati seluruh sahabat terenyuh, sambil menitikkan air mata, mereka menjawab: “Benar wahai Rasulullah, engkau telah menyampaikan amanat itu kepada kami semua. Engkau telah menunaikan amanah itu, engkau telah menasehati dan membimbing kami, semua umatmu”. Nabi kemudian menyampaikan pernyataan yang terakhir: “Kalau demikian, Falyuballigh al-Syâhid al-Ghâiba, maka sampaikanlah oleh kalian yang menyaksikan ini kepada mereka yang tidak hadir atau belum mendengarnya”.
Kalimat inilah yang dipegang teguh oleh para sahabat Nabi yang hadir waktu itu, sehingga terpatri dalam hati masing-masing. Timbullah keinginan secara bersungguh-sungguh untuk menyampaikan dakwah islamiyah ke seluruh penjuru dunia. Setiap orang dari sahabat Nabi adalah seorang dai yang menyampaikan kebenaran agama secara ikhlas dan tidak pernah berputus asa sampai akhir hayat mereka masing-masing.
Baca Juga
Menyembelih Keangkuhan
Setelah Nabi wafat, ratusan ribu sahabat merantau meninggalkan Mekkah dan Madinah untuk menyampaikan dakwah. Memasuki Asia Muka, Afrika Utara sampai ke Afrika Timur, Barat, dan Selatan. Terus ke Timur dari arah Jazirah Arab menuju Persia, Irak, Azarbaijan, Uzbekistan, Turmenekistan, negara-negara yang kemudian menjadi wilayan Uni Soviet. Terus ke Timur memasuki India yang berkembang menjadi Pakistan, dan Banglades. Dakwah terus berkembang ke Timur Jauh, memasuki Thailand, Mongol, Vietnam, Korea, Daratan China, dan Jepang. Dakwah terus berkembang ke Barat memasuki seluruh Benua Eropa, selanjutnya berkembang ke berbagai benua lain, seperti Australia dan Amerika.
Agama Islam terus berkembang memasuki Asia Tenggara yang tergabung di wilayah di Nusantara. Selanjutnya sejarah mencatat bahwa pada perkembangan terakhir, umat Islam terbesar di seluruh dunia adalah dari Indonesia. Ratusan ribu dari sahabat Nabi yang wafat di Mekkah dan Madinah, hanya sekitar 20 ribu orang, sedang yang lainnya menyebar ke berbagai negara untuk berdakwah. Dengan gerakan dakwah yang sangat cepat, maka agama Islam sangat pesat pertumbuhannya dari masa ke masa, dari abad pertengahan, abad modern, sampai nanti pada abad post modern.
Dari kenyataan yang dijumpai dalam perkembangan dakwah tersebut, maka setiap diri manusia muslim, terbetik dalam hatinya niat yang kuat untuk ikut andil dalam dakwah islamiyah. Hal ini, sesuai dengan pesan Nabi Saw.: “Ballighû 'Annî Walau Âyah” sampaikan dariku meskipun hanya satu ayat. (HR. Bukhari, 3876).
KH Zakky Mubarak, salah seorang Mustasyar PBNU