• logo nu online
Home Nasional Warta Sejarah Khutbah Taushiyah Kuluwung Ubudiyah Daerah Keislaman Syariah Obituari Risalah Doa Tokoh Tauhid Profil Hikmah Opini Wawancara PWNU Ngalogat Ekonomi Lainnya
Rabu, 24 April 2024

Ubudiyah

KH Zakky Mubarak

Pola Hidup Sederhana

Pola Hidup Sederhana
Pola Hidup Sederhana (foto: fathani.com)
Pola Hidup Sederhana (foto: fathani.com)

Salah satu pokok dari ajaran Islam adalah bersikap hidup sederhana, dalam hal makanan, berpakaian dan bertingkah laku. Manusia muslim diarahkan ajaran agamanya agar dapat mengendalikan dorongan-dorangan yang ada dalam dirinya. Dorongan itu biasanya terdiri dari tiga bagian, yaitu dorongan perut, dorongan seksual dan dorongan hawa nafsu. Dalam salah satu hadisnya Rasulullah Muhammad Saw. memperingatkan kepada kita.


إِنَّ مِمَّا أَخْشَى عَلَيْكُمْ شَهَوَاتِ الْغَيِّ فِي بُطُونِكُمْ وَفُرُوجِكُمْ وَمُضِلَّاتِ الْهَوَى (رواه أحمد)


“Sesungguhnya yang sangat aku khawatirkan atasmu adalah hawa nafsu yang sesat; dalam kecendrungan perutmu, dorongan seksualmu, dan dalam kesesatan hawa nafsu”. (HR. Ahmad, No: 18937).


Dalam kehiduapan sehari-hari kita jumpai sebagian orang menjadi budak dari dorongan perutnya sendiri. Mereka hidup hanya untuk makan dan minum, tidak memiliki tujuan yang lebih luhur. Mereka selalu berusaha dengan berbagai cara untuk memenuhi kebutuhan perutnya dengan kelezatan-kelezatan yang menyesatkan sehingga tidak memiliki arti yang penting dari kehidupannya. Kelompok seperti ini digambarkan oleh Nabi:


سَيَكُونُ رِجَالٌ مِنْ أُمَّتِي يَأْكُلُونَ أَلْوَانَ الطَّعَامِ، وَيَشْرَبُونَ أَلْوَانَ الشَّرَابِ، وَيَلْبَسُونَ أَلْوَانَ اللِّبَاسِ، وَيَتَشَدَّقُونَ فِي الْكَلامِ، فَأُولَئِكَ شِرَارُ أُمَّتِي (رواه الطبراني)


“Akan datang menimpa umatku banyak orang yang memakan berbagai macam makanan dengan cara berlebihan. Mereka juga minum dengan segala macam minuman juga berpakaian dengan pakaian yang berlebihan, mereka itu adalah orang yang paling buruk dari umatku”. (HR. Thabrani, No: 439).


Hadis di atas menjelaskan kepada kita bahwa manusia yang hanya mengikuti dorongan perutnya tergolong manusia yang amat rendah, karena tidak memilki tujuan hidup dan tidak memahami arti kehidupannya. Bila manusia hidup hanya untuk makan dan memenuhi dorongan perutnya bisa kita pertanyakan, apa bedanya dengan makhluk lain. Untuk menghindari sikap seperti ini, manusia muslim diarahkan agar memahami arti hidupnya serta mengetahui tujuan dari kehidupan, yaitu untuk beribadah kepada Allah dan berbuat baik terhadap sesamanya.


Selain itu manusia muslim juga diperintahkan untuk melaksanakan ibadah puasa, baik puasa wajib maupun puasa sunnah dalam rangka mendidik mereka agar tidak menjadi budak dari dorongan perutnya sendiri. Dengan berpuasa orang akan terlatih menderita lapar dan dahaga sehingga dapat mengendalikan dorongan perutnya dengan baik. Mereka akan dapat memahami makna dari kehidupannya dan mengetahui dengan jelas tujuan akhir dari kegiatannya.


Dorongan seksual tidak kalah bahayanya dari dorongan perut, karena ia sering menyesatkan manusia, sehingga mereka terjermbab dalam lumpur kehinaan dan kehancuran. Dalam kehidupan sehari-hari sering kita jumpai banyak sekali orang-orang yang tadinya hidup dalam kemuliaan, kebahagiaan dengan kehidupan keluarga yang tenang, tapi tiba-tiba hancur dan terjerembab dalam lumpur yang hina. Hal itu terjadi karena orang itu memperturutkan dorongan seksualnya ke arah yang dilarang. Dalam pandangan ajaran agama menyalurkan hasyrat seksual tidak dilarang, asal disalurkan sesuai dengan tuntunan al-Qur’an dan al-Sunnah, yaitu dengan pernikahan yang sah.


Dorongan hawa nafsu yang menyesatkan sangat membahayakan kehidupan umat manusia, karena nafsu itu selalu mencampakkan pelakunya pada kenistaan dan kehinaan. Kita bisa melihat dalam kehidupan sehari-hari betapa menderitanya seseorang karena tidak mampu menguasai hawa nafsunya sebentar saja. Ia lupa diri kemudian melakukan perbuatan-perbuatan yang tercela dan merusak, sehingga harus menebus kesalahan-kesalahan itu dengan penderitaan yang berkepanjangan. Sesungguhnya hawa nafsu itu memerintahkan umat manusia kepada keburukan dan kehancuran. Ibadah puasa melatih umat manusia agar dapat mengendalikan hawa nafsunya, sehingga selamat dari kerugian dan kecelakaan.


Dalam hadis Nabi ditegaskan bahwa musuh umat manusia yang paling berbahaya adalah hawa nafsu yang ada pada dirinya sendiri. Betapa banyaknya orang yang sukses dalam memerangi berbagai hal tetapi dia bertekuk lutut menghadapi hawa nafsunya sendiri. Nabi bersabda:


أَعْدَى عَدُوَّكَ نَفْسُكَ الَّتِي بَيْنَ جَنْبَيْكَ (رواه البيهقي)


“Musuhmu yang paling dahsyat adalah hawa nafsumu yang ada di antara kedua lambungmu”. (HR. Baihaqi, No: 354).


Dalam al-Qur’an yang mulia, pada beberapa ayatnya memperingatkan semua umat manusia, agar menghindari sikap yang tercela, terutama dalam merperturutkan hawa nafsu dan bergelimang dalam kemewahan materi yang menipu. 


وَيَوۡمَ يُعۡرَضُ ٱلَّذِينَ كَفَرُواْ عَلَى ٱلنَّارِ أَذۡهَبۡتُمۡ طَيِّبَٰتِكُمۡ فِي حَيَاتِكُمُ ٱلدُّنۡيَا وَٱسۡتَمۡتَعۡتُم بِهَا فَٱلۡيَوۡمَ تُجۡزَوۡنَ عَذَابَ ٱلۡهُونِ بِمَا كُنتُمۡ تَسۡتَكۡبِرُونَ فِي ٱلۡأَرۡضِ بِغَيۡرِ ٱلۡحَقِّ وَبِمَا كُنتُمۡ تَفۡسُقُونَ  


“Dan (ingatlah) hari (ketika) orang-orang kafir dihadapkan ke neraka (kepada mereka dikatakan): "Kamu telah menghabiskan rezkimu yang baik dalam kehidupan duniawimu (saja) dan kamu telah bersenang-senang dengannya, maka pada hari ini kamu dibalasi dengan azab yang menghinakan, karena kamu telah menyombongkan diri di muka bumi tanpa hak dan karena kamu telah fasik". (Q.S. Al-Ahqaf: 46: 20).


Adzab yang menghinakan itu dikenakan bagi manusia yang tidak mau hidup sederhana dan prihatin. Sebaliknya mereka justru mengejar kepuasan dengan jalan sesat dan melanggar ketentuan yang berlaku. Allah berfirman:


 ذَٰلِكُم بِمَا كُنتُمۡ تَفۡرَحُونَ فِي ٱلۡأَرۡضِ بِغَيۡرِ ٱلۡحَقِّ وَبِمَا كُنتُمۡ تَمۡرَحُونَ  


“Yang demikian itu disebabkan karena kamu bersuka ria di muka bumi dengan tidak benar dan karena kamu selalu bersuka ria (dalam kemaksiatan)”. (Q.S. Ghafir, 40: 75).


Hidup sederhana adalah sikap hidup yang terpuji, yang akan membimbing manusia menuju kebahagiaan abadi, kebahagiaan masa kini dan masa depan, kebahagiaan lahir dan batin.


Dr. KH. Zakky Mubarak, MA., salah seorang Mustasyar PBNU


Ubudiyah Terbaru