• logo nu online
Home Nasional Warta Sejarah Khutbah Taushiyah Kuluwung Ubudiyah Daerah Keislaman Syariah Obituari Risalah Doa Tokoh Tauhid Profil Hikmah Opini Wawancara PWNU Ngalogat Ekonomi Lainnya
Rabu, 17 April 2024

Ubudiyah

Jangan Remehkan Seorang Muadzin 

Jangan Remehkan Seorang Muadzin 
(Ilustrasi: hiraan.com)
(Ilustrasi: hiraan.com)

Sungguh betapa pentingnya peran seorang muadzin, dialah yang mengabarkan jika waktu shalat telah tiba, dialah yang mengingatkan kaum Muslim untuk segera melaksanakan shalat. Namun, sering kali profesi menjadi seorang muadzin hanya di pandang sebelah mata. Hal ini karena muadzin selalu diidentikkan dengan merbot masjid yang pekerjaannya menyapu, membersihkan dan menjaga masjid. 

Padahal, seharusnya tidak demikian. Keduanya adalah pekerjaan yang mulia, terkhusus untuk seorang muadzin kelak di hari kiamat ibadahnya akan dikukuhkan oleh kesaksian jin dan manusia yang mendengarnya adzan semasa hidup di dunia. Rasulullah SAW bersabda: 

لا يسمع نداء المؤذن جن ولا شيئ إلا شهد له يوم القيامة   

La yasma’u nida’al muazdzini jinnun wa la syai’un illa syahida lahu yaumal qiyamah 

“Tiada jin dan manusia yang mendengarkan suara adzan dari orang yang menyerukannya, melainkan mereka akan memberikan kesaksian kepada orang tersebut di hari kiamat nanti.”

Bahkan, adzan adalah salah satu ibadah tersendiri dalam beberapa hadits difavoritkan sebagai amalan surga.

Surat al-Fussilat ayat 33 menjadi salah satu dalil pembenaran yang dinyatakan oleh Imam Ghazali dalam Ihya’ Ulimiddin terkait dengan adzan.

 وَمَنْ أَحْسَنُ قَوْلاً مِّمَّن دَعَا إِلَى اللَّهِ وَعَمِلَ صَالِحاً وَقَالَ إِنَّنِي مِنَ الْمُسْلِمِينَ. 

Siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang yang menyeru kepada Allah, mengerjakan amal yang saleh, dan berkata: "Sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang menyerah diri?"  

Tidak hanya itu, bila adzan dianggap sebagai panggilan Allah SWT, maka muadzin menjadi penyambung suara Allah swt untuk memanggil umat Muslim di muka bumi melalui masjid-masjid-Nya. karena itu Rasulullah saw besabda:

 يد الرحمن على رأس المؤذن حتى يفرغ من أذانه 

Yadur rahmani ‘ala ra’sil muazdzdini hatta yafragha min azdanihi 

“Tangan Tuhan yang Maha Pengasih berada di atas kepada orang yang menyerukan adzan sampai selesai.”

Dan yang terakhir sebagai bukti kemuliaan seorang muadzin adalah hadits Rasulullah saw yang artinya sebagai berikut: 

Tiga orang ini nanti di hari kiamat berada di atas bukit kecil dari kasturi hitam, mereka tiada tersusahkan oleh hisab dan tiada dikejutkan sehingga selesailah ia dari urusan manusia, yaitu: 

  1. Lelaki yang membaca al-qur’an dengan mengharapkan ridha Allah swt dan menjadi iman shalatnya suatu kaum yang merasa puas dengannya. 
  2. Lelaki yang beradzan di dalam masjid dan berdo’a kepada Allah swt. dengan mengharap ridhonya. 
  3. Lelaki yang diuji dengan kesempitan rizqi tetapi hal itu tidak menyebabkannya lupa dari amal akhirat

Editor: Agung Gumelar
Sumber: islam.nu.or.id


Ubudiyah Terbaru