• logo nu online
Home Nasional Warta Sejarah Khutbah Taushiyah Kuluwung Ubudiyah Daerah Keislaman Syariah Obituari Risalah Doa Tokoh Tauhid Profil Hikmah Opini Wawancara PWNU Ngalogat Ekonomi Lainnya
Sabtu, 20 April 2024

Hikmah

Kolom Buya Husein

Dunia Hari Ini Menyimpan Magma 

Dunia Hari Ini Menyimpan Magma 
KH Muhammad Husein (Foto: FB Husein Muhammad)
KH Muhammad Husein (Foto: FB Husein Muhammad)

Oleh KH Husein Muhammad 
Setidaknya dalam dua dasawarsa ini, kita melihat keseimbangan ruang sosial dan alam tempat manusia hidup dan berkehidupan sedang terganggu, menggelisahkan dan membuat cemas. Kekuasaan, kekayaan, ketamakan, kecemburuan dan ambisi-ambisi sejumlah orang tengah menghantui kehidupan sosial kita. 

Keadaan ini dengan segera dan secara tak terelakkan kemarahan, memunculkan keterpurukan ekonomi dan kemiskinan. Manusia-manusia rentan makin termarjinalkan dan teralienasi. Tak menakjubkan jika ini kemudian meletupkan ledakan-ledakan emosional, aksi-aksi radikalistik, dan teror. 

Pada dimensi lain, kerusakan alam dan lingkungan kehidupan manusia hari ini menjadi makin meluas dan tajam. Sejumlah bencana alam yang terjadi amat sering di banyak tempat di dunia. Ia adalah fenomena geliat alam yang merana, kerontang, panas bagai neraka dan tertindas. Tangan-tangan perkasa yang rakus telah membangkitkan kemarahan langit dan bumi. 

Situasi ini pada gilirannya melahirkan dampak serius bagi kelangsungan hidup manusia sendiri. Jutaan orang menjadi miskin, menderita, mati kelaparan dan kehausan. Hari ini dunia kemanusiaan tengah menghadapi krisis lingkungan maha dahsyat dan mengancam eksistensi mereka.

Belakangan muncul fenomena mengejutkan. Sebagian pemimpin agama atau seperti pemimpin agama seakan ingin merespon realitas di atas dengan caranya sendiri yang tak lazim. Mereka tampil layaknya politisi sekular, melakukan puja-puji atas diri dan kelompoknya sambil merendahkan, mensesatkan dan menyingkirkan kelompok lain, tanpa basa-basi sedikitpun alih-alih humor yang menepis luka sesaat. 

Inilah praktik denominasi. Mereka lebih suka bicara tentang moralitas personal, ibadah individual, praktik seksual sambil merendahkan dan melecehkan perempuan dan anak. Mereka jarang bicara isu-isu kemanusiaan, keadilan dan kasih sayang. Fenomena seperti ini membuat Agama berikut pesan-pesan spiritualitas dan transendentalnya telah kehilangan makna genuin dan sakralitasnya. 

Ia bukan lagi menjadi sumber cahaya, ruh dan spirit yang mengembuskan kekuatan, menawarkan jalan keluar dari problematika dan kesulitan hidup manusia, memberi rasa aman dan damai, malahan tampil dengan sosok yang seram, menakutkan, merendahkan manusia rentan. 

Agama acap digunakan sebagai senjata pamungkas untuk mengalahkan dan menghancurkan "liyan" dan alam, tempat manusia bereksistensi. 

Itulah realitas-realitas kehidupan kita yang terus bergerak begitu bebas, bahkan liar, dan penuh paradoks. Dunia manusia hari-hari ini menyimpan magma gelisah, cemas, khawatir, depressi dan frustasi. Masa depan manusia dan kemanusiaan bagai diliputi kabut, suram, muram dan runyam. 

Na'dzu Billah. 

Sumber: FB Husein Muhammad


Hikmah Terbaru