• logo nu online
Home Nasional Warta Sejarah Khutbah Taushiyah Kuluwung Ubudiyah Daerah Keislaman Syariah Obituari Risalah Doa Tokoh Tauhid Profil Hikmah Opini Wawancara PWNU Ngalogat Ekonomi Lainnya
Jumat, 26 April 2024

Ubudiyah

Inilah Keutamaan dan Anjuran Membaca Shalawat Ilmu Syaikhuna Kholil Bangkalan

Inilah Keutamaan dan Anjuran Membaca Shalawat Ilmu Syaikhuna Kholil Bangkalan
Foto: NU Online
Foto: NU Online

Sejarah kelahiran Nahdlatul Ulama (NU) tentu sangat berkaitan erat dengan salah seorang ulama asal Madura, yakni Syaikhuna Kholil Bangkalan. Beliau memiliki nama lengkap KH Muhammad Cholil bin KH Abdul Lathif. Perannya dibalik berdirinya NU sangatlah penting, seperti yang dilansir dari website resmi nu.or.id. Pada saat itu, beliau mengutus salah seorang santrinya yang bernama KH As’ad Syamsul Arifin (Pendiri Pondok Pesantren Salafiyah Syafi’iyah, Sukerejo-Situbondo), untuk memberikan tongkat dan tasbeh kepada muridnya, yakni Hadratusyekh KH Muhammad Hasyim Asy’ari yang bertempat di Tebu Ireng, Jombang Jawa Timur sebagai sebuah isyarat untuk mendirikan organisasi perkumpulan Ulama.

Lalu, ia aktif mendidik para santrinya hingga menjadi ulama besar. Seperti KH Abdul Karim Lirboyo, KH Muhammad Hasan Genggong, dan KH Abdul Wahab Chasbullah Tambakberas. Selain seorang Ulama, beliau juga aktif menulis beberapa kitab –kitab ringkas, namun didalamnya mengandung ilmu yang sangat luar biasa. 

Kitab-kitab karangan beliau diantaranya kitab Matnusy Syarif, kitab kecil 55 halaman yang membahas mengenai ibadah bermadzhabkan Syafi’iyyah. Beliau juga memberikan beberapa amalan yang sampai hari ini selalu diamalkan oleh warga NU khususnya. Bahkan tak jarang, kita mendengarkan ketika sebelum adzan maghrib berkumandang antara lain yaitu Shalawat Ilmu.

Berikut Teks Shalawat Ilmu:

اَللهم صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ صَلَاةً تَجْعَلُنَا بِهَا مِنْ أَهْلِ الْعِلْمِ ظَاهِرًا وَبَاطِنًا وَتَحْشُرُنَا بِعِبَادِكَ الصَّالِحِيْنَ فِي دُنْيَانَاا وَأُخْرَانَا، وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلِّمْ

Artinya, “Ya Allah, limpahkanlah rahmat atas tuan kami Nabi Muhammad saw, rahmat yang dengannya Engkau jadikan kami menjadi bagian dari ahli ilmu lahir dan batin, Engkau kumpulkan kami dengan hamba-hamba-Mu yang saleh di dunia dan akhirat, dan (limpahkanlah juga) untuk keluarga Nabi saw, para sahabat, dan limpahkanlah salam (atas mereka semua),”.

Keutamaan Shalawat Ilmu

Keutamaan Shalawat Ilmu ini dikatakan dalam kitab Râtib Syaikhona Kholil yang disusun oleh Tim Lajnah Turats ‘Ilmu yaitu bisa mendapatkan ilmu yang bermanfaat. Selain itu, Allah akan mempermudah siapa saja untuk mendapatkan ilmu:

وَأَوْصَى بَعْضُ الْمَشَايِخِ قِرَائَتَهَا قَبْلَ الدَّرْسِ مُنْفَرِدًا أَوْ جَمَاعَةً. قَالُوْا: يُرْجَى نَفْعُهَا لِحُصُوْلِ الْعِلْمِ النَّافِعِ وَالْفُتُوْحِ،، وَالْحَشْرِ مَعَ عِبَادِ اللهِ الصَّالحِيْنَ فِي الدُّنْيَا وَالْأَخِرَةِ 

Artinya, “Telah berwasiat sebagian guru untuk membacanya (shalawat ilmu), sebelum pelajaran, baik sendiri maupun secara bersama. Mereka berkata: dengan manfaat (shalawat ilmu), bisa diharapkan mendapat ilmu yang manfaat dan futuh (dibukanya hati), serta akan dikumpulkan bersama dengan hamba-hamba Allah yang saleh, di dunia dan akhirat.” (Lajnah Turats ‘Ilmu, Râtib Syaikhona Kholil, [Dârul Khalil], halaman 15). 

Cara Membaca Shalawat Ilmu 

Dalam kitab tersebut juga dijelaskan, Shalawat ilmu ini dianjurkan untuk dibaca sebelum memulai pelajaran, baik dikelas maupun dalam majelis-majelis ilmu. Selain itu, Shalawat ini juga boleh dijadikan sebagai wirid secara istiqamah, sebagaimana dijelaskan: 

وَلِمَنْ أَرَادَ أَنْ يَتَّخِذَهَا وِرْدًا فَلَهُ ثَلَاثُ كَيْفِيَّاتٍ، (1) اِمَّا أَنْ يَقْرَأَهَا بَعْدَ الْمَكْتُوْبَةِ مِنْ غَيْرِ عَدَدٍ مُعَيَّنٍ، (2) وَاِمَّا أَنْ يَقْرَأَهَا سَبْعًا بَعْدَ الْمَكْتُوْبَةِ، (3) وَاِمَّا أَنْ يَقْرَأَهَا سَبْعًا لَيْلًا 

Artinya, “Bagi orang yang hendak menjadikan shalawat ilmu sebagai wirid, maka bisa dilakukan dengan tiga cara: (1) bisa membacanya setelah shalat maktubah tanpa hitungan tertentu; (2) bisa membacanya tujuh kali setelah shalat maktubah, dan; (3) bisa membacanya tujuh kali di waktu malam.” (Lajnah, Ratib Syaikhona Kholil, halaman 15). 

Demikian penjelasan singkat mengenai Shalawat Ilmu Syaikhona Muhammad Kholil, Bangkalan. Semoga bermanfaat. Wallâhu a’lam bishshawâb.  

Editor: Muhammad Rizqy Fauzi


Ubudiyah Terbaru