• logo nu online
Home Nasional Warta Sejarah Khutbah Taushiyah Kuluwung Ubudiyah Daerah Keislaman Syariah Obituari Risalah Doa Tokoh Tauhid Profil Hikmah Opini Wawancara PWNU Ngalogat Ekonomi Lainnya
Sabtu, 27 April 2024

Tokoh

14 Februari, Hari Kelahiran Hadratussyekh KH Hasyim Asy’ari

14 Februari, Hari Kelahiran Hadratussyekh KH Hasyim Asy’ari
Hadratussyekh KH Hasyim Asy’ari (Ilustrasi: AM)
Hadratussyekh KH Hasyim Asy’ari (Ilustrasi: AM)

Bandung, NU Online Jabar
Hari ini, hari kelahiran mahaguru pendiri organisasi Islam terbesar di Indonesia, Nahdlatul Ulama (NU), yaitu Hadratussyekh KH Hasyim Asy’ari.


Mbah Hasyim, demikian ia akrab disapa, lahir dari pasangan Kiai Asy’ari dan Halimah pada hari Selasa kliwon, tepatnya tanggal 14 Februari tahun 1871 Masehi atau bertepatan dengan 12 Dzulqa’dah 1287 Hijriah. Tempat kelahiran beliau berada sekitar 2 kilometer ke arah utara dari kota Jombang, tepatnya di Pesantren Gedang, sebuah dusun yang terletak di desa Tambakrejo kecamatan Jombang.


Muhammad Hasyim bin Asy’ari memiliki garis keturunan yang sangat terkait dengan sejarah keislaman Nusantara. Jalur ayahnya berasal dari keluarga yang memiliki sejarah panjang dalam dunia pesantren, yaitu Muhammad Hasyim bin Asy’ari bin Abdul Wahid bin Abdul Halim atau yang populer dengan nama Pangeran Benawa bin Abdul Rahman yang juga dikenal dengan julukan Jaka Tingkir (Sultan Hadiwijaya) bin Abdullah bin Abdul Aziz bin Abdul Fatah bin Maulana Ishaq bin Ainul Yakin yang populer dengan sebutan Sunan Giri. 


Sedangkan dari jalur ibunya, ia memiliki hubungan dengan tokoh-tokoh penting dalam sejarah Islam di Jawa. Muhammad Hasyim binti Halimah binti Layyinah binti Sihah bin Abdul Jabbar bin Ahmad bin Pangeran Sambo bin Pangeran Benawa bin Jaka Tingkir atau juga dikenal dengan nama Mas Karebet bin Lembu Peteng (Prabu Brawijaya VI).


Sejak kecil, Mbah Hasyim tumbuh dalam lingkungan pesantren Muslim tradisional Gedang. Keluarganya bukan hanya pengelola pesantren, tetapi juga merupakan pendiri pesantren yang masih dihormati hingga kini. 


Ayahnya, Kiai Asy’ari, mendirikan Pesantren Keras di Jombang, sementara kakeknya dari jalur ibu, Kiai Utsman, dikenal sebagai pendiri dan pengasuh Pesantren Gedang yang pada zamannya menjadi pusat perhatian, terutama dari santri-santri Jawa. Sedangkan kakek dari jalur ibunya, Kiai Sihah, adalah pendiri dan pengasuh Pesantren Tambak Beras Jombang.


Peran dari Kake Presiden ke-4 Republik Indonesia, KH Abdurrahman Wahid atau Gus Dur ini tidak hanya terbatas pada dunia pesantren. Melalui fatwa resolusi jihadnya, ia mewajibkan semua santrinya untuk berjuang melawan penjajah. Peran inilah yang kemudian membawa namanya sebagai pahlawan nasional.


Mbah Hasyim wafat di daerah yang sama dengan tempat kelahirannya pada tanggal 21 Juli 1947, bertepatan dengan tanggal 3 Ramadhan 1366 Hijriah, dalam usia 76 tahun. Makam beliau, yang berada di kompleks Pesantren Tebuireng, Jombang, masih menjadi tempat ziarah ribuan orang setiap harinya.


Semangat dan warisan pemikiran Mbah Hasyim terus menginspirasi jutaan umat Islam di Indonesia, menjadikannya sebagai salah satu tokoh yang sangat dihormati dalam sejarah kebangkitan dan perjuangan Islam di tanah air.
 


Tokoh Terbaru