Bertajuk Mata Rantai yang Hilang, Haul dan Halaqah KH A Wahid Hasyim Digelar Sabtu Ini di Sumedang
Jumat, 18 April 2025 | 13:24 WIB

Flyer Kegiatan Haul dan Halaqah KH A Wahid Hasyim di Gedung Negara Sumedang. (Ilustrasi: NU Online Jabar/M Iqbal).
M. Rizqy Fauzi
Penulis
Sumedang, NU Online Jabar
Lembaga Kajian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (Lakpesdam) Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Barat bersama Pemerintah Kabupaten Sumedang dan Yayasan KH Abdul Wahid Hasyim akan menggelar Haul dan Halaqah KH A Wahid Hasyim. Rencananya kegiatan tersebut digelar di Gedung Negara Sumedang pada Sabtu (19/4/2025).
Kegiatan Haul dan Halaqah tersebut juga akan disiarkan secara langsung melalui kanal Youtube NU Jabar Channel dan TV9 Surabaya mulai pukul 12.30 WIB hingga selesai. Sedangkan tema yang dibawa dalam kegiatan tersebut yakni Mata Rantai yang Hilang.
Ketua penyelenggara sekaligus Sekretaris Lakpesdam PWNU Jawa Barat Muhyidin mengatakan bahwa kegiatan Haul dan Halaqah tersebut dalam rangka mendoakan sekaligus mengingat jasa-jasa dari Almarhum KH Abdul Wahid Hasyim.
"Haul dan Halaqoh ini tidak hanya untuk sekedar menyegarkan kembali gagasan-gagasan KH Abdul Wahid Hasyim, tetapi juga sebisa mungkin kita teruskan bersama-sama. Keduanya penting agar tidak hanya mengagungkan masa lalu tetapi memberi insight pada generasi sekarang dan mendatang bahwa kita harus menjadi keren sekeren tokoh-tokoh dahulu yang keren gagasannya, keren pergaulannya, keren pribadinya, keren berorganisasinya." jelasnya kepada NU Online Jabar.
Pria yang akrab disapa Mas Ayik tersebut mengingatkan bila banyak yang membaca buku A Wahib, Soe Hok Gie yang juga wafat di usia muda, maka generasi muda NU khususnya harus membaca buku KH Wahid Hasyim.
Sebagai informasi, KH A Wahid Hasyim lahir di Jombang 1 Juni 1914 dan wafat di Cimindi Cimahi Jawa Barat pada 19 April 1953.
Relasi antara KH Wahid Hasyim dengan kiai-kiai merupakan bagian penting dari sejarah hubungan kultural, keislaman, dan kebangsaan antara komunitas pesantren di Jawa Timur dan Jawa Barat, khususnya antara kalangan Nahdlatul Ulama (NU) di dua wilayah tersebut.
Diantara banyak pandangan terbuka yang disampaikan oleh KH A Wahib Hasyim kepada para kiai Sunda yakni terkait dengan pendidikan.
Sejarawan Iip D Yahya pernah menulis dalam sebuah artikel yang dimuat di salah satu media cetak bahwa hal tersebut dapat dilihat di CIpasung yang membuka sekolah umum bagi santri sejak 1950 mulai dari MI, SMP, MA, hingga perguruan tinggi. Bahkan, Ajengan Ruhiat yang merupakan pendiri Pesantren Cipasung bersama kiai-kiai di Tasikmalaya juga mengikuti gara berpakaian Kiai Wahid, yakni dengan menggunakan pantalon, jas dan dasi.
Terpopuler
1
Nekat Berhaji Tanpa Visa Resmi, WNI Terancam Dideportasi dan Dilarang Masuk Arab Saudi 10 Tahun
2
KH Aceng Aam Sebut Anak Terbaik Adalah yang Melebihi Orang Tuanya dalam Kebaikan
3
Shalawat Haji Karangan KH M Nuh Addawami Mustasyar PBNU Asal Garut
4
Peringati Harlah ke-91, GP Ansor Kertasemaya Gelar Tasyakuran dan Halal Bihalal
5
PCNU Cianjur Bersama Kemenag dan BPN Gelar Sosialisasi Sertifikasi Tanah Wakaf
6
Penerima Beasiswa Pascasarjana Pergunu Depok Jalani Ujian Tesis di Universitas KH Abdul Chalim Mojokerto
Terkini
Lihat Semua