Oleh: KH Husein Muhammad
Ia adalah perempuan ulama. Sampai akhir hayatnya Khadijah memilih tidak menikah. Nama lengkapnya Khadijah bint al-Imam Abd al-Salam Suhnun bin Sa’id al-Tanukhi. Lahir di Qairawan, Tunisia, tahun 160 H. Al-Imam al-Qadhi ‘Iyadh (w. 1149 M), penulis kitab 'al-Syifa", menulis dalam bukunya yang lain "Tartib al-Muluk wa Tartib al-Masalik fi Ma’rifah A’lam Madzhab Malik": “Khadijah bint Suhnun adalah perempuan ulama, cendekia, cerdas dan pribadi yang indah. Pengetahuan agamanya sangat luas dan mendalam, bahkan mengungguli kebanyakan ulama laki-laki. Ia memberi fatwa keagamaan dan melakukan advokasi-advokasi sosial-kemanusiaan.”
Ayahnya, Imam Suhnun, adalah ahli hukum Islam terkemuka dalam mazhab Maliki. Dialah penyusun kitab Al-Mudawwanah, sebuah ensiklopedi fikih mazhab Maliki. Di bawah pendidikan dan asuhan sang ayah, Khadijah, bukan hanya memperoleh pengetahuan keagamaan yang luas, melainkan juga kepribadian yang luhur; rendah hati, santun, pemurah, bersahaja dan religius. Popularitasnya sebagai ulama perempuan sangat menonjol. Sahnun juga seorang hakim pengadilan terkemuka. Ia selalu meminta pertimbangan dan pendapat putrinya yang cerdas itu, sebelum ia mengetukkan palu di pengadilan.
Khadijah Tidak Menikah
Ridha Kahalah, penulis buku " A'lam Al Nisa" mengatakan :
nوماتت خديجه بنت سحنون وهي بِكر في سنه 270 ودُفنت حذو ابيها بمقبرتهم المشهوره بهم قرب مقام الصحابي ابي زمعه البلوي رضي الله عنه.
Khadijah binti Suhnun, wafat tahun 270 H/885 M dalam keadaan menjomblo, dan dikebumikan di Qairawan, di samping ayah yang dicintai dan mencintainya berdekatan dengan kuburan seorang sahabat Nabi Abi Zam'ah
Tidak ada penjelasan dari dirinya sendiri, mengapa ia tidak menikah sepanjang hidupnya. Seperti pada umumnya tokoh besar yang memilih tidak menikah, ia tampaknya lebih terpikat pada kerja-kerja intelektual, menyebarkan ilmu pengetahuan dan melakukan advokasi-advokasi kemanusiaan. Seorang pengagum Khadijah, Ala Ghaul, menulis puisi dan memposting di Facebooknya, pada hari Senin, 27-07-1403 H. Saya mengutipkan sebagian dari puisi itu di sini:
Ini, aku yang bicara
Betapa banyak laki-laki merinduimu,
tetapi kau acuh saja
dia yang merinduimu
Ini, aku yang bicara
Dia mati sendiri, tak mau kawin
Dia memilih menjaga agama
Menjaga diri
Itu kata banyak orang
Tak ada di kota ini perempuan sepertimu
Perempuan-perempuan kota datang kepadanya
Bertanya dan mengadu nasibnya
Dan mereka pulang dengan riang
O, Khadijah
Kau lebih memilih hidup menyepi, sendiri
Ketimbang bersama suami
Pribadimu wakil perempuan-perempuan yang tekun ibadah
Kaulah pesona Qairawan dan pantai lautan yang indah
Saat pulang, kau dibaringkan di samping ayahmu
Dan mereka yang mengenal kesucian pribadimu
Menziarahimu.