• logo nu online
Home Nasional Warta Sejarah Khutbah Taushiyah Kuluwung Ubudiyah Daerah Keislaman Syariah Obituari Risalah Doa Tokoh Tauhid Profil Hikmah Opini Wawancara PWNU Ngalogat Ekonomi Lainnya
Sabtu, 27 April 2024

Risalah

Sudah Bukan Saatnya Menutupi Kasus Covid 19 di Pesantren

Sudah Bukan Saatnya Menutupi Kasus Covid 19 di Pesantren
Ilustrasi pemberantasan Covid-19 (NU Online)
Ilustrasi pemberantasan Covid-19 (NU Online)

Oleh H. Ulun Nuha
Sudah bukan saatnya menutup nutupi kasus Covid 19 di pesantren. Insyaallah semua sudah mafhum bahwa pandemi masih gentayangan mengincar siapa saja. Termasuk pesantren yang sangat rentan terpapar karena ratusan bahkan ribuan santri tinggal dan beraktifitas bersama hampir 24 jam. Media juga gencar memberitakan ratusan pesantren terpapar, lebih dari 5.000 santri dan banyak Kyai-Nyai  terkonfirmasi positif Covid 19. 
Sudah tidak ada yang berpandangan picik bahwa Covid 19 adalah aib. Bahkan Ketua Umum PBNU Kyai Said Agil Siraj mengumumkan secara terbuka saat beliau terkena serangan virus itu.

Dulu di awal pandemi, jika ada pesantren yang terpapar barangkali akan dibully. Sekarang sudah tidak lagi, bahkan dipuji karena berani terbuka dan akhirnya banyak mendapatkan dukungan.

Jika ada indikasi kasus Covid 19, bisa dihadapi dengan tenang. Penanganannya sederhana, sejauh terkoordinasi dengan baik. Kurang lebih semacam ini: 

(1)Jika ada santri yg bergejala khas seperti demam, batuk atau kehilangan indra penciuman dan perasa (anosmia), segera isolasi di tempat yang terpisah dengan santri lain. 
2) Hubungi Puskesmas atau pihak pihak yang bisa membantu melakukan testing. 
3) Jika ada yg positif (a) Lanjutkan isolasi lengkap dg semua protokolnya, (b) Obati jika ada yang bergejala, (c) Lindungi kasepuhan dan komorbid (orang yang punya penyakit bawaan), (d) Lakukan penelusuran kontak erat. Jika sulit karena sudah bercampur dengan semua santri dalam satu komplek maka anggap semua beresiko tertular. Total lockdown atau isolasi total selama 14 hari. 
4) Tidak perlu takut dan khawatir dengan isolasi mandiri atau lockdown. Prinsipnya isolasi hanya untuk memastikan santri selama 14 hari tidak keluar dan orang luar tidak masuk ke pondok/asrama. Tujuannya agar virus tidak menular keluar dan kesehatan santri yang diisolasi bisa termonitor dengan baik. 

Jika dirasa masih rumit, silahkan Kyai hubungi Satkor Covid 19 RMI PBNU. Bersama Aliansi Nahdliyin seperti PDNU, LazisNU, Gusdurian Peduli, insyaallah akan siap mendampingi. 

Yang tidak kalah penting adalah komunikasi dengan walisantri, alumni, warga sekitar dan pemerintah setempat. Tunjuk salah satu orang kepercayaan Kyai/Pesantren untuk melakukan pekerjaan ini. Dengan walisantri akan lebih baik kalau diadakan pertemuan online agar bisa dua arah. Pengalaman mendampingi pesantren yang terpapar, alhamdulillah  komunikasi dengan walisantri selalu sukses, semua walisantri mendukung pesantren.

Mohon jangan pernah memulangkan santri yang sakit dengan gejala khas Covid-19, sebelum ada kepastian positif atau negatif, sebab bisa menyebar virus dimana mana.

Penulis adalah Ketua Satkor Covid-19 RMI PBNU.
 


Editor:

Risalah Terbaru