• logo nu online
Home Nasional Warta Sejarah Khutbah Taushiyah Kuluwung Ubudiyah Daerah Keislaman Syariah Obituari Risalah Doa Tokoh Tauhid Profil Hikmah Opini Wawancara PWNU Ngalogat Ekonomi Lainnya
Jumat, 19 April 2024

Nasional

GeNose Alat Deteksi Cepat Covid-19 Berharga Murah dengan Akurasi 97 Persen

GeNose Alat Deteksi Cepat Covid-19 Berharga Murah dengan Akurasi 97 Persen
Tengkapan layar alat GeNose
Tengkapan layar alat GeNose

Bandung, NU Online Jabar 
Asosiasi pondok pesantren NU atau Rabithah Maahid Islamiyah (RMI) Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) mengadakan diskusi virtual dengan mengusung tema Mengenal GeNose, Alternatif Solusi Deteksi Cepat Covid-19 di Pesantren, Jumat (8/1).

Diskusi menghadirkan narasumber dari Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada (UGM) sekaligus perancang alat pendeteksi Covid-19 ini, di antaranya Kuwat Triyana (invertor GeNose), Dian K. Nurputra (tim riset GeNose), Henry Yuliando (Direktur PUI UGM) dan Madarina (invertor GeNose).

Ketua RMI PBNU KH Abdul Ghaffar Rozin dalam sambutannya dimuali dengan bersyukur akhirnya di Indonesia ada alat pendeteksi Covid-19 secara cepat, akurat, dan murah. Dengan hadirnya GeNose C-19 semoga dapat mempercepat pencegahan Covid-19 di pesantren. 

Gus Rozin, sapaan akrabnya, lebih bersyukur ketika mendengar informasi GeNose C-19 besutan Universitas Gadjah Mada (UGM) dapat izin edar. Dengan adanya alat ini masyarakat Indonesia terkhusus santri dan pihak pesantren akan banyak menerima manfaat ketika alat pendeteksi virus Corona tersebut berhasil ditemukan.    

Apalagi, katanya, alat pendeteksi tersebut memiliki akurasi mencapai 92 persen dan hasilnya yang cepat. Belum lagi harganya yang dibandrol Rp15.000 sampai dengan 25.000. Harga itu sangat bersahabat dengan keuangan pesantren.    

“Mendengar GeNose mendapat izin edar betapa besar harapan kami di pesantren untuk mendapat manfaat dari temuan ini. Apalagi ini menjadi temuan kita bersama, temuan anak bangsa perguruan tinggi di Indonesia yang kita cintai," ucap Gus Rozin.

Kuwat Triyana dalam menyampaikan materinya secara virtual melalui share screen video menjelaskan cara kerja dan teknis GeNose dalam mendeteksi Covid-19.

“Gajah Mada Electronic Nose C-19 atau GeNose C-19 merupakan alat Inovasi Universitas Gadjah Mada yang terbaru dalam skrining Covid-19. GeNose C-19 bekerja dengan mengenali pola senyawa metabolit yang terbentuk dari orang yang sudah terinfeksi Covid-19 hanya melalui sample napas,” katanya.

Dalam kesempatan yang sama, Dian menyampaikan hasil dari uji validasi GeNose dengan 615 napas dari 83 orang. Ternyata 43 orang benar-benar terkonfirmasi polymerase chain reaction (PCR) positif dan yang 40 terkonfirmasi  PCR negatif, yakni  dengan mencapai akurasi lebih dari 97% untuk semua data (training dan testing). Hasil profilling paling stabil adalah menggunakan DNN, dengan akurasi sekitar 96%.

Sementara Madarina mengatakan akan sangat bagus jika GeNose ini digunakan di pesantren sebagai skrining rutin tiap waktu.

“Saya rasa akan sangat bagus kalau bisa digunakan sebagai skrining rutin tiap jangka waktu tertentu untuk memisahkan yang positif dengan yang negatif. Anak-anak pesantren ini kan juga tidak di isolasi tidak ketemu orang luar, jadi mereka mungkin ketemu orang luar harus diulang dalam jangka waktu tertentu. Nah, yang positif itu diisolasi mandiri,” ucapnya. 

Selanjutnya ia juga mengatakan pesantren juga bisa menjadi tempat untuk menguji GeNose itu sendiri. 

“Pesantren bisa juga menjadi tempat untuk menguji dan menyempurnakan Genose lebih lanjut seperti tadi yang dikatakan Prof. Kuwat makin banyak yang di tes, GeNose ini akan makin pintar makin akurat ini mungkin bisa masuk ke dalam protokol riset,” pungkasnya.

Pewarta: Abdul Manap
Editor: Abdullah Alawi 

 


Nasional Terbaru