• logo nu online
Home Nasional Warta Sejarah Khutbah Taushiyah Kuluwung Ubudiyah Daerah Keislaman Syariah Obituari Risalah Doa Tokoh Tauhid Profil Hikmah Opini Wawancara PWNU Ngalogat Ekonomi Lainnya
Jumat, 26 April 2024

Pesantren

Pasaran di Bulan Syawal (1): Kitab Dalailul Khairat di Pesantren Assalafie Babakan Ciwaringin

Pasaran di Bulan Syawal (1): Kitab Dalailul Khairat di Pesantren Assalafie Babakan Ciwaringin
Pasaran Dalailul Khairat di Pesantren Assalafie Babakan Ciwaringin
Pasaran Dalailul Khairat di Pesantren Assalafie Babakan Ciwaringin
PENGANTAR REDAKSI: Pondok pesantren di Jawa Barat memiliki tradisi pasaran, yaitu pengajian kilat yang dilakukan semusim, biasanya selama sebulan. Dalam pengajian pasaran, seorang kiai atau pengasuh pondok pesantren mengkaji satu atau beberapa kitab sampai khatam. 
Karena bersifat musiman inilah, pasaran tak hanya diikuti santri pesantren bersangkutan (muqimin) tapi juga dari pesantren lain (mupasirin). Kadang-kadang pesertanya tak hanya santri, tapi kiai yang sudah memiliki pesantren. 
Pasaran paling marak dilakukan terjadi pada bulan Ramadhan. Hampir seluruh pesantren di Jawa Barat mengadakannya.  
Ensiklopedia NU mengatakan, tiga hal yang menonjol dan sekaligus menjadi pembeda antara ngaji pasaran dengan ngaji lainnya adalah: 
Pertama, pasaran terjadi di bulan Ramadhan atau puasa. Kedua, dalam tradisi pasaran, mengaji dilakukan dengan cara yang cepat. Umumnya, para kiai atau ustadz mengkhatamkan satu kitab selama bulan puasa. Ketiga, pasaran merupakan momentum terjadinya persilangan budaya antarpesantren. 
Masih menurut Ensiklopedia NU, dalam tradisi pasaran, pesantren membebaskan para santrinya untuk pergi ke pesantren lain, serta membebaskan santrinya memilih kajian kitab kuning yang dikehendakinya. Dan, pada saat yang sama, pesantren membuka diri untuk didatangi santri dari pesantren lain.
Ensiklopedia itu tidak menyebut adanya tradisi pasaran di luar bulan Ramadhan. Faktanya, di beberapa pesantren di Jawa Barat ada membuka pasaran di bulan Syawal, di antaranya adalah Pondok Pesantren Assalafie yang berada dan berdampingan dengan puluhan pesantren lain di Babakan Ciwaringin, Cirebon. 
NU Online Jabar akan menurunkan beberapa tulisan tentang beberapa pesantren yang membuka pasaran di bulan Syawal, dimulai dengan Pondok Pesantren Assalafie.

 

Menurut salah seorang ustadz di pondok pesantren Pondok Pesantren Assalafie, Ustadz Abdul Muiz Syaerozi, pada tiap bulan Syawal pondok pesantrennya membuka pengajian kilat. Bahkan saking kilatnya hanya dalam waktu 7 hari. 

“Ini dimulai tanggal 2 bulan Syawal. Jadi, selepas Lebaran, kita hanya libur sehari. Besoknya kita ngaji lagi,” ungkapnya, Selasa (25/5).  

Menurut Muiz, pengajian pasaran itu berbarengan dengan momentum puasa Syawal yang sangat dianjurkan dalam ajaran Islam selama enam hari. Kemudian pada hari ketujuh berakhir dan tasyakuran saat lebaran ketupat.  

Pasaran Syawal di Pondok Pesantren Assalafie, lanjuntnya, adalah kitab Dalailul Khairat dengan pengampu KH Azka Hamam Syaerozi yang dilakukan secara maraton yaitu pagi, siang, soren dan malam. 

“Tradisi ini sejak puluhan tahun lalu, sejak kakek saya,” katanya. 

Dalalalil Khairat, lanjutnya, adalah kitab yang rutin dikaji di bulan Syawal. Tapi biasanya ada kitab lain yang menjadi pengiringnya. Tahun ini adalah Arbain Nawawi.

Sementara pesertanya, tahun ini dan tahun sebelumnya, karena pandemi Covid-19, sangat menurun. Jika tahun-tahun sebelumnya bisa mencapai puluhan hingga ratusan, tahun ini hanya belasan. 

Penulis: Abdullah Alawi 


Pesantren Terbaru