• logo nu online
Home Nasional Warta Sejarah Khutbah Taushiyah Kuluwung Ubudiyah Daerah Keislaman Syariah Obituari Risalah Doa Tokoh Tauhid Profil Hikmah Opini Wawancara PWNU Ngalogat Ekonomi Lainnya
Jumat, 17 Mei 2024

Opini

Pesantren, Lembaga Filantropi dan Wakaf untuk Bumi (Bagian I)

Pesantren, Lembaga Filantropi dan Wakaf untuk Bumi (Bagian I)
Ilustrasi. (Foto: NU Online/Freepik)
Ilustrasi. (Foto: NU Online/Freepik)

Berdasarkan data dari berbagai sumber, bahwa jumlah pondok pesantren (pontren) di Jawa Barat saja melebihi 10.000 menyebar di berbagai daerah dan di dominasi oleh pontren dibawah naungan Nahdlatul Ulama, selain Persatuan Islam (Persis) dan Muhamadiyah. 


Pontren yang ada pada umumnya berada di pedesaan, tetapi ada juga yang berada di wilayah kota. Masing-masing pontren punya kurikulum yang tidak sepenuhnya sama akan tetapi ada ciri khas yang spesifik yaitu mengajarkan ilmu agama Islam sebagai pengajar an utama, memiliki pucuk pimpinan seorang Kyai yang menentukan kebijakan pondok, adanya santri yang tinggal di pondok dan adanya kedekatan dengan masyarakat. 


Pontren selain sebagai lembaga pendidikan agama, di bawah kebijakan Kyai atau Ajeungan yang menjadi pucuk pimpinannya, tentunya bisa berperan lebih untuk dapat berkontribusi menyelesaikan persoalan-persoalan yang ada di tengah masyarakat, dan  memiliki posisi strategis sebagai agen perubahan termasuk di dalamnya persoalan lingkungan hidup. 


Sebagai contoh saja, ketika terjadi bencana gempa bumi di Cianjur sekitar dua tahun yang lalu, peran pondok pesantren dengan soliditas para santri, cukup signifikan dalam aksi kemanusiaan dan  pemulihan pasca bencana. Dengan sumber daya yang di miliki, dan jejaring yang kuat antar pesantren, mampu menyalurkan bantuan ke daerah pelosok yang tidak bisa dilakukan oleh relawan dari luar kota.


Hal lain bahwa jamaah dan santri Pontren yang pada umumnya berada di daerah pedesaan sebenarnya sudah terbiasa hidup  bercengkrama dengan alam, seperti bertani, bercocok tanam, dan yang lainnya. Masyarakat Jawa Barat sendiri sebenarnya sangat dekat dengan alam, hal ini ditunjukkan dengan banyak nama kota dan daerah yang diawali dengan kata ci (cai) yang artinya air. Katakanlah Cianjur, Cirebon, Cimalaka, Cimahi. 


Hal ini disampaikan, sebagai gambaran saja bahwa pontren  di Jawa Barat yang dekat dengan nafas kehidupan masyarakatnya, seharusnya akan  mudah melakukan aksi lingkungan dan pelestarian alam. Hal ini dikarenakan secara historis dan sosio kultural masyarakat Jawa Barat memiliki kedekatan dengan alam seperti ditunjukkan dengan nama-nama kota yang menyerap unsur alam itu sendiri yaitu air (ci = cai). 


Atas uraian di atas maka pontren memiliki potensi dan modal budaya yang besar untuk melakukan aksi penyelamatan iklim dan gerakan lingkungan hidup. 


Jika  dari sekian banyak pontren, 60 persennya bisa melakukan aksi iklim seperti tata kelola sampah yang tepat, tata kelola air yang hemat, ruang terbuka hijau yang memadai, penggunaan panel listrik sebagai energi alternatif, gerakan menanam pohon dan pelatihan mitigasi bencana maka akan berdampak secara signifikan berkontribusi dalam menjawab masalah lingkungan, khususnya dalam persoalan perubahan iklim dan pemanasan global yang saat ini menjadi ancaman dunia.


Peran pontren sebagai kekuatan utama pembawa misi Rahmatan Lil Alamin akan semakin terasa. Selanjutnya pontren yang berhasil melakukan aksi iklim tersebut akan bisa menjadi contoh dan teladan yang baik untuk kemudian bisa diikuti oleh jamaah maupun masyarakat di sekitarnya. 


Kendala yang dihadapi bahwa literasi maupun pemahaman  tentang persoalan lingkungan hidup kekinian dan perubahan iklim di banyak pontren belumlah tersampaikan secara baik dan merata. Hal inilah yang pada umumnya jarang sekali pontren membuat program-program lingkungan hidup selain kendala dalam pembiayaan program. 


Atas dasar tersebut diperlukan tim khusus, yang intens melakukan sosialisasi persoalan lingkungan hidup ke berbagai pontren, mendampingi pontren untuk mengindentifikasi masalah  yang ada, membuat program lingkungan hidup yang sesuai dengan kondisi  masing-masing pontren dan juga menjembatani pontren ke lembaga keuangan maupun lembaga filantropi yang mampu dan siap membiayai program yang sudah disusun.


Apa yang didapatkan buat pontren dalam melakukan aksi lingkungan ini? Yang pertama pontren akan mendapatkan lingkungan yang sehat dan terjamin kesediaan sumber daya alam yang menunjang kelancaran proses belajar mengajar, seperti air bersih untuk bersuci, lingkungan  yang hijau, asri dan teduh,  tersedianya tanaman pangan yang bisa dinikmati oleh penghuni pondok ataupun warga sekitar.


Hadits Nabi: “Ada tiga hal yang menjernihkan pandangan, yaitu menyaksikan pandangan pada yang hijau lagi asri, pada air yang mengalir, dan pada wajah yang rupawan." (HR Ahmad).


Dalam hal ini, kita bisa belajar ke Propinsi Bali yang sukses menjadi Propinsi pariwisata terbaik yang banyak didatangi para wisatawan. Bali bukan hanya dianugerahi keindahan alamnya, tetapi kemampuan masyarakatnya dalam mengelola lingkungan yang bersih, hijau  asri, dan serasi  yang berhasil menghadirkan banyak wisatawan. 


Demikian juga jika hal ini bisa dilakukan dalam skala pontren, maka pontren tersebut bisa memiliki daya tarik dan magnet tersendiri di tengah tengah kuatnya arus  masyarakat yang ingin mendapatkan ilmu agama yang baik. 


Di sisi lain, keberadaan pontren yang ramah lingkungan dan juga telah ditambah dengan pembekalan ilmu mitigasi bencana yang baik dan mumpuni akan meningkatkan minat masyarakat untuk menitipkan anak-anaknya belajar di pontren dengan lebih tenang dan aman. Bersambung...


Arief A, Koordinator Lembaga Adhoc NU Jabar Peduli Lingkungan dan Ketua MWC NU Lengkong Kota Bandung) & Relawan LPBI NU Jawa Barat


Opini Terbaru