• logo nu online
Home Nasional Warta Sejarah Khutbah Taushiyah Kuluwung Ubudiyah Daerah Keislaman Syariah Obituari Risalah Doa Tokoh Tauhid Profil Hikmah Opini Wawancara PWNU Ngalogat Ekonomi Lainnya
Sabtu, 4 Mei 2024

Opini

KOLOM KANG IQBAL

Perayaan Hari Lahir Tokoh Agama

Perayaan Hari Lahir Tokoh Agama
Perayaan Hari Lahir Tokoh Agama
Perayaan Hari Lahir Tokoh Agama

Kamis, 12 Rabi' al-Awwal 1445 Hijriyah bertepatan dengan 28 September 2023, kita memperingati maulid, hari kelahiran Nabi Muhammad secara nasional. Peringatan maulid dengan berbagai bentuknya biasanya akan terus berlangsung sekitar sebulan ke depan meskipun sudah lewat hari kelahiran Nabi Muhammad.


Sebenarnya, peringatan hari lahir tokoh agama bukanlah hal unik hanya bagi penganut Islam. Sepanjang sejarah manusia, tokoh-tokoh agama telah memainkan peran penting dalam membentuk lanskap spiritual dan moral masyarakat. Ajaran, nilai, dan tindakan mereka menjadi petunjuk hidup dan menginspirasi  para pengikut mereka. Sebagai sarana untuk mengekspresikan rasa hormat dan rasa syukur, ulang tahun tokoh-tokoh agama sering diperingati dan dirayakan oleh komunitas agama masing-masing.  Kapan dan mengapa  perayaan ulang tahun tokoh agama dilakukan? Apa makna dan motivasi yang mendorong pengikut agama memelihara tradisi ini?


Ketika Ulang Tahun Tokoh-tokoh Agama Diperingati


Perayaan ulang tahun tokoh agama sangat bervariasi tergantung pada tradisi dan kepercayaan tiap-tiap penganutnya. Hal ini tampak jelas dalam tradisi agama utama dunia. Dalam Kristen, kelahiran Yesus Kristus dirayakan pada tanggal 25 Desember, yang dikenal sebagai Natal. Hari ini telah diadopsi oleh dunia Kristen untuk memperingati kelahiran Juru Selamat mereka ini. Ini ditandai dengan pelayanan gereja, adegan kelahiran, nyanyian karol, dan pertukaran hadiah.


Dalam Islam, hari ulang tahun Nabi Muhammad, yang dikenal sebagai Mawlid al-Nabi, diperingati pada hari ke-12 Rabi' al-Awwal dalam kalender Islam. Muslim berkumpul untuk membaca puisi pujian terhadap Nabi, terlibat dalam amal, dan merenungkan kehidupan dan ajaran Nabi.


Dalam keyakinan Buddha, Buddhis merayakan kelahiran Siddhartha Gautama, yang kemudian akan menjadi Gautam Buddha, pada Vesak atau Waisak atau Buddha Purnima. Perayaan ini biasanya jatuh pada hari bulan purnama pada bulan April atau Mei. Buddhis terlibat dalam meditasi, mengunjungi kuil, dan melepaskan hewan-hewan di kandang sebagai simbol belas kasihan.


Penganut Sikh merayakan ulang tahun Guru Nák, pendiri Sikhisme, pada Guru Nak Gurpurab. Festival ini biasanya jatuh pada bulan November. Sikhs terlibat dalam doa, nyanyian lagu, proses, dan pelayanan masyarakat untuk menghormati ajaran Guru Nanak.


Mengapa Ulang Tahun Tokoh Agama Dirayakan


Merayakan ulang tahun seorang tokoh agama sering dilihat sebagai kesempatan untuk memperdalam koneksi spiritual seseorang dengan tokoh itu. Ini adalah saat bagi para pengikut untuk merefleksikan ajaran dan prinsip-prinsip yang diajarkan oleh tokoh agama mereka dan memperbarui komitmen mereka untuk hidup dengan ajaran dan prinsip tersebut.


Ulang tahun tokoh agama juga berfungsi sebagai sarana untuk memperingati kehidupan dan warisan tokoh-tokoh agama. Peringatan ini memberikan kesempatan para penganut untuk mengingat sejauh dampak tokoh mereka terhadap keyakinan dan perilaku masing-masing dan dunia secara keseluruhan.


Selain itu, perayaan hari lahir tokoh agama menyatukan anggota komunitas agama dan mempromosikan persatuan dan rasa kepemilikan antara mereka. Ini memberikan kesempatan kepada penganut agama untuk  beribadah, melayani masyarakat, dan memperkuat ikatan  agama.


Peringatan ulang tahun tokoh agama menawarkan platform pendidikan dan kesadaran untuk mengajar dan meningkatkan kesadaran tentang kehidupan, ajaran, dan kontribusi tokoh agama. Hal ini biasanya dilakukan dalam bentuk kegiatan ceramah agama, diskusi, dan lainnya.


Terakhir, peringatan hari ulang tahun tokoh agama berkaitan dengan tindakan amal dan kasih sayang. Para pengikut didorong untuk terlibat dalam tindakan kebaikan, menyumbangkan kepada orang-orang yang kurang beruntung, dan melayani komunitas mereka sebagai cara untuk mengamalkan ajaran pemimpin agama mereka.


Dengan demikian, dapatlah dikatakan bahwa perayaan ulang tahun tokoh agama adalah praktik yang signifikan dan bermakna dalam berbagai tradisi iman. Ini menyediakan jalan bagi orang-orang percaya untuk mengekspresikan pengabdian mereka, merayakan kehidupan dan ajaran tokoh-tokoh ini, dan memperkuat komunitas keagamaan mereka. Perayaan-perayaan ini tidak hanya memiliki makna spiritual tetapi juga berfungsi sebagai kesempatan untuk pendidikan, persatuan, dan tindakan amal kebaikan. Pada akhirnya, peringatan hari lahir tokoh agama membantu para pengikutnya untuk memperdalam pemahaman mereka tentang iman mereka dan komitmen mereka untuk hidup sesuai dengan prinsip-prinsip yang diajarkan.


Asep M Iqbal, Ph.D. Direktur Centre for Asian Social Science Research (CASSR)


Opini Terbaru