Opini HARLAH KE-102 NU DAN MUSKERWIL 2025

Pentingnya Menggerakkan Jam'iyyah Nahdlatul Ulama di Kota Bogor Menjelang Harlah ke-102

Rabu, 15 Januari 2025 | 17:01 WIB

Pentingnya Menggerakkan Jam'iyyah Nahdlatul Ulama di Kota Bogor Menjelang Harlah ke-102

Wakil Ketua PCNU Kota Bogor, Rommy Prasetya.(Foto: NU Online Jabar)

Memasuki usia ke-102 tahun, Nahdlatul Ulama (NU) telah membuktikan diri sebagai organisasi kemasyarakatan Islam terbesar di Indonesia yang mampu bertahan dan berkembang mengikuti dinamika zaman. Di Kota Bogor, kehadiran NU telah memberikan warna tersendiri dalam kehidupan sosial keagamaan masyarakat. Sebagai kota yang dikenal dengan julukan "Kota Santri", Bogor memiliki potensi besar untuk mengembangkan dan memperkuat peran NU dalam berbagai aspek kehidupan masyarakat.


Dalam menghadapi tantangan modernisasi dan globalisasi, NU Kota Bogor perlu terus bergerak dinamis untuk menjawab berbagai persoalan umat. Pesatnya perkembangan teknologi informasi dan perubahan sosial yang cepat menuntut NU untuk dapat beradaptasi tanpa kehilangan jati dirinya sebagai organisasi yang berpegang teguh pada prinsip Ahlussunnah wal Jamaah (Aswaja). Transformasi digital harus dimanfaatkan sebagai peluang untuk memperluas dakwah dan program-program keumatan yang lebih efektif dan tepat sasaran.


Program-program pemberdayaan ekonomi umat menjadi salah satu fokus yang perlu digiatkan oleh NU Kota Bogor. Pengembangan ekonomi berbasis pesantren, koperasi syariah, dan UMKM nahdliyin perlu mendapat perhatian serius. Hal ini sejalan dengan semangat kemandirian ekonomi yang telah digariskan oleh para pendiri NU. Pemberdayaan ekonomi ini tidak hanya akan memperkuat basis organisasi tetapi juga memberikan manfaat langsung bagi kesejahteraan warga nahdliyin.


Penguatan pendidikan berbasis pesantren dan madrasah juga menjadi prioritas yang tidak boleh diabaikan. NU Kota Bogor harus mampu mengembangkan sistem pendidikan yang mengintegrasikan nilai-nilai tradisional pesantren dengan kebutuhan modern. Pengembangan kurikulum yang adaptif, peningkatan kualitas pengajar, dan pembenahan infrastruktur pendidikan menjadi langkah strategis yang perlu dilakukan untuk mencetak generasi muda nahdliyin yang berkualitas.


Peran kaum muda NU melalui berbagai badan otonom seperti IPNU, IPPNU, PMII, Fatayat dan GP Ansor perlu terus didorong dan difasilitasi. Regenerasi kepemimpinan menjadi kunci keberlanjutan organisasi di masa depan. Program-program kepemudaan yang kreatif dan inovatif perlu dikembangkan untuk menarik minat generasi milenial dan Gen-Z agar aktif dalam kegiatan NU. Pengembangan leadership skill dan entrepreneurship di kalangan pemuda NU juga penting untuk mempersiapkan kader-kader berkualitas.


Dalam konteks sosial keagamaan, NU Kota Bogor harus terus memperkuat perannya sebagai penjaga moderasi Islam dan toleransi. Di tengah menguatnya arus radikalisme dan ekstremisme, NU harus tampil sebagai garda terdepan dalam menyebarkan pemahaman Islam yang rahmatan lil 'alamin. Dialog antar agama dan penguatan harmonisasi sosial perlu terus digalakkan untuk menjaga kerukunan masyarakat Kota Bogor yang majemuk.


Penguatan kelembagaan NU di tingkat Ranting dan MWC (Majelis Wakil Cabang) menjadi hal yang tidak kalah penting. Basis NU di tingkat grassroot harus diperkuat melalui program-program yang menyentuh langsung kebutuhan masyarakat. Pembinaan dan pendampingan terhadap pengurus ranting perlu dilakukan secara berkelanjutan agar dapat menjalankan program-program organisasi dengan baik.


Pengembangan media dakwah dan komunikasi publik NU Kota Bogor juga perlu mendapat perhatian khusus. Era digital menuntut NU untuk memiliki strategi komunikasi yang efektif dalam menyebarkan gagasan dan program-programnya. Pemanfaatan berbagai platform media sosial dan pengembangan konten-konten kreatif yang sesuai dengan karakteristik audience masa kini menjadi kebutuhan yang tidak bisa ditunda.


Kerjasama dengan berbagai pihak, baik pemerintah maupun swasta, perlu terus diperkuat untuk mendukung program-program NU Kota Bogor. Networking yang kuat akan membuka berbagai peluang pengembangan organisasi, baik dari segi pendanaan maupun implementasi program. NU harus mampu memposisikan diri sebagai mitra strategis dalam pembangunan Kota Bogor yang berkelanjutan.


Memasuki usia 102 tahun, momentum Harlah NU harus dijadikan sebagai momentum untuk mengevaluasi dan merevitalisasi peran NU di Kota Bogor. Berbagai tantangan dan peluang yang ada harus direspon dengan langkah-langkah strategis dan terukur. Dengan semangat "al-muhafazhah 'ala al-qadim al-shalih wa al-akhdzu bi al-jadid al-ashlah" (menjaga tradisi lama yang baik dan mengambil hal baru yang lebih baik), NU Kota Bogor harus terus bergerak maju untuk memberikan kontribusi nyata bagi kemajuan umat dan bangsa. Al-Harakah Barokah...

 

Rommy Prasetya, Wakil Ketua PCNU Kota Bogor.