• logo nu online
Home Nasional Warta Sejarah Khutbah Taushiyah Kuluwung Ubudiyah Daerah Keislaman Syariah Obituari Risalah Doa Tokoh Tauhid Profil Hikmah Opini Wawancara PWNU Ngalogat Ekonomi Lainnya
Minggu, 28 April 2024

Opini

Menyambut Harlah 101 NU di Yogyakarta, Mengenal 5 Bekal KH Ali Maksum untuk Nahdliyyin

Menyambut Harlah 101 NU di Yogyakarta, Mengenal 5 Bekal KH Ali Maksum untuk Nahdliyyin
Buku Intelektualisme Pesantren Seri 3 (Foto: AM)
Buku Intelektualisme Pesantren Seri 3 (Foto: AM)

Puncak peringatan Harlah Ke-101 Nahdlatul Ulama (NU) akan dihelat akhir Januari 2024 di Kampus Universitas Nahdlatul Ulama (UNU) Yogyakarta. Momentum Harlah Ke-101 yang jatuh pada tanggal 16 Rajab 1445 H atau 28 Januari 2024, akan dirayakan dengan berbagai kegiatan di Pondok Pesantren Al-Munawwir, Krapyak, Yogyakarta.


Dengan tema "Harlah Ke-101 NU adalah Memacu Kinerja, Mengawal Kemenangan Indonesia," PBNU mengundang warga NU dan masyarakat umum untuk ikut serta dalam peringatan ini yang akan berlangsung sejak 29 hingga 31 Januari 2024.


Sejarah NU yang telah berusia 101 tahun menandai perjalanan panjang dalam menjaga api kemaslahatan warga dan umat beragama. Dalam menghadapi perubahan zaman, organisasi ini senantiasa berusaha menyelaraskan agama dengan tuntutan zaman.


Dalam menyikapi tuntutan zaman tersebut, terdapat sejumlah tokoh yang memainkan peran kunci, salah satunya adalah KH Ali Maksum dari Krapyak, Yogyakarta. Meski memiliki kedudukan organisatoris yang tinggi, beliau membedakan diri dengan keilmuan dan amaliah spiritual yang tinggi, memberikan kontribusi besar bagi perkembangan jam'iyyah NU.


Dalam buku "Intelektualisme Pesantren, Potret Tokoh dan Cakrawala Pemikiran di Era Keemasan Pesantren Seri 3, Cetakan Juni 2003. (KH Ali Maksum dan NU, hal. 128-130)." KH Ali Maksum dan NU dijelaskan sebagai figur yang sangat berpengaruh. Beliau meninggalkan warisan berupa lima bekal penting bagi Nahdliyyin:


Al-tsiqah bi NU: Setiap warga NU, khususnya para pengurus, dihimbau untuk yakin dan percaya sepenuhnya pada NU sebagai tuntunan hidup yang benar. Keyakinan ini harus tercermin dalam aktivitas sehari-hari.


Ma'rifah wa al-tsiqah bi NU: Pemahaman mendalam terhadap NU menjadi kunci, karena keyakinan tanpa ilmu dapat mudah tergoyahkan oleh berbagai faktor.


Al-amal bi ta'lim NU: Warga NU harus mempraktikkan ajaran dan tuntunan NU tanpa rasa malu, termasuk melibatkan diri dalam sholawatan, tahlil, talqin, dan ajaran-ajaran NU lainnya.


Jihad fi sabili NU: Setiap warga NU diingatkan untuk senantiasa memperjuangkan kelangsungan dan perkembangan NU, mengabdi dan berjuang untuk nilai-nilai organisasi.


Al-shabr fi sabili NU: Bersabar dalam menjalankan tugas, menghadapi rintangan, dan mengatasi kegagalan adalah nilai penting yang harus dimiliki setiap warga NU, khususnya para pengurus.


Bekal-bekal ini, yang diwariskan oleh KH Ali Maksum, tetap menjadi pedoman penting bagi warga NU hingga usia 101 tahun. Dengan popularitasnya yang meraih pengakuan nasional dan internasional, KH Ali Maksum telah meninggalkan jejak yang tak terhapuskan dalam sejarah NU. Peringatan Harlah Ke-101 di Yogyakarta menjadi momen tepat untuk merenung atas perjalanan panjang dan menggali makna dari warisan para tokoh yang telah memberikan kontribusi besar bagi NU.


​​​​​​​Abdul Majid Ramdhani, Salah seorang kontributor NU Online Jabar dan Alumni Ponpes Al-Hamidiyah Depok
 


Opini Terbaru