• logo nu online
Home Nasional Warta Sejarah Khutbah Taushiyah Kuluwung Ubudiyah Daerah Keislaman Syariah Obituari Risalah Doa Tokoh Tauhid Profil Hikmah Opini Wawancara PWNU Ngalogat Ekonomi Lainnya
Senin, 6 Mei 2024

Opini

KOLOM KANG IQBAL

Memastikan Presidential Debate Bermanfaat Bagi Rakyat 

Memastikan Presidential Debate Bermanfaat Bagi Rakyat 
Memastikan Presidential Debate Bermanfaat Bagi Rakyat 
Memastikan Presidential Debate Bermanfaat Bagi Rakyat 

Tak diragukan lagi bahwa presidential debate adalah bagian penting dari proses pemilihan pemimpin dan wakil rakyat di negara demokratis. Di Indonesia, pada Pemilihan Umum 2024, telah berlangsung dua kali presidential debate, yaitu debat pertama pada 12 Desember 2023 untuk tiga calon presiden dan debat kedua pada 22 Desember 2023 untuk tiga calon wakil presiden.  Sisa tiga debat lainnya akan diselenggarakan pada 7 Januari 2024 untuk para calon presiden, pada 21 Januari 2024 untuk para calon wakil presiden dan pada4 Februari 2023 untuk para calon presiden.


Format Debat Yang Akuntabel dan Partisipatif


Untuk membuat presidential debate lebih berguna bagi rakyat pemilih, penyelenggara dan peserta debat dapat mempertimbangkan beberapa strategi untuk meningkatkan transparansi, relevansi, dan aksesibilitas debat. 


Pertama, menyusun format dan aturan yang jelas dan fair. Penyelenggara dan peserta presidential debate bersepakat menentukan format dan aturan perdebatan dengan jelas sebelumnya. Ini termasuk batas waktu untuk tanggapan, aturan untuk sanggahan, dan pedoman untuk peran moderator. Di sini, mesti dipastikan bahwa format ini memungkinkan diskusi menyeluruh tentang isu-isu utama yang menyentuh kepentingan publik baik domestik maupun luar negeri tanpa terlalu membatasi.


Kedua, melibatkan audiens. Format yang dibuat memungkinkan penonton terlibat dengan mengizinkan mereka bertanya untuk memberi peluang partisipasi rakyat dan interaksi langsung antara kandidat dan pemilih. Ini bisa dilakukan dengan memanfaatkan teknologi komunikasi dan informasi modern termasuk media sosial dan platform online lainnya. 


Ketiga, menggunakan platform yang dapat diakses oleh publik. Penyelenggara memastikan bahwa debat calon presiden dan wakil presiden dapat dijangkau oleh audiens yang luas dengan menyiarkan di berbagai platform, termasuk televisi, radio, dan streaming online. Untuk menampung kebutuhan audiens yang beragam termasuk orang dengan disabilitas, platform yang digunakan dapat menyediakn subtitle, interpretasi bahasa tanda, atau fitur aksesibilitas lainnya.


Keempat, memastikan tanggung jawab peserta debat. Dalam presidential debate, kandidat presiden dan wakil presiden memiliki tanggung jawab untuk merespon pertanyaan spesifik tentang topik yang disepakati dengan jelas dan mendalam, serta dan memberikan rencana konkret untuk mengatasi tantangan yang muncul selama debat. Adalah penting di sini membuat kandidat bertanggung jawab atas pernyataan dan klaim mereka yang dibuat selama debat.


Kelima, membuat mekanisme cek fakta dan verifikasi data. Format presidential debate menyediakan mekanisme cek fakta dan verifikasi data dan informasi secara real-time selama debat untuk memastikan kebenaran atau memperbaiki informasi yang salah atau pernyataan palsu yang dibuat oleh kandidat. Ini penting untuk meningkatkan akurasi dan akuntabilitas argument para calon presiden atau wakil presiden. 


Keenam, melakukan analisis pasca-debat. Presidential debate yang baik menyajikan analisis pasca-debat atas semua argument yang disampaikan oleh para calon presiden dan wakil presiden dan pemeriksaan atas data, fakta dan informasi yang digunakan untuk mendukung argumen mereka melalui sumber yang dapat diandalkan. Ini penting untuk membantu pemilih lebih memahami keakuratan dan akuntabilitas pernyataan para calon pemimpin mereka. Di sini, media baik mainstream maupun non-mainstream bisa berperan dengan menawarkan analisis mendalam atas perdebatan untuk membantu publik mengenal, memahami dan memilih calon pemimpin mereka. 


Moderator Bukan Sekedar Penjaga Waktu 


Dalam presidential debate, moderator memiliki peran krusial bagi terciptanya debat yang berdampak. Mencatat waktu, menjaga ketertiban dan mengajukan pertanyaan adalah aspek penting dari peran moderator dalam debat presiden. Namun, tanggung jawab mereka melampaui tugas-tugas ini. Moderator memainkan peran penting dan beragam dalam memfasilitasi diskusi yang adil, informatif, bermakna, dan berdampak.  Untuk tujuan ini, moderator perlu memainkan peran-peran penting berikut. 


Pertama, menjamin keadilan. Moderator berusaha untuk memastikan keadilan dengan mengalokasikan waktu berbicara secara adil di antara kandidat dan mempertahankan diskusi yang seimbang pada berbagai topik yang disepakati. Selama debat, moderator harus tetap netral dan adil dengan menghindari tampilan bias atau favoritisme terhadap kandidat mana pun.


Kedua, memfasilitasi interaksi kandidat. Moderator mendorong kandidat untuk menanggapi pernyataan satu sama lain sehingga memungkinkan adanya pertukaran ide-ide yang dinamis dan interaktif di antara mereka. 


Ketiga, mengajukan pertanyaan relevan dan dapat dipahami. Moderator mengajukan pertanyaan yang sesuai dengan topik debat dan dapat dipahami maksudnya oleh semua kandidat. Di sini, moderator mengeksplorasi rincian spesifik atau mencari penjelasan dari jawaban atau tanggapan kandidat atas pertanyaan yang diajukan. Termasuk tugasnya adalah memperjelas pertanyaan yang mengandung istilah spesifik atau singkatan yang mungkin tidak diketahui atau dipahami oleh kandidat.


Keempat, melakukan navigasi topik kontroversial. Dalam topik yang kontroversial, moderator menavigasi diskusi dengan mengatur pertanyaan dengan cara yang memungkinkan semua kandidat untuk mengekspresikan pandangan mereka sambil mempertahankan suasana yang seimbang dan saling hormat. Jika perkembangan tak terduga terjadi selama perdebatan, moderator harus beradaptasi dengan cepat untuk menjaga diskusi tetap berjalan sambil memastikan keadilan bagi semua kandidat.


Kelima, menyampaikan pertanyaan audiens.  Dalam presidential debate yang baik, moderator memberikan kesempatan kepada audiens yang hadir di ruang debat atau online untuk bertanya dan menyampaikannya kepada para kandidat. Namun, ia mesti memastikan bahwa pertanyaan ini menambah nilai dan relevan bagi perdebatan. Moderator bertindak sebagai perwakilan kepentingan publik dengan mengajukan pertanyaan yang relevan dan penting bagi pemilih.


Keenam, memverifikasi fakta dan menjamin akurasi informasi. Meskipun tidak terlibat dalam verifikasi fakta real-time, moderator semestinya ikut mencegah ketidakakuratan data dan informasi dari kandidat dengan mendorong mereka untuk memberikan bukti atas klaim mereka. 


Ketujuh, memelihara decorum. Moderator menegakkan etika debat, menghindari serangan pribadi dan upaya mempermalukan pribadi antar kandidat untuk mempertahankan suasana debat profesional dan terhormat. Di sini, moderator dapat mengingatkan kandidat bila berkata atau bersikap yang cenderung tidak menghormati kandidat lainnya.


Kedelapan, mengakhiri debat dan meringkas. Moderator mengakhiri perdebatan dengan menyimpulkan poin-poin utama, mengucapkan terima kasih kepada peserta, dan memberikan informasi tentang acara atau debat yang akan datang.


Pada intinya, sebuah presidential debate dapat bermanfaat bagi rakyat pemilih bila format debat yang ditetapkan oleh penyelenggara memenuhi kriteria perdebatan akuntabel, transparan, profesional, informatif dan partisipatif. Selain itu, untuk melahirkan presidential debate yang berdampak bagi pemilih, moderator bukan sekedar pengatur waktu dan pengaju pertanyaan, melainkan juga sebagai pengelola seluruh proses diskusi yang  adil dan informatif sehingga menciptakan lingkungan yang memungkinkan pemilih untuk membuat keputusan yang tepat siapa yang akan menjadi pemimpin mereka. 


Sejauh ini, kita sudah menyaksikan dua debat, masing-masing sekali untuk calon presiden dan wakil presiden. Kualitasnya dapat diukur dengan kriteria-kriteria di atas.  Dalam kurang-lebih 6 minggu ke depan, tersisa dua debat berikutnya untuk pada calon presiden dan satu debat untuk para wakil presiden. Akankah tiga debat ini memenuhi kriteria yang diharapkan? Well, let people judge them. 


Asep Muhamad Iqbal, Direktur CASSR (Centre for Asian Social Science Research) FISIP, UIN Bandung.


Opini Terbaru