• logo nu online
Home Nasional Warta Sejarah Khutbah Taushiyah Kuluwung Ubudiyah Daerah Keislaman Syariah Obituari Risalah Doa Tokoh Tauhid Profil Hikmah Opini Wawancara PWNU Ngalogat Ekonomi Lainnya
Jumat, 29 Maret 2024

Opini

Kenangan Manis dan Pelajaran Berharga dari Maroko di Perhelatan Piala Dunia Qatar 2022

Kenangan Manis dan Pelajaran Berharga dari Maroko di Perhelatan Piala Dunia Qatar 2022
Kenangan Manis dan Pelajaran Berharga dari Maroko di Perhelatan Piala Dunia Qatar 2022
Kenangan Manis dan Pelajaran Berharga dari Maroko di Perhelatan Piala Dunia Qatar 2022

Realita kehidupan menunjukkan bahwa setiap yang dicita-citakan tak selamanya dapat menjadi sebuah kenyataan.  Ada kalanya sebuah harapan berbanding terbalik dengan apa yang terjadi. Misalnya, seperti yang dialami tim sepak bola Maroko. Harapan besar untuk menjadi pemenang di laga semifinal piala dunia Qatar 2022 kandas setelah mereka kalah dari Prancis 0-2. 


Padahal, di pertandingan-pertandingan sebelumnya, mereka selalu menang atas lawan-lawanya. Mengalahkan tim peringkat 2 FIFA Belgia (2-0), mengalahkan Kanada (2-1), membungkam Spanyol (3-0), menumbangkan Portugal (1-0), serta kemudian menjadi tim pertama dari Afrika yang mampu menembus babak semifinal piala dunia menjadi kenangan manis Maroko selama mereka berlaga di gelaran piala dunia. 


Peristiwa yang terjadi pada tim Maroko di piala dunia Qatar 2022 memberikan pesan kepada kita, bahwa segala sesuatu yang terjadi senyatanya menjadi sebuah takdir (kehendak) dari Tuhan yang maha kuasa yang harus diterima dengan lapang dada.


Hal itu pula yang tampaknya dilakukan oleh tim Maroko sesaat mereka kalah dari Prancis. Mereka masih tetap melakukan sujud syukur sebagai ungkapan kebahagian atas prestasi selama berada di piala dunia Qatar 2022, meskipun akhirnya kandas di semifinal. 


Bercengkrama bersama keluarga, sanak, maupun saudara di stadion tampaknya menjadi momen terindah bagi mereka dalam upaya menikmati suasana yang rasanya tak akan mudah dilupakan dan sulit diulang kembali sepanjang sejarah keikut sertaan mereka di piala dunia.


Dari peristiwa itu, para pemain Maroko seolah mengajarkan kepada kita akan pentingnya bersikap tawakal (menerima) atas apa yang telah terjadi.


Mendapatkan kekalahan memang menjadi sebuah penderitaan, namun hal itu tidak sepantasnya untuk terus disesali dan diratapi secara berlebihan. Masih ada perjuangan yang harus dihadapi dan dilakukan di masa depan sehingga apa-apa yang dicita-citakan dapat menjadi kenyataan yang tentunya dapat sesuai dengan harapan.


Optimisme


Tim Maroko datang ke piala dunia Qatar 2022 tidak menyandang predikat sebagai tim unggulan atau tim favorit yang akan menjadi juara piala dunia.


Secara teknis dan komposisi pemain pun, Maroko bukan tim yang diisi oleh pemain-pemain top dan berkualitas. Wajar jika Maroko datang ke piala dunia Qatar 2022 tidak mempunyai ekspektasi berlebih dan berharap banyak untuk mendulang prestasi.


Namun perlu diingat, dalam dunia sepak bola hitungan-hitungan di atas kertas tidak sepenuhnya menjadi faktor keberhasilan. Faktor non teknis dan emosional tak jarang menjadi kunci utama dalam sebuah pertandingan. 


Misalnya seperti yang dialami oleh tim-tim non unggulan ketika secara mengejutkan dapat mengalahkan tim-tim unggulan dan favorit di fase group. Perlu diketahui, Arab Saudi berhasil mengalahkan Argentina (2-1), Jepang mengalahkan Jerman (2-1) dan Spanyol (2-1), Tunisia mengalahkan Prancis (1-0), Kamerun mengalahkan Brazil (1-0) serta Korea Selatan mengalahkan Portugal (2-1).


Lalu apa faktor kunci suksesnya Maroko di piala dunia Qatar 2022. Paling tidak ada dua faktor yang melatar belakanginya.


Pertama, faktor motivasi. Kenyataan tim-tim favorit dan unggulan yang dapat dikalahkan oleh tim non unggulan seperti yang telah disebut tampaknya menjadi motivasi bagi tim Maroko untuk melakukan hal yang sama. Dan tampaknya hal ini dialami oleh tim Maroko dengan mengalahkan tim-tim unggulan sehingga akhirnya dapa menembus fase semifinal.


Kedua, faktor emosional. Sebagaimana diketahui, pelaksanaan piala dunia Qatar 2022 menjadi gelaran piala dunia sepak bola pertama yang diselenggarakan oleh negara jazirah Arab. Tentunya, Maroko sebagai negara yang sebagian besar warga negaranya beragama Islam, mempunyai ikatan emosional tinggi untuk menyukseskan dan memenangkan piala dunia. 


Alhasil, keberhasilan Maroko selama berlaga di piala dunia paling tidak telah membuat publik sepakbola dunia simpati atas keberhasilannya. Tidak berhenti di situ saja, selama perhelatan piala dunia Qatar 2022 pun, rasanya tim yang paling menarik perhatian publik sepak bola adalah Maroko yang berhasil memenangkan pertandingan-pertandingan pentingnya, termasuk melaju ke babak semifinal.


Bravo Maroko. Jalanmu masih panjang.


Rudi Sirojudin Abas, salah seorang peneliti kelahiran Garut yang menggemari permainan sepak bola.


Opini Terbaru