Opini

Kembali pada Tujuan Ber-NU: Masuliyah Diniyah, Ijtimaiyah dan Wathaniyah

Sabtu, 3 Agustus 2024 | 09:16 WIB

Kembali pada Tujuan Ber-NU: Masuliyah Diniyah, Ijtimaiyah dan Wathaniyah

Logo NU. (Foto: NU Online Jabar)

Oleh Supendi Samian
Nahdlatul Ulama (NU) adalah organisasi keagamaan dan sosial terbesar di Indonesia, didirikan pada 31 Januari 1926 oleh KH Hasyim Asy'ari dan para ulama lainnya di Surabaya. NU bertujuan untuk memelihara, mengembangkan, dan mengamalkan ajaran Islam Ahlussunnah wal Jama'ah (Aswaja) serta memperjuangkan kesejahteraan sosial dan kebangsaan yang terangkum dalam tujuan ber-Nu yaitu Masuliyah Diniyah, Ijtimaiyah dan Wathaniyah.


1.Masuliyah Diniyah atau tanggung jawab keagamaan merupakan salah satu pilar utama dalam Nahdlatul Ulama. NU, sebagai organisasi keagamaan terbesar di Indonesia, memiliki komitmen yang kuat untuk menjaga, memelihara, dan mengembangkan ajaran Islam Ahlussunnah wal Jama'ah (Aswaja). Masuliyah Diniyah dalam NU dapat dipahami melalui beberapa aspek utama yaitu:


A .Teologis dan Ideologis 
    - NU menganut paham Aswaja yang menekankan moderasi, toleransi, dan keseimbangan dalam beragama.
    - Aswaja mengakomodasi berbagai madzhab fiqih, terutama empat madzhab utama (Hanafi, Maliki, Syafi'i, dan Hanbali), serta menerima berbagai aliran dalam aqidah, seperti Asy'ariyah dan Maturidiyah.


B.Tradisi dan Budaya
    - NU menjaga tradisi keagamaan lokal yang sejalan dengan ajaran Islam, seperti tahlilan, yasinan, dan maulid Nabi.
    - Tradisi-tradisi ini dianggap sebagai cara untuk memperkuat iman dan menjaga ukhuwah Islamiyah (persaudaraan sesama muslim).


C.Pendidikan dan Pengajaran
    - Pendidikan agama merupakan fokus utama NU, terutama melalui jaringan pesantren yang tersebar di seluruh Indonesia.
    - Kurikulum pesantren NU menekankan pada penguasaan kitab kuning (kitab klasik), yang mencakup berbagai disiplin ilmu keislaman, seperti fiqih, tafsir, hadits, dan tasawuf.


Masuliyah Diniyah merupakan elemen penting dalam misi dan visi Nahdlatul Ulama. Dengan menjaga dan mengembangkan ajaran Islam Ahlussunnah wal Jama'ah, NU tidak hanya berkontribusi terhadap peningkatan pemahaman dan praktik keagamaan, tetapi juga terhadap penguatan persatuan dan kesatuan bangsa. Implementasi tanggung jawab keagamaan ini melalui pendidikan, dakwah, dan kegiatan keagamaan telah memberikan dampak positif yang signifikan bagi masyarakat Indonesia.


2.Masuliyah Ijtimaiyah atau tanggung jawab sosial merupakan salah satu dari tiga pilar utama dalam Nahdlatul Ulama. NU memiliki peran penting dalam masyarakat Indonesia, tidak hanya sebagai organisasi keagamaan tetapi juga sebagai agen perubahan sosial. Masuliyah Ijtimaiyah dalam NU dapat dipahami melalui beberapa aspek utama, Kesejahteraan Sosial NU berkomitmen untuk meningkatkan kesejahteraan sosial masyarakat melalui berbagai program dan kegiatan yang menyentuh aspek pendidikan, kesehatan, ekonomi, dan budaya.


Pendekatan ini mencerminkan prinsip-prinsip Islam yang menekankan pentingnya keadilan sosial dan kesejahteraan bagi semua lapisan masyarakat.Pemberdayaan Masyarakat, NU percaya bahwa pemberdayaan masyarakat merupakan kunci untuk mencapai kemakmuran dan kemandirian.


Melalui berbagai program pemberdayaan, NU berusaha meningkatkan kapasitas dan kompetensi masyarakat dalam berbagai bidang.Solidaritas dan Kebersamaan:NU menekankan pentingnya solidaritas dan kebersamaan dalam mengatasi masalah sosial. Prinsip ukhuwah Islamiyah (persaudaraan sesama Muslim) dan ukhuwah insaniyah (persaudaraan sesama manusia) menjadi landasan dalam setiap kegiatan sosial yang dilakukan oleh NU.


Masuliyah Ijtimaiyah merupakan elemen penting dalam misi sosial Nahdlatul Ulama. Dengan fokus pada kesejahteraan sosial, pemberdayaan masyarakat, dan solidaritas sosial, NU telah memberikan kontribusi signifikan terhadap peningkatan kualitas hidup dan kesejahteraan masyarakat Indonesia. Implementasi tanggung jawab sosial ini melalui pendidikan, kesehatan, ekonomi, dan bantuan sosial telah menunjukkan hasil yang positif dan berkelanjutan. NU tidak hanya berperan sebagai organisasi keagamaan, tetapi juga sebagai agen perubahan sosial yang membawa manfaat nyata bagi masyarakat luas.


3.Masuliyah Wathoniyah atau tanggung jawab kebangsaan merupakan salah satu pilar utama dalam Nahdlatul Ulama (NU). NU berperan penting dalam menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dan mempromosikan Pancasila sebagai dasar negara. 
Masuliyah Wathoniyah dalam NU dapat dipahami melalui beberapa aspek utama, Kebangsaan dan Nasionalisme.


NU menekankan pentingnya rasa cinta tanah air (hubbul wathan) sebagai bagian integral dari iman.Nasionalisme dalam pandangan NU tidak bertentangan dengan ajaran Islam, tetapi justru selaras dengan prinsip-prinsip Islam yang menekankan keadilan, kesejahteraan, dan persatuan.Kesatuan dan Persatuan Bangsa.


NU berkomitmen untuk menjaga keutuhan NKRI dan mempromosikan Pancasila sebagai dasar negara yang final.Prinsip Bhineka Tunggal Ika (berbeda-beda tetapi tetap satu) dipegang teguh oleh NU dalam menghadapi keragaman etnis, agama, dan budaya diIndonesia.Demokrasi dan Keadilan Sosial.


NU mendukung sistem demokrasi sebagai bentuk pemerintahan yang sesuai dengan nilai-nilai keadilan dan kemaslahatan umum.Penerapan prinsip keadilan sosial dalam kehidupan berbangsa dan bernegara menjadi fokus utama dalam setiap kegiatan dan program NU.


Nahdlatul Ulama (NU) memiliki peran penting dalam memelihara dan mengembangkan ajaran Islam Ahlussunnah wal Jama'ah, meningkatkan kesejahteraan sosial, dan mempertahankan keutuhan NKRI serta Pancasila. Melalui implementasi tujuan Masuliyah Diniyah, Ijtimaiyah, dan Wathoniyah, NU telah memberikan kontribusi signifikan terhadap kemajuan dan kesejahteraan masyarakat Indonesia. NU tidak hanya berperan sebagai organisasi keagamaan tetapi juga sebagai agen perubahan sosial yang membawa manfaat nyata bagi masyarakat luas.


Penulis adalah Ketua STIDKI NU Indramayu