Manusia dianugerahi Tuhan rasa senang pada hal-hal atau sesuatu yang baru. Baju baru, sepatu baru, rumah baru, kendaraan baru, hp baru, teman baru, pasangan hidup baru, dan lain-lain.
Lihatlah, manakala hari raya idul fitri tiba, masyarakat dari semua umur, mengenakan baju baru dan tampak wajah mereka ceria dan bahagia. Lihat orang yang punya pasangan baru. Betapa bahagianya penganten baru itu.
Tetapi itu tidak untuk pikiran baru. Untuk hal ini sebagian orang, sebagian komunitas masyarakat atau bahkan sejumkah bangsa, tak ingin, bahkan membencinya. Mereka membenci kreatifitas atau inovasi dan memandangnya sebagai kesesatan atau bahkan kekafiran yang akan mengantarkan ke neraka jahannam, meski mereka menikmatinya.
Padahal pikiran itulah yang bisa menghasilkan hal-hal dan sesuatu yang baru yang diidamkan, dirindukan dan diperjuangkan dengan gigih itu dan indah.
Lihatlah. Hari ini hidup dan kehidupan manusia berada di genggaman tangan bangsa "liyan", boleh jadi tak beragama, seperti China. Ia telah berhasil menciptakan karya-karya inovatif dalam bidang teknologi digital dan infrastruktur yang kini menjelma menjadi raksasa ekonomi dunia baru menantang hegemoni Paman Sam, yang susah ditiru dan bahkan tak mudah ditandingi.
Tak lama lagi tanah-tanah dan tempat-tempat strategis akan dibeli mereka. Dan pemilik tanah itu menjadi menepi.
KH Husein Muhammad, salah seorang Mustasyar PBNU
