• logo nu online
Home Nasional Warta Sejarah Khutbah Taushiyah Kuluwung Ubudiyah Daerah Keislaman Syariah Obituari Risalah Doa Tokoh Tauhid Profil Hikmah Opini Wawancara PWNU Ngalogat Ekonomi Lainnya
Jumat, 29 Maret 2024

Opini

Hijrah dan Cinta Tanah Air Nabi Muhammad

Hijrah dan Cinta Tanah Air Nabi Muhammad
Ilustrasi: NU Online
Ilustrasi: NU Online

Oleh Ilham Muhamad Nurjaman

Nabi Muhammad SAW dan sahabatnya harus memilih hijrah ke Yastrib (Madinah) ketika orang-orang suku Quraisy tak menerima risalah Islam. Kitab Mukhtasor Al-Bidayah wan Nihayah ringkasan kitab Al-Bidayah wan Nihayah karya Al-Hafidz Ibnu Katsir menyebutkan hijrah itu berlangsung setelah 13 tahun wahyu pertama. 

Ketika Rasulullah sampai di Madinah, kondisi kota itu belum stabil, terkecuali perdagangan dan pertanian sudah berjalan dengan baik. Saat itu, wabah demam sedang menimpa Kota Madinah. 

Dengan suasana yang berbeda dengan kota sebelumnya, Nabi Muhamad Saw melakukan adaptasi agar bisa nyaman dan cinta terhadap kota baru yang didudukinya, sesekali terbersit dalam hatinya rindu terhadap Makkah, kota kelahirannya yang begitu dicintainya. 

Rasulullah pun berdoa “Ya Allah jadikannlah kami cinta Madinah sebagaimana Engkau membuat kami mencintai Mekah atau bahkan lebih dari itu”. 

Doa itu menunjukkan kecintaan Nabi Muhamad Saw terhadap tanah airnya Makkah Al-Mukaramah. Tanah tempat ia bersujud, tempat yang menjadi saksi wahyu pertama dan tempat pertama ia meminang istri tercinta Khadijah binti Khawalid yang rela mengorbankan seluruh hartanya untuk perjuangannya.

Bahkan isyarat kerinduan Rasulullah  terhadap Makkah diungkapkan dalam perjalanan menuju Madinah. Dalam perjalanan malam menuju Madinah, ketika sampai di Juhfah, Nabi Muhamad merasakan kerinduan yang amat mendalam sehingga Malaikat Jibril pun turun membawa wahyu surah Al-Qashah:


ان الذي فرض عليك القران لرادك الى معا د

Artinya: “Sungguh Dzat yang mewajibkan atasmu (melaksanakan hukum-hukum) Al-Qur’an, benar-benar akan mengembalikanmu ke tempat kembali (Kota Makkah)”. (Q.S. Al-Qashash : 85). 

Menurut Imam Ismail Al-Haqqi bin Mustafa dalam karya tafsirnya Ruh Al-Bayan menjelaskan bahwa dalam Surah Al-Qasash ayat 58 tersebut ada suatu isyarat bahwa cinta tanah adalah sebagai dari iman. 

Menurutnya betapa seringnya Rasulallah mengucap “duhai tanah airku, duhai tanah airku, duhai tanah airku”.

Penulis adalah Nahdliyin, kelahiran Kabupaten Tasikmalaya


Opini Terbaru