• logo nu online
Home Nasional Warta Sejarah Khutbah Taushiyah Kuluwung Ubudiyah Daerah Keislaman Syariah Obituari Risalah Doa Tokoh Tauhid Profil Hikmah Opini Wawancara PWNU Ngalogat Ekonomi Lainnya
Jumat, 19 April 2024

Opini

Fenomena Diskon Tarawih di Masjidil Haram dari 23 Rakaat Jadi 13 Rakaat

Fenomena Diskon Tarawih di Masjidil Haram dari 23 Rakaat Jadi 13 Rakaat
Fenomena Diskon Tarawih di Masjidil Haram dari 23 Rakaat Jadi 13 Rakaat. (Foto: NU Online Jabar)
Fenomena Diskon Tarawih di Masjidil Haram dari 23 Rakaat Jadi 13 Rakaat. (Foto: NU Online Jabar)

Ada suasana berbeda ketika penulis bersama rombongan PT. NADZMA ZAKIA INDOWISATA melaksanakan umroh dan tarawih tahun 1444 H/ 2023 M  di Masjidil Haram. Jamaah yang beberapa kali pernah berumroh di bulan Ramadhan berkata. “Pa Ustadz tarawihnya didiskon 50%. Tahun sebelumnya 23 rakaat (dengan witir) sekarang menjadi 13 rakaat (plus witir) sehingga kami pun dan rombongan relatif bisa mengikuti tarawih sampai selesai karena durasi waktu yang berkurang.” katanya.

 

Di Indonesia sendiri, salat tarawih ada yang melaksanakan 11 rakaat (plus witir) dan juga 23 rakaat (plus witir). Bahkan Rasulullah sendiri tidak membatasi jumlah rakaat salat tarawih.

 

Jumlah Rakaat Tarawih

Banyak pendapat berbeda mengenai jumlah rakaat sholat tarawih yang dilaksanakan saat Ramadhan. Lantas, sholat tarawih berapa rakaat?

 

Pertanyaan sholat tarawih berapa rakaat kerap muncul ketika Ramadhan. Sebagian menganggap sholat sunah ini harus dikerjakan sebanyak 8-11 rakaat, tetapi sebagian lain menilai harus mencapai 20 rakaat, bahkan 36 rakaat.

 

Lantas, berapa jumlah rakaat sholat tarawih? dirangkung dari beberapa sumber Nahdlatul Ulama (NU), sholat tarawih merupakan ibadah sunah bagi laki-laki dan perempuan yang dilakukan setelah sholat Isya pada Ramadhan. Artinya, sholat ini tidak dikerjakan di bulan-bulan yang bukan Ramadhan.

 

Menurut sejarahnya, sholat tarawih mulanya dikerjakan oleh Rasulullah Saw. Beliau menunaikan sholat ini pada 23 Ramadhan tahun kedua Hijriah.

 

Terkadang, Rasulullah Saw mengerjakan sholat tarawih di masjid. Namun, juga pernah dilakukan di rumah, seperti tertuang dalam hadits riwayat Al-Bukhari dan Muslim berikut ini.

 

عَنْ عَائِشَةَ أُمِّ الْمُؤْمِنِينَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا: أَنَّ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ صَلَّى ذَاتَ لَيْلَةٍ فِي الْمَسْجِدِ فَصَلَّى بِصَلَاتِهِ نَاسٌ ثُمَّ صَلَّى مِنْ الْقَابِلَةِ فَكَثُرَالنَّاسُ ثُمَّ اجْتَمَعُوا مِنْ اللَّيْلَةِ الثَّالِثَةِ أَوْ الرَّابِعَةِ فَلَمْ يَخْرُجْ إِلَيْهِمْ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَلَمَّا أَصْبَحَ قَالَ قَدْ رَأَيْتُ الَّذِي صَنَعْتُمْ وَلَمْ يَمْنَعْنِي مِنْالْخُرُوجِ إِلَيْكُمْ إِلَّا أَنِّي خَشِيتُ أَنْ تُفْرَضَ عَلَيْكُمْ وَذَلِكَ فِي رَمَضَانَ (رواه البخاري ومسلم

 

Artinya: “Dari Aisyah Ummil Mu'minin radliyallahu 'anha, 'Sesungguhnya Rasulullah pada suatu malam sholat di masjid, lalu banyak orang sholat mengikuti beliau. Pada hari ketiga atau keempat, jamaah sudah berkumpul (menunggu Nabi) tapi Rasulullah SAW justru tidak keluar menemui mereka.”

 

Pagi harinya beliau bersabda: “Sungguh aku lihat apa yang kalian perbuat tadi malam. Tapi aku tidak datang ke masjid karena aku takut sekali bila sholat ini diwajibkan pada kalian.' Sayyidah Aisyah berkata, 'Hal itu terjadi pada bulan Ramadhan.”

 

Lalu, sholat tarawih berapa rakaat yang dikerjakan Rasulullah SAW?

 

Hadits riwayat Aisyah menyatakan Rasulullah Saw mengerjakan sholat sebanyak 11 rakaat. Namun, Aisyah tidak secara tegas mengatakan bahwa 11 rakaat itu adalah sholat tarawih sebagai berikut.

 

كَيْفَ كَانَتْ صَلاَةُ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِى رَمَضَانَ، فَقَالَتْ: مَا كَانَ يَزِيدُ فِى رَمَضَانَ، وَلاَ فِى غَيْرِهَا عَلَى إِحْدَى عَشْرَةَ رَكْعَةً

 

Bagaimana sholat Rasulullah Saw di bulan Ramadhan? Aisyah menjawab, “Beliau tidak pernah menambah, baik di bulan Ramadhan atau selainnya dari sebelas rakaat.”

 

Aisyah tidak menegaskan bahwa sholat 11 rakaat yang dikerjakan Rasulullah Saw adalah sholat tarawih karena pada saat itu, belum ada istilah sholat tarawih, melainkan hanya sholat malam setelah Isya.

 

Istilah sholat tarawih baru berkembang ketika Umar bin Khattab berinisiatif menggelar sholat tersebut secara berjamaah di masjid, seperti tertuang dalam hadits riwayat Al-Bukhari berikut.

 

عَنْ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ عَبْدٍ الْقَارِيِّ أَنَّهُ قَالَ: خَرَجْتُ مَعَ عُمَرَ بْنِ الْخَطَّابِ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ لَيْلَةً فِي رَمَضَانَ إِلَى الْمَسْجِدِ فَإِذَا النَّاسُ أَوْزَاعٌ مُتَفَرِّقُونَ يُصَلِّيالرَّجُلُ لِنَفْسِهِ وَيُصَلِّي الرَّجُلُ فَيُصَلِّي بِصَلَاتِهِ الرَّهْطُ فَقَالَ عُمَرُ إِنِّي أَرَى لَوْ جَمَعْتُ هَؤُلَاءِ عَلَى قَارِئٍ وَاحِدٍ لَكَانَ أَمْثَلَ ثُمَّ عَزَمَ فَجَمَعَهُمْ عَلَى أُبَيِّ بْنِ كَعْبٍثُمَّ خَرَجْتُ مَعَهُ لَيْلَةً أُخْرَى وَالنَّاسُ يُصَلُّونَ بِصَلاَةِ قَارِئِهِمْ قَالَ عُمَرُ نِعْمَ الْبِدْعَةُ هَذِهِ

 

Artinya: Dari Abdirrahman bin Abdil Qari', beliau berkata: 'Saya keluar bersama Sayyidina Umar bin Khattab radliyallahu 'anh ke masjid pada bulan Ramadhan. (Di dalam masjid) orang yang sholat tarawih berbeda-beda. Ada yang sholat sendiri-sendiri dan ada juga yang sholat berjamaah.'

 

Lalu Sayyidina Umar berkata: 'Saya punya pendapat andai mereka dikumpulkan dalam jamaah satu imam, niscaya itu lebih bagus.' Lalu beliau mengumpulkan mereka dengan seorang imam, yakni Ubay bin Ka'ab. Kemudian satu malam berikutnya, kami datang lagi ke masjid. Orang-orang sudah melaksanakan sholat tarawih dengan berjamaah di belakang satu imam. Umar berkata, 'Sebaik-baiknya bid'ah adalah ini (sholat tarawih dengan berjamaah).'

 

Pada saat Umar bin Khattab mengumpulkan jemaah dan menggelar sholat tarawih di masjid, jumlah rakaat yang dikerjakan sebanyak 20 rakaat. Hal ini tertuang dalam hadits riwayat Malik sebagai berikut.

 

عَنْ يَزِيدَ بْنِ رُومَانَ قَالَ: كَانَ النَّاسُ يَقُومُونَ فِي زَمَنِ عُمَرَرضي الله عنه فِي رَمَضَانَ بِثَلاَثٍ وَعِشْرِينَ رَكْعَةً

 

Artinya: Dari Yazid bin Ruman telah berkata, 'Manusia senantiasa melaksanakan sholat pada masa Umar radliyallahu 'anh di bulan Ramadhan sebanyak 23 rakaat (20 rakaat tarawih, disambung 3 rakaat witir).'

 

Dari sini, para ulama sepakat jika sholat tarawih dikerjakan sebanyak 20 rakaat dengan salam setiap dua rakaat.

 

Kebijakan Baru

Ternyata jumlah rakaat di Rumah Allah pada tahun ini dikurangi menjadi 13 rakaat. Dalam kondisi normal, jumlah rakaat salat tarawih di Masjidil Haram dilaksanakan 23 rakaat.

 

Mengapa ada pengurangan jumlah rakaat tahun ini? Analisa penulis ada 2 alasan, Yang pertama: untuk mengantisipasi penyebaran Covid-19 di Masjidil Haram. Yang kedua untuk menghindari pemblokiran akses jalan masuk ke area hotel sekitar Masjidil Harom dimana jumlah jamaah yang berumroh banyak sekali. Sehingga dengan kebijakan baru ini para jamaah yang baru datang baik dari Madinah atau dari Jeddah untuk melaksanakan Umroh masuk ke sekitar Hotel Masjid Harom relatif lebih cepat dan terhindar dari penutupan jalan.

 

Demikian gambaran kebijakan rakaat tarawih dikurangi.

 

Dede Ropik Yunus, Sekjen RMI PWNU Jabar


Opini Terbaru