• logo nu online
Home Nasional Warta Sejarah Khutbah Taushiyah Kuluwung Ubudiyah Daerah Keislaman Syariah Obituari Risalah Doa Tokoh Tauhid Profil Hikmah Opini Wawancara PWNU Ngalogat Ekonomi Lainnya
Jumat, 26 April 2024

Opini

Fatayat NU dan Gerakan Sosial Keumatan

Fatayat NU dan Gerakan Sosial Keumatan
Direktur Konsumer dan Ritel Bank BJB Suartini (tengah), menandatangani MoU antara Bank BJB dengan Ketua PW Fatayat Jabar Hirni Kifa Hazefa (tengah kiri) dan Ketua Himpunan Wanita Disabilitas Indonesia Kustini disaksikan Gubernur Jabar Ridwan Kamil. (Dok: BJB)
Direktur Konsumer dan Ritel Bank BJB Suartini (tengah), menandatangani MoU antara Bank BJB dengan Ketua PW Fatayat Jabar Hirni Kifa Hazefa (tengah kiri) dan Ketua Himpunan Wanita Disabilitas Indonesia Kustini disaksikan Gubernur Jabar Ridwan Kamil. (Dok: BJB)

(Catatan Kecil atas Pelantikan Pengurus Fatayat NU Jabar Periode 2020-2025)

Oleh: Neneng Yanti Khozanatu Lahpan

Sudah sejak lama organisasi perempuan berperan penting dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, bahkan turut berperan serta dalam berdirinya bangsa ini. Melalui perjalanan yang panjang, organisasi perempuan telah menjelma menjadi sebuah gerakan sosial yang banyak melakukan perubahan-perubahan dalam meningkatkan kualitas kehidupan, khususnya kaum perempuan, baik dalam hal pendidikan, ekonomi, politik, dan lainnya. Kiprahnya dalam pemberdayaan kaum perempuan maupun kaitannya dengan kehidupan sosial keagamaan yang lebih luas telah membuat organisasi perempuan berjasa besar dalam perubahan-perubahan sosial kemasyarakatan di Indonesia. 

Baca: Dilantik, Fatayat NU Jabar Beri Perhatian pada Wirausaha Disabilitas

Di antara organisasi perempuan yang berperan penting dalam peningkatan kualitas kehidupan masyarakat itu adalah Fatayat NU, salah satu organisasi perempuan muda di bawah organisasi sosial keagamaan terbesar di Indonesia, Nahdlatul Ulama. Sebagai organisasi dengan sayap yang begitu besar, Fatayat NU memiliki akses dan jaringan hingga ke masyarakat kelas bawah, yang seringkali terpinggirkan atau kurang mendapat perhatian.

Fatayat NU merupakan organisasi berbasis pesantren yang banyak beranggotakan para ibu nyai, da’iyah, santriwati hingga beragam profesi lainnya. Latar belakang yang demikian itu membuat kiprah mereka berhubungan dan berinteraksi langsung dengan masyarakat, khususnya di pedesaan. 

Seperti dijelaskan dalam Sejarah Fatayat NU di www.fatayatnu.or.id, organisasi yang berbasis pesantren tradisional ini, sejak pendiriannya pada tahun 1950, dalam perjalanannya banyak mengalami hambatan, khususnya hambatan kultural, baik dari dalam maupun dari luar. Namun, secara perlahan, para perempuan aktivis Fatayat NU berhasil melampaui berbagai hambatan itu. Dukungan para kiai dan para pimpinan NU membuat kiprah wanita muda NU ini terus berkibar. Berbagai kegiatan pemberdayaan umat terus dilakukan hampir di seluruh wilayah di Indonesia hingga perannya tak bisa dibilang kecil. Organisasi ini terus berkembang menjadi sebuah organisasi modern dengan cakupan kerja yang lebih luas, termasuk pada isu-isu penyadaran gender. 

Bila dilihat dari rentang usia, anggota Fatayat NU dapat dikatakan sebagai organisasi perempuan pada masa usia yang sangat produktif. Hal ini tentu berkontribusi pada kegesitan dan inisiatif-inisiatif yang kaya dalam melakukan pemberdayaan masyarakat hingga ke tingkat paling bawah. Dalam kaitan dengan itu, dapat dikatakan Fatayat menjadi salah satu ujung tombak yang berkontribusi bagi terlaksananya program-program pemerintah di lapangan, khususnya di kalangan masyarakat yang seringkali tidak terjangkau atau tidak mendapat perhatian. Hal ini menjadi bukti bagaimana Fatayat memiliki peran sebagai partner yang penting bagi pemerintah dalam memajukan kehidupan masyarakat di Indonesia.

 
Fatayat NU Jabar merupakan salah satu organisasi yang memiliki peran itu. Di tengah masih banyaknya ketimpangan dan problem sosial di masyarakat, organisasi ini telah berperan dalam melakukan inisiatif-inisiatif pemberdayaan yang penting. Selain pemberdayaan di bidang pendidikan dan sosial-keagamaan, pada masa kepemimpinan yang baru periode 2020-2025 di bawah komando Sahabat Hirni Kifa Hazefa, salah satu program unggulannya adalah program pendampingan wirausaha disabilitas, sebuah kelompok masyarakat rentan yang dalam banyak hal sering terabaikan, khususnya secara ekonomi.

Di tengah kondisi pandemi yang berdampak luar biasa terhadap berbagai aspek kehidupan, khususnya ekonomi, kaum disabilitas memang seringkali kurang mendapat perhatian. Situasi itulah yang mendorong kepengurusan baru Fatayat NU mengambil peluang untuk menjadi pendamping wirausaha kaum disabilitas yang tersebar di berbagai wilayah di Jawa Barat, dengan menyalurkan kredit bantuan usaha bekerjasama dengan Bank BJB. Pendampingan ini dapat dilakukan secara maksimal mengingat organisasi Fatayat memiliki struktur hingga ke tingkat ranting. Setidaknya ada 600 kecamatan di Jawa Barat yang akan menjadi garapan Fatayat, dengan masing-masing kecamatan satu kelompok sebanyak 5 (lima orang).

Kepengurusan baru Fatayat NU Jabar memiliki banyak program pemberdayaan di berbagai bidang untuk 5 (lima) tahun ke depan. Dalam launching program yang dilakukan pada saat pelantikan, Fatayat NU Jabar telah membentuk forum Akademisi Fatayat NU Jawa Barat, Konseling Pra-Nikah, serta Inkubator Bisnis bagi 999 UKM Fatayat NU se-Jawa Barat.

Dalam banyak keadaan, organisasi Fatayat NU memang memilih banyak melakukan pemberdayaan kaum marginal yang kurang mendapat perhatian. Hal ini merupakan sebuah gerakan sosial keumatan, yang dapat berkontribusi penting dalam meningkatkan kualitas kehidupan.

Selamat bertugas kepada pengurus PW Fatayat NU Jabar masa khidmah 2020-2025.

 

Penulis, pengurus bidang Litbang PW Fatayat NU Jabar
 


Editor:

Opini Terbaru