• logo nu online
Home Nasional Warta Sejarah Khutbah Taushiyah Kuluwung Ubudiyah Daerah Keislaman Syariah Obituari Risalah Doa Tokoh Tauhid Profil Hikmah Opini Wawancara PWNU Ngalogat Ekonomi Lainnya
Rabu, 24 April 2024

Ngalogat

Tiga Jenis Nafsu Manusia, Salah Satunya Diridhai Allah SWT

Tiga Jenis Nafsu Manusia, Salah Satunya Diridhai Allah SWT
3 Jenis Nafsu Manusia, Salah Satunya Diridhai Allah
3 Jenis Nafsu Manusia, Salah Satunya Diridhai Allah

Sebenarnya, istilah nafsu yang kita kenal merupakan bahasa arab. Jika diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia, nafsu adalah jiwa. Tidak semua nafsu bernilai buruk, ada nafsu yang justru baik dan dicintai Allah.


Al Quran menyebutkan adanya beberapa jenis Nafsu. Setidaknya tiga ayat ini membahas tentang Nafsu :

 
  1. QS. Yusuf ayat 53, tentang Nafsu Amarah
  2. QS. Al Qiyamah ayat 2, tentang Nafsu Lawamah
  3. QS. Al-Fajr ayat 27 - 30, tentang Nafsu Mutmainnah


Akan lebih mudah dipahami, jika kita menyebutnya: jiwa amarah, jiwa lawamah, dan jiwa mutmainnah.

 
  • Nafsu Amarah, Jiwa yang Tersesat


وَمَآ اُبَرِّئُ نَفْسِيْۚ اِنَّ النَّفْسَ لَاَمَّارَةٌ ۢ بِالسُّوْۤءِ اِلَّا مَا رَحِمَ رَبِّيْۗ اِنَّ رَبِّيْ غَفُوْرٌ رَّحِيْمٌ


"Dan aku tidak (menyatakan) diriku bebas (dari kesalahan), karena sesungguhnya nafsu itu selalu mendorong kepada kejahatan, kecuali (nafsu) yang diberi rahmat oleh Tuhanku. Sesungguhnya Tuhanku Maha Pengampun, Maha Penyayang." (QS. Yusuf : 53)


Nafsu Amarah selalu mengajak pada hal-hal negatif seperti : marah, iri, dengki, tamak, serakah, culas, licik, rakus, egois, boros, dan sifat sifat yang cenderung desktruktif merusak hal hal di luar dirinya. Nafsu amarah yang dominan menguasai diri seseorang, akan merusak organ tubuh manusia itu sendiri, juga merusakan lingkungan dan tatanan kehidupan.


Sederhananya, Nafsu Amarah, adalah Jiwa yang Tersesat, meluap-luap liar di dunia yang singkat dan fatamorgana.

 
  • Nafsu Lawamah, Jiwa yang Terbelenggu


وَلَآ اُقْسِمُ بِالنَّفْسِ اللَّوَّامَةِ


"Dan aku bersumpah demi jiwa yang selalu menyesali (dirinya sendiri)," (QS. Al-Qiyamah: 2).


Nafsu lawamah, cenderung merusak dirinya sendiri (destruktif ke dalam). Mereka adalah mental penyesalan, minder, kekecewaan, putus asa, kecemasan, kekhawatiran, ketakutan, keraguan, kesedihan, meratapi masa lalu, menyalahkan keadaan, menyalahkan orang lain, dan menyalahkan diri sendiri. 


Sederhananya, Nafsu Lawamah adalah Jiwa yang Terbelenggu, terkurung jauh di dalam jurang kegelapan dan kelemahan tubuh manusia. Mereka banyak melewatkan hal-hal indah dan bermakna di sekeliling mereka.


Jiwa yang seperti ini tidak akan mengenal arti sabar dan syukur. Mereka tuli, buta, bisu, dan mati rasa terhadap realita, karunia dari Allah, dan lupa terhadap Qodho Qodar dari Allah.

 
  • Nafsu Mutmainnah, Jiwa yang Sempurna


يَا أَيَّتُهَا النَّفْسُ الْمُطْمَئِنَّةُ . ارْجِعِي إِلَىٰ رَبِّكِ رَاضِيَةً مَرْضِيَّةً . فَادْخُلِي فِي عِبَادِي . وَادْخُلِي جَنَّتِي


"Hai jiwa yang tenang. Kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang ridha lagi diridhai-Nya. Maka masuklah ke dalam jama´ah hamba-hamba-Ku. Masuklah ke dalam surga-Ku," (QS. Al-Fajr 27 - 30).

Ini adalah Nafsu yang Diridhai Allah. Nafsu Mutmainnah bukanlah jiwa yang tersesat maupun jiwa yang terbelenggu. Nafsu Mutmainnah telah menemukan kesadaran, keberadaan, dan tujuan hidupnya sendiri. Nafsu Mutmainnah, telah ikhlas menerima bagian karunia dari Maha Sutradara, senang dengan peran yang diberikan, bersabar dengan proses yang berjalan, dan bersyukur dengan hasil yang telah diterima.


Nafsu Mutmainnah, adalah Jiwa yang Tenang. Mereka tidak lagi membedakan kebahagiaan dan penderitaan, tidak membedakan masalah dan kesuksesan. Menurut mereka, segala hal yang terjadi adalah cara Allah mendekati hambaNya, baik dengan duka maupun air mata. 


Jiwa yang Tenang telah ridha pada Allah,
dan Allah ridha pada mereka.


Menariknya, manusia adalah makhluk sempurna yang diciptakan Allah dan dilengkapi dengan perangkat tubuh fisik, akal pikiran, dan dimensi mental. 


Ketiga perangkat tersebut sangat berkaitan erat. Apabila salah satunya sakit, bisa mengganggu bagian perangkat lainnya. Misalnya seseorang yang berada di lingkungan fisik yang toxic beracun akan merusak dimensi mentalnya. Begitu juga pikiran yang rusak depresi, akan menyebabkan gangguan kesehatan seperti liver, darah tinggi, stroke, dan serangan jantung. 


Salah satu upaya sederhana jika ingin meraih ketenangan mental, bisa melalui udaha fisik dengan mengkonsumsi makanan makanan thoyyiban, sehat tanpa efek samping. Tanaman herbal seperti kunyit dan mint juga mempunyai efek antidepresan, yang baik untuk kesehatan tubuh dan mental.


Selain itu, islam sudah mengajarkan bahwa di dalam tubuh ada segumpal darah, jika dia baik, maka baiklah seluruh tubuhnya. Bagian itu adalah hati, tempat dimensi mental.


Yuk, jaga kesehatan kita secara menyeluruh dari dimensi lahir dan dimensi batin.


Moch Ichsan Maulana, ketua PC LPNU Kabupaten Sukabumi


Ngalogat Terbaru