• logo nu online
Home Nasional Warta Sejarah Khutbah Taushiyah Kuluwung Ubudiyah Daerah Keislaman Syariah Obituari Risalah Doa Tokoh Tauhid Profil Hikmah Opini Wawancara PWNU Ngalogat Ekonomi Lainnya
Senin, 29 April 2024

Ngalogat

KOLOM KANG IQBAL

Perayaan Hari Kelahiran secara Sosiologis

Perayaan Hari Kelahiran secara Sosiologis
Perayaan Hari Kelahiran secara Sosiologis
Perayaan Hari Kelahiran secara Sosiologis

Memperingati Maulid Nabi Muhammad: Apa Perlunya?
Berlalu sudah seminggu Peringatan Maulid Nabi Muhammad secara formal oleh negara pada tahun ini melalui Hari Libur Nasional. Namun, di masyarakat perayaan dan peringatan hari lahir Nabi Muhammad ini masih berlangsung dengan berbagai bentuknya. Yang umum adalah ceramah oleh ajengan, ustad atau kyai tentang kisah kelahiran Nabi Muhammad, ajarannya dan perilakunya yang bisa dijadikan teladan dalam kehidupan Muslim.


Dalam perayaan ini, berbaur dengan kuat unsur-unsur agama dan budaya yang sering susah untuk dibedakan antara keduanya.  


Apa perlunya kita mengadakan peringatan dan perayaan maulid Nabi Muhammad? Dari sudut pandang sosiologis, perayaan ulang tahun atau hari lahir Nabi Muhammad  menawarkan wawasan menarik tentang kohesi sosial, pembentukan identitas kolektif, dan penguatan keyakinan agama dalam membentuk komunitas. 


Integrasi Sosial


Secara sosiologis, perayaan ulang tahun Nabi Muhammad berperan sebagai sarana untuk mempromosikan integrasi sosial. Perayaan ini memberikan kesempatan bagi setiap Muslim  dalam komunitas keagamaan untuk berkumpul, memperkuat rasa memilik mereka dan identitas bersama. Tindakan berkumpul untuk perayaan maulid memupuk rasa komunitas dan solidaritas sesama Muslim sebagai anggota komunitas Muslim, yang melampaui perbedaan individu. Pada ujungnya, ini membawa kepada kohesi sosial di antara penganut Islam.


Hal yang sama terjadi pada agama lain. Misalnya, dalam agama Kristen, perayaan ulang tahun Yesus Kristus, yang biasa dikenal sebagai Natal, menyatukan jutaan orang Kristen di seluruh dunia dalam perayaan bersama. Apakah di gereja, rumah, atau ruang publik, pengalaman kolektif merayakan kelahiran Yesus memperkuat ikatan iman dan memungkinkan individu untuk terhubung dengan orang lain yang memiliki keyakinan yang sama.


Formasi Identitas


Selain itu, perayaan maulid Nabi Muhammad memainkan peran penting dalam membangun identitas kolektif di kalangan umat Islam. Peringatan maulid berfungsi sebagai pengingat sejarah bersama, nilai-nilai, dan keyakinan kelompok. Ini berkontribusi kepada rasa kesinambungan dan tradisi dalam komunitas Muslim. Melalui perayaan ini, setiap individu Muslim tidak hanya terhubung dengan warisan agama mereka, tetapi juga secara aktif berpartisipasi dalam pemeliharaan dan evolusinya.


Hal serupa dapat juga dilihat pada agama lain. Dalam agama Hindu, perayaan ulang tahun Tuhan Krishna, yang dikenal sebagai Krisha Janmashtami, adalah contoh utama bagaimana peristiwa-peristiwa seperti itu membentuk identitas kolektif. Para penganut Hindu berkumpul untuk menyanyikan lagu-lagu pujian, menghidupkan adegan dari kehidupan Lord Krishna, dan terlibat dalam berbagai ritual. Perayaan ini memperkuat identitas Hindu dan berfungsi sebagai sarana untuk menyampaikan tradisi agama kepada generasi muda untuk memastikan adanya kesinambungan iman Hindu di masa depan. 


Memperkuat Keyakinan Agama


Terakhir, aspek sosiologis penting lainnya dari merayakan maulid Nabi Muhammad adalah memperkuat keyakinan dan nilai-nilai Islam. Perayaan ini sering melibatkan ritual, doa, dan ajaran yang menegaskan kembali keluhuran Islam. Melalui praktik ini, individu Muslim memperdalam ikatan mereka dengan agama mereka dan memperkuat komitmen mereka terhadap ajaran-ajarannya. 


Peringatan maulid Nabi Muhammad dirayakan dengan bacaan ayat-ayat Al-Qur’an, ceramah tentang kehidupan Nabi, dan amal sosial. Budaya dan agama berbaur dengan kuat di sini.  Perayaan ini tidak hanya menghormati Nabi, tetapi juga berfungsi sebagai pengingat ajaran-ajaran dasar Islam seperti cinta, keadilan, dan ikatan kebersamaan komunitas.


Dengan demikian, dapatlah dikatakan bahwa peringatan dan perayaan hari lahir Nabi Muhammad adalah fenomena sosiologis yang penting dan penuh makna bagi komunitas Muslim. Perayaan ini memainkan peran penting dalam membentuk integrasi sosial, membangun identitas kolektif dan memperkuat keyakinan agama kaum Muslim. Ini menyatukan penganut Islam, memperkuat rasa memiliki mereka, dan menyediakan platform untuk transmisi tradisi agama kepada generasi berikutnya. Pada intinya, sebagaimana peringatan pendiri agama-agama lainnya, peringatan maulid Nabi Muhamad merupakan lensa sosiologis yang kuat yang mana dengannya kita dapat lebih memahami peran agama dalam membentuk masyarakat manusia.


Asep M Iqbal, PH.d, Direktur Centre for Asian Social Science Research (CASSR)


Ngalogat Terbaru