Ngalogat

Hijrah Nabi Muhammad SAW: Pelajaran Mendalam untuk Kehidupan

Selasa, 9 Juli 2024 | 07:04 WIB

Hijrah Nabi Muhammad SAW: Pelajaran Mendalam untuk Kehidupan

Ilustrasi. (Foto: NU Online/freepik)

Oleh KH Aminuddin
Setelah dakwah Nabi Muhammad Saw semakin berkembang di Makkah, para pemimpin Quraisy merasa terancam oleh ajaran Islam yang disebarkan oleh Nabi. Mereka khawatir ajaran ini akan mengurangi kekuasaan dan pengaruh mereka di Makkah. Oleh karena itu, mereka merencanakan untuk membunuh Nabi Muhammad Saw guna menghentikan dakwah Islam.


Para pemimpin Quraisy berkumpul di Darun Nadwah untuk merencanakan pembunuhan ini. Abu Jahal, salah satu pemimpin Quraisy yang sangat memusuhi Nabi, mengusulkan agar mereka mengutus seorang pemuda dari setiap kabilah untuk secara bersama-sama menyerang dan membunuh Nabi Muhammad SAW. 


Dengan cara ini, tanggung jawab atas pembunuhan tersebut akan terbagi di antara banyak kabilah, sehingga keluarga Bani Hasyim (keluarga Nabi) tidak dapat menuntut balas terhadap satu kabilah saja.


Allah Swt menginformasikan rencana jahat ini kepada Nabi Muhammad Saw melalui wahyu. Nabi kemudian memutuskan untuk hijrah ke Madinah, sebuah kota yang telah menyambut dakwah Islam dan siap menerima Nabi dan para pengikutnya.


Nabi Muhammad Saw menyusun rencana hijrah dengan sangat hati-hati. Beliau meminta Ali bin Abi Thalib untuk tidur di tempat tidurnya dan menggunakan selimut Nabi, sementara Nabi sendiri akan meninggalkan rumahnya pada malam hari. Ini dilakukan untuk mengelabui para pembunuh yang mengintai rumah Nabi.


Ketika malam tiba, para pembunuh Quraisy mengepung rumah Nabi Muhammad Saw. Namun, dengan pertolongan Allah, Nabi Muhammad Saw berhasil keluar dari rumahnya tanpa diketahui oleh para pembunuh. Beliau kemudian bertemu dengan Abu Bakar, yang sudah menyiapkan segala sesuatu untuk perjalanan hijrah tersebut.


Perjalanan hijrah ini juga menunjukkan kesetiaan dan pengorbanan sahabat-sahabat Nabi. Abu Bakar, yang menemani Nabi selama hijrah, menunjukkan kesetiaannya dengan rela menghadapi berbagai bahaya demi melindungi Nabi. 


Salah satu kisah yang terkenal adalah ketika Abu Bakar dipatok ular saat bersembunyi di gua Tsaur, tetapi ia menahan rasa sakit agar Nabi Muhammad Saw tidak terbangun dari tidurnya.


Pelajaran Mendalam untuk Kehidupan


Hijrah Nabi Muhammad Saw dari Makkah ke Madinah pada tahun 622 M merupakan peristiwa monumental dalam sejarah Islam. Lebih dari sekadar perpindahan fisik, hijrah melambangkan awal mula berdirinya negara Islam pertama dan menjadi titik balik penting dalam perjuangan dakwah Rasulullah. Di balik peristiwa ini, terkandung hikmah-hikmah berharga yang sarat makna dan relevan hingga saat ini.


1.    Keteguhan Iman dan Keberanian dalam Memperjuangkan Kebenaran

Di tengah tekanan dan ancaman dari kaum kafir Quraisy, Nabi Muhammad Saw menunjukkan keteguhan iman dan keberanian luar biasa dalam memperjuangkan agama Islam. Beliau tidak gentar menghadapi intimidasi, bahkan ancaman pembunuhan sekalipun. 


Peristiwa ini menjadi teladan bagi umat Islam untuk senantiasa teguh dan sabar dalam memperjuangkan kebenaran, meskipun dihadapkan dengan berbagai rintangan dan cobaan.


2.    Semangat Pengorbanan dan Rela Berkorban

Hijrah Nabi Muhammad Saw mengajarkan kita tentang semangat pengorbanan dan rela berkorban. Beliau dan para sahabatnya meninggalkan segala kenyamanan hidup di Mekkah demi membangun kehidupan baru di Madinah. 


Pengorbanan mereka menunjukkan bahwa perjuangan menegakkan agama Allah Swt membutuhkan komitmen dan tekad yang kuat, serta kesiapan untuk meninggalkan hal-hal duniawi demi meraih kebahagiaan akhirat.


3.    Persaudaraan dan Ukhuwah Islamiyah

Hijrah Nabi Muhammad Sa ke Madinah melahirkan sebuah komunitas baru yang dikenal dengan istilah "Ummah Islam". Di Madinah, beliau mempersatukan kaum Muhajirin (yang berhijrah dari Mekkah) dan kaum Anshar (penduduk asli Madinah) dalam semangat persaudaraan dan ukhuwah Islamiyah. 


Hikmah ini mengajarkan kita tentang pentingnya menjaga persatuan dan kesatuan umat Islam, saling tolong-menolong, dan bahu-membahu dalam menegakkan kebaikan.


4.    Membangun Masyarakat yang Berkeadilan dan Beradab

Hijrah Nabi Muhammad Saw ke Madinah menjadi tonggak sejarah berdirinya negara Islam pertama. Di Madinah, beliau membangun masyarakat yang berlandaskan nilai-nilai Islam, menjunjung tinggi keadilan, dan menjunjung tinggi moralitas. 


Hikmah ini mengajarkan kita tentang pentingnya membangun masyarakat yang adil, harmonis, dan beradab, serta menjadikan Islam sebagai pedoman hidup dalam segala aspek kehidupan.


5.    Semangat Juang dan Pantang Menyerah

Hijrah Nabi Muhammad Saw merupakan bukti nyata dari semangat juang dan pantang menyerah dalam menghadapi berbagai rintangan dan cobaan. Meskipun dihadapkan dengan berbagai kesulitan dan permusuhan, beliau tidak pernah gentar dan terus berdakwah menyebarkan agama Islam. 


Hikmah ini mengajarkan kita untuk selalu optimis, pantang menyerah, dan terus berusaha dalam mencapai tujuan mulia, meskipun jalan yang ditempuh penuh dengan rintangan.


Hijrah Nabi Muhammad Saw adalah momentum penting untuk meningkatkan keimanan, ketaqwaan, dan semangat juang kita dalam menegakkan nilai-nilai Islam dan membangun kehidupan yang lebih baik. 


Peristiwa ini mengajarkan kita bahwa dengan keteguhan iman, semangat pengorbanan, persaudaraan, keadilan, dan semangat juang, kita dapat menghadapi segala rintangan dan mencapai tujuan yang mulia. Semoga kita bisa mengambil hikmah dari perjalanan hijrah ya Nabi Saw, wallahu a’lam.


Penulis merupakan Ketua Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kabupaten Kuningan