• logo nu online
Home Nasional Warta Sejarah Khutbah Taushiyah Kuluwung Ubudiyah Daerah Keislaman Syariah Obituari Risalah Doa Tokoh Tauhid Profil Hikmah Opini Wawancara PWNU Ngalogat Ekonomi Lainnya
Kamis, 25 April 2024

Ngalogat

Alumni, Pesantren, dan Lebaran Santri

Alumni, Pesantren, dan Lebaran Santri
Sumber foto: https://www.facebook.com/photo/?fbid=4826542030691495&set=a.431960743483001
Sumber foto: https://www.facebook.com/photo/?fbid=4826542030691495&set=a.431960743483001

Oleh Hadi M Musa Said
Ada tradisi yang mungkin ini hanya ada di pesantren-pesantren NU, satu tradisi di mana setiap menjelang haul di sebuah pesantren biasanya banyak sekali kegiatan-kegiatan dan yang direncanakan oleh para alumninya untuk ikut meramaikan sekaligus bersyukur atas nikmat yang telah didapatkannya, dan yang pasti doa bersama untuk para pendiri pesantren, hal ini tidak lepas dari nilai-nilai yang diyakini oleh para ulama dan santri yang mengandung keberkahan, demikian juga di pesantren  al-Hikamussalafiyah, Cipulus, Wanayasa, Purwakarta.

Sebuah tradisi yang baik harus terus dilestarikan dan dikembangkan agar menjadi tradisi kebaikan, walaupun ada sebagian orang mengatakan bid'ah karena mungkin ada sisi lain yang membuat mereka mengatakan bid'ah, seperti dalam rangkaian haul itu biasanya ada agenda ziarah kubur atau kepada makam para pendiri pesantren secara berjamaah untuk berkirim doa sekaligus memohon keberkahan kepada Allah SWT melalui wasilah para alim ulama yang sudah wafat dan biasanya dimakamkan di sekitar atau lingkungan pondok pesantren.

Selain agenda doa bersama seringkali momentum haul juga dijadikan sebagai ajang reuni antar alumni yang berkumpul di pesantren untuk saling bersilaturrahim dan menyapa satu sama lain dan melepas kangen karena setahun tidak bertemu atau bahkan lebih.

Di luar kegiatan formal haul pesantren yaitu doa bersama tahlil akbar dan reuni para alumni tentu banyak kegiatan yang lainnya seperti bazar, bakti sosial, santunan anak yatim, lomba baca kitab, dan lomba yang sifatnya hiburan antar asrama atau antar kamar (Kobong) di masing-masing Asrama, juga kegiatan yang lainnya.

Satu tradisi yang sangat baik untuk terus memberikan pengajaran pada generasi yang terus berganti, satu pelajaran di mana haul seringkali juga disampaikan tentang kisah-kisah teladan yang diceritakan oleh para orang tua kerabat saudara yang masih hidup yang menceritakan tentang kisah baik dari sohibul haul yang diperingati, teladan inilah yang dijadikan ibroh atau contoh untuk generasi setelahnya, tentu ini menjadi sangat penting karena sejarah selalu mencatat zamannya masing-masing dan melahirkan tokohnya. Pesantren Cipulus pun setiap bulan Muharam minggu terakhir selalu menjadi jadwal rutin tanpa harus diundang.

Menyelenggarakan haul pesantren di tengah suasana pandemi Covid-19 memang agak berbeda kita harus menyiapkan hal lain yang selama ini tidak dilakukan misal dengan protokol kesehatan yang ketat untuk tidak terjadinya penularan wabah Corona terhadap santri dan masyarakat sekeliling, tapi tidak mengurangi kehikdmatan peringatan haul para pendiri Pesantren yang sudah berumur 181 tahun tepatnya pesantren Cipulus berdiri tahun 1840 M.

Sejarah selalu menemukan cerita dan peristiwanya masing-masing yang menjadi penanda dari sebuah zamannya, hal inilah yang menjadi tanda dan ingatan kita semua bahwa hidup ibarat antrian yang semua orang akan kembali ke yang menciptakan  bahwa tugas manusia di bumi Allah SWT hanya sementara bahkan sangat singkat, dan tugas kita sebagai manusia, sebagai khalifatullahi fil ardhi adalah bagaimana menjalani takdir dengan penuh kebahagiaan dan tanggungjawab sebagai manusia.
Manusia adalah makhluk sosial yang punya keinginan dan harapan setiap tahun pada sisi lain kehidupannya butuh yang namanya sosialisasi dan pengakuan sebagai manusia yang punya tanggung jawab dan tentu saling ingin melepas kangen sekaligus saling mendoakan satu sama lain.

Di situlah manusia yang santri ini ingin terus merawat kegiatan-kegiatan seperti haul dan lainnya yang mendatangkan para alumninya, mereka tidak diundang secara langsung tapi bentuk pertanggungjawaban sebagai alumni sebuah pesantren adalah hal yang wajar dan sangat baik.

Mereka para alumni pesantren datang dengan sendiri tampa harus diundang secara formal, inilah yang dinamakan kesadaran bersama, solidaritas bersama dalam membangun kebersamaan yang lebih baik lagi.

Akhirnya haul memang sudah menjadi tradisi di kalangan pesantren atau bisa kita katakan lebarannya para santri untuk kembali melihat dan tidur kembali di pesantren, merasakan kembali masa-masa belajar dan menuntut ilmu, tidur di ubin, ketiduran saat mengaji, berdesak-desakan dalam kamar, mengantri saat mau mandi, berangkat bersama ke sekolah atau ngopi bersama di kantin-kantin pesantren, yang seringkali berhutang kalau belum dapat kiriman.

Itulah santri bereuni atau berlebaran saling bercerita satu sama lain, menanyakan kegiatannya apa, kerja di mana, sudah buka pesantren belum atau punya majelis mengajar ngaji. Semua bercengkerama seolah mengembalikan ingatan saat-saat tinggal di pesantren, dan rekaman di memori otak kepalanya seolah berputar lagi ke masa di mana masih di pesantren, bersenda gurau tertawa saling mengejek tapi sambil tertawa, semua sama saling bertegur sapa, bersliweran di jalanan lingkungan pesantren, wajah-yang sumringah dan bercahaya terlihat betul kegembiraannya.

Akhirnya selamat menikmati berlebaran santri para alumni pesantren dan menikmati suguhan makanan seadanya yang biasanya disuguhkan oleh para dewan pengasuh pesantrennya masing-masing, dan kalian adalah pemandu dan pelaku sejarah terbaik buat diri kalian sendiri.

Selamat dan salam santri hebat,  Indonesia kuat!

Penulis adalah santri Abah Cipulus
 


Ngalogat Terbaru