Nasional

Tegaskan Umat Islam Wajib Kaya, KH Said Aqil Siradj: Jangan Sampai Kita Meninggal Dunia, Anak Cucu Melarat

Rabu, 15 Januari 2025 | 18:06 WIB

Tegaskan Umat Islam Wajib Kaya, KH Said Aqil Siradj: Jangan Sampai Kita Meninggal Dunia, Anak Cucu Melarat

Mustasyar PBNU, KH Said Aqil Siradj. (Foto: NU Online Jabar/Muhammad Salim).

Garut, NU Online Jabar
Salah seorang Mustasyar Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Said Aqil Siradj mengungkapkan pentingnya umat islam harus kaya. Pernyataan tersebut diungkapkan saat mengisi tausyiah dalam peringatan haul pertama sesepuh Pondok Pesantren Hidayatul Faizien KH Aceng Mimar Hidayatullah bin KH Aceng Wajihadin bin Syaikhul Masyayikh Asy Syekh KH Aceng Muhammad Umar Bashri (Pesantren Fauzan).


Adapun peringatan haul tersebut dilaksanakan di Pondok Pesantren Hidayatul Faizin Kampung Urug Desa Cikedokan Kecamatan Bayongbong Kabupaten Garut. Sabtu (11/1/2025) lalu.


Dalam kesempatan tersebut, Kiai yang akrab disapa Buya Said tersebut menyebutkan bahwa pentingnya orang islam harus kaya karena ada perintah didalam Al-Qur'an. Menurutnya, keterangan dalam Al-Qur'an tersebut harus menjadi motivasi bagi kaum muslim untuk semangat bekerja. 


"Jangan sampai kalian meninggal dunia dan meninggalkan anak cucu yang melarat," jelas Buya Said.


Ia pun mencontohkan bahwa para sahabat dan para wali qutub yang kaya raya, namun sangat dermawan. Seperti halnya Sayidina Utsman bin Affan yang bersedekah gandum, dimana sedekah tersebut diangkut oleh 700 ekor unta. 


Begitu pula Wali Qutub Syekh Abdul Qadir al-Jaelani, tambah Kiai yang pernah menjadi Ketum Umum PBNU 2010-2021, saat berziarah ke makam Imam Syafi'i di Mesir, ia melihat masyarakat sekitar makam banyak yang tidak mampu, pada akhirnya ia membeli tanah seluas 1.000 ha yang semuanya diwakafkan kepada masyarakat tersebut. 


Buya Said bertanya kepada para jamaah. 


"Anda wali bukan?" Tanya Kang Said. 


"Bukan!" Jawab para jamaah


"Kaya tidak?" Tanya kembali Kang Said.


"Tidak!" Jawab kompak para jamaah


"Dermawan tidak?" 


"Tidak!" Jawab kembali jamaah sambil diiringi gelak tawa.


Buya Said juga mengajak agar para ulama, khususnya para santri untuk memiliki azimah, karena menurutnya, manusia yang memiliki azimah akan mencapai kesuksesan yang diiringi dengan ilmu. Tambahnya, orang yang memiliki azimah akan menghadapi masalah besar karena dianggap kecil, berbeda halnya dengan yang tidak memiliki azimah. 


Selain itu, iapun mengajak ulama, khususnya para santri untuk menjadi manusia pintar. Buya Said menilai, kebodohan merupakan sebuah dosa. 


"Pintar itu wajib, bodoh itu dosa," tegasnya.


Sebagai informasi, turut hadir dalam kesempatan tersebut Bupati Garut Terpilih Abdusy Syakur Amin, Katib Syuriah PWNU Jawa Barat KH Fatahilah, Rais Syuriah dan Ketua Tanfidziyah PCNU Garut KH R Amin Muhyiddin Maolani dan KH Atjeng Abdul Wahid, Para pimpinan Pondok Pesantren, santri, alumni dan ribuan masyarakat lainnya.