Nasional HAJI 2025

Pengurangan Jumlah Petugas Jadi Tantangan Besar Ibadah Haji 2025

Jumat, 24 Januari 2025 | 08:00 WIB

Pengurangan Jumlah Petugas Jadi Tantangan Besar Ibadah Haji 2025

Ketua Komnas Haji, Mustolih Siradj. (Foto: instagram @mustolihsiradj)

Bandung, NU Online Jabar 
Komisi Nasional Haji (Komnas Haji) memproyeksikan penyelenggaraan ibadah haji 2025 M/1446 H menghadapi tantangan besar, terutama terkait kebijakan pengurangan drastis jumlah petugas haji yang ditetapkan oleh pemerintah Arab Saudi. 


Tahun ini, jumlah petugas haji Indonesia dipangkas menjadi sekitar 2.100 orang, dari sebelumnya 4.200 orang, yang hanya mencakup 1% dari total jamaah haji Indonesia yang berjumlah 221.000 orang.


Ketua Komnas Haji, Mustolih Sirajd, menyatakan bahwa jumlah petugas yang sangat terbatas ini jelas tidak ideal mengingat jumlah jamaah yang besar. "Ketika belum dikurangi saja jumlah petugas masih belum cukup, apalagi ini dikurangi. Soal ini akan menjadi titik krusial," ujarnya seperti dikutip dari laman NU Online, Jumat (24/1/2025).


Pengurangan jumlah petugas tersebut dikarenakan kebijakan Arab Saudi untuk memperkuat rasio jumlah petugas dengan mengoptimalkan layanan digital. Hal ini berimplikasi pada rasio pendampingan yang akan menjadi 1 petugas untuk 100 jamaah. Sebelumnya, dengan 4.200 petugas, satu petugas dapat melayani 50 jamaah.


Mustolih menambahkan, simulasi tersebut menunjukkan bahwa setiap keloter yang berjumlah 300 hingga 400 jamaah hanya akan didampingi oleh 3 petugas. "Kondisi ini tentu sedikit banyak akan berpengaruh terhadap layanan dan kelancaran haji," jelasnya.


Kekhawatiran utama Mustolih adalah kekurangan petugas yang dapat menimbulkan masalah, terutama di kawasan Armuzna pada saat-saat krusial seperti menjelang, puncak, dan pasca-puncak haji. Tanpa cukup petugas, jamaah bisa tersesat atau tercerai berai dari rombongannya, dan layanan tidak akan optimal.


Selain itu, ia mengingatkan bahwa tidak semua jamaah memahami medan di tanah suci atau dapat mengoperasikan layanan digital, terutama di kalangan lansia. Pasca-Armuzna, stamina petugas juga cenderung menurun, yang berpotensi memperburuk situasi.


"Karena itu, pemerintah harus terus berusaha meyakinkan Arab Saudi agar kebijakan pengurangan petugas bisa ditinjau ulang, mengingat jamaah haji Indonesia memiliki latar belakang yang sangat beragam," kata Mustolih.


Jika kebijakan tersebut tetap diberlakukan, ia menekankan bahwa petugas haji dan semua pihak terkait harus bekerja ekstra keras, dari petugas pusat hingga petugas lapangan, seperti ketua rombongan dan ketua regu.


 "Petugas yang direkrut harus yang benar-benar sehat, kuat fisiknya, dan memahami medan di tanah suci serta manasik haji," tegasnya.
Â