• logo nu online
Home Nasional Warta Sejarah Khutbah Taushiyah Kuluwung Ubudiyah Daerah Keislaman Syariah Obituari Risalah Doa Tokoh Tauhid Profil Hikmah Opini Wawancara PWNU Ngalogat Ekonomi Lainnya
Sabtu, 27 April 2024

Nasional

PBNU Tegaskan Covid-19 di Pesantren Bukanlah Aib

PBNU Tegaskan Covid-19 di Pesantren Bukanlah Aib
Ketua Rabithah Mahad Islamiyah (RMI) PBNU KH Abdul Ghaffarrozin
Ketua Rabithah Mahad Islamiyah (RMI) PBNU KH Abdul Ghaffarrozin

Jakarta, NU Online Jabar
Ketua Rabithah Ma'ahid Islamiyah (RMI) PBNU KH Abdul Ghaffar Rozin menegaskan bahwa langkah pesantren menghadapi Covid-19 harus hati-hati. Tidak bisa misalnya pesantren langsung memulangkan santri ke rumah orang tua mereka. Jika keputusan memulangkan santri tanpa ada pemahaman yang jelas serta perencanaan yang jelas.

“Itu sangatlah berbahaya,” katanya saat membuka Pelatihan Strategi Mitigasi Covid-19 di Pesantren, Ahad (8/11) pagi sebagaimana dimuat NU Online.   

Demikian juga, kata dia, saat wali santri mengambil anak mereka, harus ada prasyarat yang harus dipenuhi. Bagaimana wali santri memahami hal itu, harus menjadi kebijaksanaan pesantren. Ia menegaskan kecepatan dan ketepatan menangani Covid-19 menjadi momentum yang berharga,” katanya.  

“Langkah awal yang saya kira kita perlu lakukan adalah berpikir bahwa ini bukanlah aib. Kita siapa pun yang terkena apa namanya Covid-19 ini bukanlah aib. Saya kira kalau kita sudah beranjak kita berangkat dari pemahaman Covid-19 ini bukan aib, maka kemudian menutup-nutupi secara utuh dan menutup-nutupi sampai kemudian membahayakan para santri dan para kiai," kata dia.   

Kesan menutup-nutupi, katanya, namun menimbulkan bahaya penularan lebih banyak, menurutnya bukan keputusan yang bijaksana.  

“Penularan Covid-19 sangat luar biasa. Saat ini orang mulai tidak aware, pesantren harus  mengikuti pencegahan Covid-19 dengan istiqamah dan sabar,” tegasnya. 

Menurutnya, ketahanan melakukan pencegahan Covid-19 di pesantren semacam ujian untuk istiqamah dan kesabaran. 

"Ini menguji kesabaran kita, di mana dua hal itu, istiqamah dan sabar, sejak lama secara turun-temurun menjadi tradisi pesantren," kata Gus Rozin. 

Bagaimana mungkin kita bisa mengajarkan istiqamah dan sabar, kata Gus Rozin, tetapi ketika kemudian kita dihadapkan pada sesuatu semacam Covid-19 kita merespons dengan gupuh atau tergopoh-gopoh. 

Editor: Abdullah Alawi  


 


Nasional Terbaru